Pembalasan Mantan Istri

Keesokan harinya, David sedang meeting penting bersama Rara dan juga Leon. Mereka bertiga membahas urusan bisnis terbaru di bidang kecantikan dan kesehatan. Sangat jauh melenceng dari usaha David peninggalan keluarganya yakni di bidang properti dan perhotelan.

Ya, David sengaja membangun usaha barunya di Indonesia di luar bisnis utama keluarganya. Tercetus ide bersama Rara mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan dan kesehatan.

Bidang yang menjadi favorit idaman para wanita. Menjadi cantik itu impian dan dambaan setiap wanita. Cantik yang identik dengan mindset kebanyakan orang pada umumnya di luar sana bahwa cantik itu harus langsing, putih dan tanpa cacat fisik.

Rara ingin mengubah pola pikir tentang itu semua bahwa cantik tak harus langsing dan putih. Cantik fisik memang cukup penting namun kaya hati jauh lebih penting dalam membentuk jiwa sehingga terpancar kecantikan alami dalam diri wanita tersebut.

Dan poin terpenting bahwa cantik juga harus tetap sehat. Sehingga mengkonsumsi obat-obatan atau jamu kecantikan tetap harus dilihat bahan yang sehat untuk tubuh. Karena kesehatan jauh lebih mahal dari segala harta yang kita miliki.

"Good. Konsep yang brilian untuk tender bulan depan yang wajib kita menangkan," ucap David setelah mendengar penjelasan proposal tender terbaru dari Rara.

"Thanks Dav," ucap Rara seraya tersenyum.

"Untuk?" tanya David seraya melirik Rara.

"Semuanya," jawab Rara antusias.

"Hem," jawab David singkat.

"Ehem," dehem Leon menyela.

"Kamu mau aku kirim ke Afrika buat beternak gajah!" ketus David menatap Leon tajam.

"Maaf Tuan menyela sebentar. Ada hal penting yang terlewatkan," ucap Leon.

"Apa?" tanya David dan Rara secara kompak menatap Leon dengan tatapan serius.

"Astaga, Tuan sama Non Rara kompak bener jawabnya. Pasti berjodoh," cicit Leon mencairkan suasana ketegangan dan kecanggungan.

Leon sebagai asisten pribadi David sangat tahu betul betapa dalamnya cinta sang majikan pada Rara. Dan ia melihat dua insan teman baik tersebut ada sedikit kecanggungan dan jarak sejak kemarin.

Leon pun tentu tahu penyebabnya. Walaupun David tak bercerita padanya tetapi cctv mansion yang tentunya ada di genggaman tangannya bisa ia lacak dan dengarkan dengan jelas pembicaraan kedua insan tersebut yang tengah menghadapi dilema.

David sangat mencintai Rara dan ingin selalu berada di dekat wanitanya. Mampu memberikan cinta dan kasih sayang yang penuh hanya untuk Rara seorang.

Akan tetapi di sisi lain, Rara masih pelik untuk menata hatinya. Trauma atas kegagalan rumah tangganya serta luka pengkhianatan mantan suami dan sahabatnya, masih membekas di hatinya. Belum mampu membuka hatinya untuk memberi sebuah tempat pada nama baru di sanubarinya.

"Cepat katakan, Leon! Jangan basa-basi jika kamu ingin tetap merasakan enaknya makan nasi atau kentang. Seketika saat ini juga aku bisa merubahmu menjadi pemakan rumput di Afrika. Sekalian kamu bisa berkembang biak di sana!" ucap David dengan ketus.

Rara tersenyum tipis melihat Leon merubah mimik wajahnya menjadi kusut nan cemberut karena ledekan David.

"Tuan adalah Direktur Utama PT. MENOR. Sedangkan Nona Rara sebagai Komisaris Utama di sana_," ucapan Leon terpotong.

"Ya betul. Aku tahu. Terus masalahnya apa?" tanya David yang tak sabaran.

Rara hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah David yang tak berubah sejak dulu. Jika menyangkut urusan Rara, David selalu menjadi orang yang tak sabaran. Membuat Leon harus banyak-banyak beristighfar dan ekstra sabar.

"Para kompetitor kita termasuk PT. GINCU, perusahaan tempat kerja Pram dan Anita_" ucapan Leon kembali terpotong.

"Jangan sebut nama duo iblis itu di rumahku. Bikin aku darting saja!" titah David dengan ketus.

"Baik, Tuan. Maksud saya perusahaan tempat kerja duo iblis itu dan juga kompetitor lain, yang mereka tahu PT. MENOR dimiliki dan dikelola oleh sepasang suami istri dari Singapura. Jadi_" ucapan Leon kembali untuk yang ketiga kalinya terpotong saat belum selesai.

Leon pun hanya bisa menghela nafas dalam. Dan hatinya tengah komat-kamit membaca mantra kesabaran serta memutar bola matanya jengah melihat kelakuan majikannya yang spesial ini.

Padahal dahulu saat di Eropa, David tidak seperti ini. Sejak Rara berada di sampingnya, David menjadi orang yang paling antusias mendukung apapun yang terbaik untuk Rara. Hanya Rara, Rara dan Rara. Urusan lainnya berada di urutan nomor ke sekian.

Sehingga sifat posesif dan tak sabaran jika menyangkut Rara selalu muncul menjadi yang terdepan.

"Jadinya kenapa? Kalau bicara jangan setengah-setengah, Leon. Dan bola mata kamu, kenapa begitu? Kamu meledekku? Minta ganti jadi bola kasti di situ!" ucap David menatap Leon secara tajam bak sebilah samurai.

Rara pun mengelus pundak Leon. Hal ini justru memantik singa jantan di samping Rara semakin mengeluarkan asap hitam tak kasat mata.

"Pergi kamu Leon! Terus ganti bajumu dan buang baju yang kamu pakai sekarang!" perintah David menatap garang pada Leon.

"Astaga, tolong lindungi hamba ya Tuhan. Dari amukan singa bucin di depanku ini. Tinggal bawa Nona Rara ke KUA saja, aku yang harus turun tangan. Dasar bos gak sat set sat set! Ntar Non Rara digondol kucing lain, curhat empat puluh hari empat puluh malam ke aku gak kelar-kelar. Nasib...nasib..." batin Leon mengeluh.

"Sabar dong, Dav. Jangan emosi. Leon kan lagi bicara. Dari tadi kamu nyela dia terus. Kapan dia kelar bicaranya coba," cicit Rara seraya meredam semuanya.

Tangan Rara pun terulur tanpa sadar mengelus pundak David. Bak medan magnet bertemu logam membuat singa jantan tersengat aliran listrik tak kasat mata.

Cintanya semakin berkobar pada Rara. Karena perhatian kecil itu membuat yang awalnya singa jantan tengah emosi, mendadak berubah jadi kucing manis.

"Ayo Leon teruskan yang kamu bicarakan sama kami," ucap David seraya tersenyum.

"Kalau sudah dielus pawangnya baru tuh senyum muncul. Dasar bucin!" batin Leon menggerutu.

"Jangan mengumpati diriku, Leon!" ucap David.

"Ya, ampun! Tuan beneran punya prewangan ini. Aku harus hati-hati. Buktinya aku ghibahin dalam hati juga dia tahu. Serem euyyy bule punya prewangan. Aku saja yang pribumi enggak punya. Sepertinya sebelum tidur aku harus lempar garam yang banyak depan kamarku," batin Leon.

Rara tertawa kecil melihat pola tingkah bos dan asisten yang lucu ini baginya.

"Ehem, begini Tuan. Karena publik tahunya kalian berdua adalah suami istri. Maka Tuan dan Nona pun wajib menikah secara resmi untuk meyakinkan mereka semua. Dikarenakan jika hanya menikah di bawah tangan ataupun pernikahan kontrak, khawatir celah kelemahan tersebut dicari pihak lain untuk menjatuhkan Tuan dan Nona. Jadi jalan yang terbaik hanya satu yakni menikah," ucap Leon dengan tegas.

Deg...

🍁🍁🍁