Amira Khairinisa, tiba-tiba harus menerima kenyataan dan harus menerima dirinya menjadi seorang istri dari pria yang bernama Fajar Rudianto, seorang ketos tampan,dingin dan juga berkharisma di sekolahnya.
Dia terpaksa menerima pernikahan itu karena sebuah perjodohan setelah dirinya sudah kehilangan seseorang yang sangat berharga di dunia ini, yaitu ibunya.
Ditambah dia harus menikah dan harus menjadi seorang istri di usianya yang masih muda dan juga masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA, di SMA NEGERI INDEPENDEN BANDUNG SCHOOL.
Bagaimanakah nantinya kehidupan pernikahan mereka selanjutnya dan bagaimanapun keseruan kisah manis di antara mereka, mari baca keseluruhan di novel ini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon satria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17.
Di samping Amira yang sedang mencemaskan suaminya, di sisi lain Fajar langsung bertemu dengan ketiga sahabat nya yang lain, yaitu, Denis, Jay dan juga Isan, dan langsung bertanya perkembangan pencarian pelakunya kepada mereka.
" Gimana?" tanya Fajar kepada mereka.
" Kita gak nemu apa-apa, disini." jawab Denis sambil menghembuskan nafasnya dengan kasar.
" Disini, kejadian nya?" tanya kembali Fajar sembari menunjuk ke atas aspal yang sempat menyisakan keributan dan kejadian yang menimpa temanya Faisal.
" Iya, Jar, mereka nyerang Faisal disini." jawab Isan.
" Kalo gitu ayo ikut gue ke kantor pengawasan." pinta Fajar pada ketiga sahabatnya.
Kemudian dengan cepat dan juga tanpa basa-basi lagi, dia pun langsung berbalik kembali dan langsung menaiki motornya untuk mendatangi kantor pengawasan/CCTV, yang langsung diikuti oleh ketiga temannya dari belakang.
...🖤🖤🖤🖤🖤...
Sesampainya mereka disana, mereka pun langsung masuk kesana dan langsung menemui, kepala pengawas yang tengah bertugas di kantor pengawasan itu
Namun sayangnya, mereka tidak bisa mendapatkan akses dan juga izin oleh kepala pengawas itu untuk bisa mereka lihat rekaman video CCTV itu.
" Maaf, Dek, kami tidak bisa menunjukkan rekaman ini sembarangan." ucap kepala pengawas itu dengan tegas.
Namun hal itu tidak membuat Fajar menyerah, mau bagaimana pun, mereka harus mendapatkan rekaman CCTV itu, supaya Faisal bisa mendapatkan keadilan.
" Anda pasti tau, beberapa jam yang lalu di tempat itu telah terjadinya pengeroyokan, dan korban pengeroyokan itu adalah teman kami, kami meminta kepada anda untuk bisa memperlihatkan video itu, supaya kami tau siapa pelakunya." ucap Fajar panjang lebar, dia mengatakan itu dengan serius, dia benar-benar sangat membutuhkan rekaman itu saat ini juga.
" Namun pihak...." ucap kepala pengawas terpotong.
" Apakah anda ingin kami laporkan karena sudah menyembunyikan dan sudah membiarkan aksi kejahatan?" tanya Fajar, memotong ucapan kepala pengawas sebelumnya.
Fajar juga sangat tau tentang hukum yang berlaku, yang membuat kepala pengawas itu tidak bisa mengelak atau menolak permintaan dari Fajar itu, dia juga sangat salut kepada Fajar meskipun muda namun cara berpikir dan pengetahuan tentang hukum nya sangatlah luas, yang membuat dirinya tidak bisa berkutik dengan ucapan anak muda yang berada di hadapannya itu.
" Baik, saya akan memperlihatkan rekamannya." ucap kepala pengawas yang akhirnya mengijinkan Fajar dan ketiga temannya melihat video itu.
" Nah, dari tadi kek, susah amat, sampai harus muter-muter dulu baru di kasih, ngabisin waktu aja." cibir Denis yang sejak tadi hanya menjadi pengamat, selama Fajar melakukan negosiasi dengan kepala pengawas itu.
" Sttt, jangan berisik!" ucap Jay yang langsung memukul tengkuk leher Denis, karena Denis telah menganggu fokus mereka, padahal mereka hanya ingin melihat rekaman CCTV itu saja.
Seketika Denis pun langsung terdiam dan fokus mereka pun kini kembali kepada layar monitor, mereka mencari rekaman CCTV disaat kisaran waktu Faisal telah mengalami kejadian pengeroyokan tersebut.
" Sialan!, ternyata mereka lagi, dasar biang onar! gak ada kerjaan lain apa selain nyusahin orang!" ucap Denis yang langsung mengumpat, begitu mereka menemukan video itu, dan rekaman itu memperlihatkan sekolompok orang anak muda yang mengenakan jaket dan motor yang sangat mereka kenal.
" Gak kapok apa, mereka selalu bikin onar sama kita?" ujar Jay yang sama-sama mulai emosi.
Dia dan Denis kali ini benar-benar sudah tidak bisa menahan amarah mereka, sehingga mereka langsung mengumpat seperti itu.
Namun berbeda dengan Fajar dan juga Isan yang sama-sama masih fokus melihat rekaman CCTV itu sampai tuntas.
Derttt....Derttt....Derttt.
Getaran suara ponsel pun tiba-tiba terdengar di saku jaket milik Fajar, Fajar pun langsung segera meraih ponselnya kemudian memeriksa siapa yang telah menelpon nya itu.
" Stop dulu pemutarannya." perintah Fajar, hingga rekaman CCTV itupun langsung terjeda.
" Siapa?" tanya Isan.
" Rangga." jawab Fajar, begitu melihat kontak nama di layar panggilannya.
Dia menjawab pertanyaan Isan sekaligus menjawab telpon dari Rangga.
" Kenapa?" tanya Fajar begitu panggilan mereka terhubung.
" Faisal udah siuman, kalian buruan balik kesini." jawab Rangga di sebrang sana.
" Alhamdulillah." ucap syukur serentak teman-teman nya Fajar yang mendengar kabar baik itu termasuk juga dengan Fajar.
" Kita balik sekarang." ajak Fajar kepada para sahabatnya itu.
Kemudian dia pun langsung memutuskan sambungan telponnya, tanpa menunggu lagi respon dari sebrang panggilan itu.
" Pak, tolong kirimin rekaman ini." pinta Fajar kepada kepala pengawas.
" Baik, saya kirimkan sekarang."
Kepala pengawas pun langsung menyetujui hal itu tanpa banyak perdebatan seperti sebelumnya.
Dia tau, walaupun dia enggan memberikannya, tetapi akhirnya dia sudah jelas kalau Fajar pasti akan mendapatkan rekaman itu.
Hingga akhirnya rekaman CCTV itu benar-benar sudah berhasil mereka dapatkan.
" Makasih atas kerjasamanya!" ucap Fajar sambil mengulurkan tangannya kepada kepala pengawas itu.
Dan kepala pengawas itupun langsung meraih uluran tangan dari Fajar, sehingga mereka berjabat tangan dengan singkat.
Setelah semua nya sudah selesai, mereka pun langsung keluar dari kantor kemanan, dan langsung kembali ke rumah sakit.
" Lewat jalan pintas nanti." ucap Fajar kepada Isan, yang sejak tadi berjalan di samping nya.
" Siap." ujar Isan yang langsung setuju, tanpa menanyakan alasannya, karena dia sudah tau akan hal itu.
Setelah mendapatkan arahan itu, merekapun langsung pergi meninggalkan kantor pengawasan itu, dan segera kembali kerumah sakit tempat dimana Faisal dirawat.
TO BE CONTINUE.
mampir dinovelku juga ya/Pray/