Karena pengkhianatan suami dan adik tirinya, Lyara harus mati dengan menyedihkan di medan pertempuran melawan pasukan musuh. Akan tetapi, takdir tidak menerima kematiannya.
Di dunia modern, seorang gadis bernama Lyra tengah mengalami perundungan di sebuah ruang olahraga hingga harus menghembuskan napas terakhirnya.
Jeritan hatinya yang dipenuhi bara dendam, mengundang jiwa Lyara untuk menggantikannya. Lyra yang sudah disemayamkan dan hendak dikebumikan, terbangun dan mengejutkan semua orang.
Penglihatannya berputar, semua ingatan Lyra merangsek masuk memenuhi kepala Lyara. Ia kembali pingsan, dan bangkit sebagai manusia baru dengan jiwa baru yang lebih tangguh.
Namun, sayang, kondisi tubuh Lyra tak dapat mengembangkan bakat Lyara yang seorang jenderal perang. Pelan ia ketahui bahwa tubuh itu telah diracuni.
Bagaimana cara Lyara memperkuat tubuh Lyra yang lemah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Lyra! Kau membunuh orang!" pekik Myra begitu tiba di tempat kejadian.
Lengkingan suara yang tak pernah ingin Lyra dengar untuk seumur hidup. Suara pengkhianat yang merebut suami dan merenggut nyawanya. Lyra mendongak, angin malam berhembus cukup kencang menerbangkan rambutnya yang digerai.
Aura dingin menusuk menguar dari matanya yang tajam serupa bilah pedang yang siap menyerang. Lyra menegakkan tubuh, bertemu dengan Myra secara langsung adalah hal yang dia tunggu. Malam itu, segala dendam yang dibawa jiwa Lyara memberikan kekuatan yang tak terbatas pada tubuh Lyra.
"Aku menunggu pertemuan ini!" katanya dingin menusuk.
Lyra berjalan pelan, matanya yang sayu kali ini menatap nyalang. Menghantarkan bara dendam yang tak akan pernah padam. Setiap ketukan langkah membawa ancaman yang mematikan. Myra dan antek-anteknya dibuat merinding. Hati mereka bergetar, tubuh gemetar. Sosok di hadapan mereka terlihat seperti seseorang berzirah emas menyeret sebuah pedang yang tajam.
Dalam hitungan detik, Lyra sudah berhadapan dengan Myra. Sekali gerakan tangannya mencengkeram leher wanita itu dengan sangat kuat.
"A-apa yang kau lakukan? K-kau ingin membunuhku?" ucap Myra terbata-bata.
Wajahnya memucat, kedua tangannya memukul-mukul tangan Lyra yang berada di lehernya.
"Hei, lepaskan Nona Myra! Tuan Xavier tidak akan memaafkan mu!" Pelayan-pelayan Myra membantunya melepaskan cengkeraman Lyra.
Namun, tak cukup kuat untuk melawan kekuatan gadis itu, ia menoleh pada mereka. Kemudian, mendorong satu per satu tubuh itu ke dalam kolam. Kali ini tak ada yang membantu Myra, dia menatap cemas pelayannya sembari mencoba melepaskan cengkeraman Lyra.
Nira tersenyum puas melihat Myra yang meronta kesakitan. Suara rintihan itu cukup membuat hatinya merasa senang.
"Lyra! Apa yang kau lakukan! Lepaskan Myra!" bentak Xavier yang datang dengan cepat dan membantu Myra terlepas dari cengkeraman Lyra.
"Lyra!" Hentakan itu melepaskan tangan Lyra dari leher Myra.
Lyra menghempaskan tubuh Myra dengan menggunakan sisa tenaganya sampai ia tercebur ke dalam kolam. Tanpa ragu, Xavier melompat ke dalam air untuk menyelamatkan kekasihnya itu.
"Nira! Apa dia sudah mengaku?" tanya Lyra menahan segala kelemahan yang dirasakan tubuhnya.
"Belum, Nona."
"Apa yang kau lakukan? Kenapa kau mendorong Myra ke dalam air?" bentak Xavier setelah membawa Myra ke tepi kolam.
"Apa yang aku lakukan kau sudah melihatnya sendiri." Lyra melengos, berbalik mendekati Nira yang menahan laki-laki penyusup itu.
Dia berubah.
"Lyra ingin membunuh orang di sini, aku hanya mencoba untuk menghentikannya. Itu saja, Xavier, tapi dia melakukan ini kepadaku," adu Myra sambil menangis seolah-olah dialah yang paling menyedihkan.
Lyra mendengus, tersenyum sinis kemudian. Dia berdiri tepat di sebelah kepala penyusup tersebut. Memandangnya dengan saksama, cukup membuat gentar laki-laki yang sudah tak berdaya ini.
"Orang yang menyuruhmu sudah datang. Kau pikir dia akan menyelamatkan dirimu? Dia tidak mengerti arti kesetiaan. Bahkan, jika nyawamu melayang dia tidak akan pernah peduli," ucap Lyra memprovokasi laki-laki itu.
Mata si penyusup mendelik, melirik Myra yang berada dalam pelukan Xavier.
"Apa maksudmu, Lyra! Aku tahu kau tidak suka padaku, tapi kau tidak bisa seenaknya memfitnahku seperti itu. Aku tidak mengenalnya, jangan sembarangan bicara!" teriak Myra panik.
Lyra tertawa kecil, mengangkat sebelah alis dengan mata tak lepas dari laki-laki di bawahnya.
"Kau lihat! Dia sama sekali tidak peduli padamu. Kali ini aku membiarkanmu hidup untuk merenung, tapi aku yakin seseorang menginginkan nyawamu. Pandai-pandailah bersembunyi agar tidak ditemukan," ujar Lyra seraya mengangkat kepala menatap Nira.
"Nira! Kita kembali saja, seseorang akan membereskan laki-laki ini untuk kita. Tidak perlu mengotori tangan kita untuk menghukumnya," titah Lyra yang diangguki oleh Nira.
Mereka berbalik dan berjalan lurus ke depan tanpa mempedulikan Xavier yang menatapnya bingung.
"Tunggu! Kau tidak bisa pergi begitu saja. Kau harus dihukum karena telah membuatku seperti ini," hardik Myra lantang.
"Pastikan saja laki-laki itu, apa kau mengenalnya? Baru datang untuk menghukum ku!" Lyra tak acuh, dia bahkan tidak menghentikan langkahnya.
Terus berjalan menuju kamar tanpa ingin menoleh lagi.
Dia berbeda. Sungguh, dia tidak seperti Lyra yang biasanya.
"Tyan! Seret orang ini ke penjara bawah tanah!" titah Xavier kepada ajudannya.
"Baik, Tuan!"
"Eh, Xavier. Kau tidak mempercayai ucapan Lyra, bukan? Kenapa tidak membiarkannya pergi saja?" ucap Myra panik.
"Aku tahu kebenarannya."
makin greget jadinya /Hey//Hey/
ayo up lagi thor.. tar kl kelamaan nahan napas bs pingsan nih.. 😂😂😍😍
terungkap