Karamel Vyora Antares memutuskan untuk mengakhiri rumah tangga nya setelah mengetahui bahwa suaminya Rakhayasa Kafka Majendra masih mencintai mantan kekasihnya, bahkan Kafka berencana akan menikahi kekasihnya.
Vyora akhirnya lebih memilih pergi dan merelakan suaminya bersama mantan kekasihnya. Namun saat Vyora dan Kafka resmi bercerai ternyata Vyora sedang mengandung benih Kafka.
Akankah Vyora kembali pada Kafka demi benih yang sedang dikandungnya?
"Aku akan mendapatkan mu kembali apapun caranya" Rakhayasa Kafka Majendra.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan dwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dosen Gadungan
Daddy Rion memperlihatkan postingan Raga pada Mommy Mora dan Karel. Video sepasang anak kembar yang sedang berceloteh riang. Wajah mereka yang sangat mirip dengan Kafka sedangkan tingkahnya persis seperti Vyora.
Bukan hanya Daddy Rion saja, Mommy Mora dan Karel juga sangat yakin sepasang anak kembar itu adalah anaknya Kafka dan Vyora. Untuk memastikannya, Daddy Rion langsung menghubungi Kafka dan meminta penjelasan. Namun sayangnya, Kafka tidak bisa dihubungi.
Sampai akhirnya Daddy Rion menghubungi Raga untuk menanyakan keberadaannya. Bukannya Raga yang mengangkat panggilannya, tapi Khavi dan Khavya. Tentu saja Daddy Rion sangat bahagia dan langsung mengubah panggilannya menjadi panggilan video.
"Lihatlah Dad, mereka persis seperti Kafka, kan?" Mommy Mora terus memperhatikan wajah Khavi dan Khavya di layar ponselnya.
Wajah Kafka kecil terpampang nyata disana disertai dengan celotehan khas anak-anak. Mommy Mora sampai menitikan air matanya, melihat tingkah kedua bocah itu mengingatkan nya pada Vyora, menantu rasa anak kandung nya.
"Hai ... Glandpa, Glandma." Khavi dan Khavya melambaikan tangannya pada Grandpa dan Grandma nya. "Aku Avi dan ini Vya."
Bocah kembar itu memperkenalkan dirinya pada Grandpa dan Grandmanya. Saat mereka asik bercerita, Kafka dan Vyora datang untuk mengajak mereka pulang. Vyora tidak menyadari Khavi dan Khavya sedang melakukan panggilan video, tiba-tiba saja mendengar suara Mommy Mora memanggilnya.
"Vy, Mommy rindu." Mommy Mora menangis menatap Vyora yang berada di layar ponselnya.
Vyora yang juga sangat merindukan Mommy Mora, tak kuasa menahan air matanya. "Vyo juga rindu, Mom."
Kafka sangat terharu melihat kedekatan Mommynya dan Vyora yang dia ketahui dari dulu sangat dekat. Kafka kemudian mengambil alih ponsel Raga dan berbicara serius dengan keluarganya.
"Dad, Mom, Kafka sedang di London. Mommy dan Daddy bisa ke sini, kan? Aku akan kirimkan alamatnya." Kafka kemudian mematikan panggilannya sepihak, membuat Daddy Rion di sana mengumpat putra sulungnya itu.
"Dasar anak kurang ajar, dosen gadungan!"
...----------------...
Kafka mengantarkan Vyora dan anak-anaknya pulang dengan Raga yang menjadi supirnya. Kafka, Vyora dan kedua anaknya duduk dibelakang membuat Raga benar-benar seperti supir sungguhan.
"𝘊𝘰𝘣𝘢 𝘢𝘫𝘢 𝘗𝘳𝘪𝘴𝘪𝘭𝘢 𝘪𝘬𝘶𝘵, 𝘢𝘬𝘶 𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘯𝘪," 𝘨𝘦𝘳𝘶𝘵𝘶 𝘙𝘢𝘨𝘢.
Sepanjang perjalanan Khavi dan Khavya tidak berhenti berceloteh. Tidak ada kecanggungan sama sekali antara kedua bocah kembar itu dengan Kafka. Bahkan sudah seperti kenal lama, padahal ini adalah kali pertama mereka bertemu. Mungkin karena kedua anak-anak itu mewarisi sifat Vyora yang gampang berbaur dengan orang-orang baru disekitarnya, atau juga karena ikatan batin yang kuat diantara mereka.
Vyora diam-diam mengusap air matanya yang tiba-tiba saja lolos, kemudian menghadap jendela untuk menghindari tatapan Kafka yang memergokinya menangis. Vyora merasa bersalah karena selama ini sudah memisahkan kedua anaknya dengan Kafka. Karena keegoisannya, Khavi dan Khavya harus kehilangan kasih sayang dari Daddynya.
Sampai di rumah, Vyora langsung pamit ke kamarnya setelah menitipkan Khavi dan Khavya pada Mommy dan Daddynya. Vyora bahkan melupakan Kafka yang berada di sana, membuat Kafka menghela nafasnya kasar.
Kafka tau apa yang dirasakan Vyora, tapi dia juga tidak sepenuhnya menyalahkan Vyora. Karena yang paling bersalah disini adalah dirinya, Kafka yang tidak terbuka dengan Vyora adalah penyebab utama kepergian Vyora. Ibu dua anak itu sampai harus merahasiakan kehamilannya, dan imbasnya adalah Khavi dan Khavya tidak pernah merasakan kasih sayang dari Daddynya.
Kafka berencana untuk menyusul Vyora ke kamarnya, namun suara bariton Daddy Giandra menghentikan langkahnya.
"Kamu mau ke mana, Kafka?" Daddy Giandra menatap tajam Kafka yang sudah menapaki satu anak tangga.
Bukannya takut, Kafka malah tersenyum smirk seolah menantang Daddy Giandra. Rasa takutnya menghilang apalagi saat Kafka tau bahwa Daddy Giandra ikut terlibat dengan kesalahpahaman yang terjadi antara dia dan Vyora.
"Aku mau menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara kami," ucap Kafka. "Daddy tau kan siapa penyebabnya?" Kafka tersenyum smirk pada Daddy Giandra.
"Maksud kamu apa? Jadi menurut kamu, Daddy adalah penyebab kesalahpahaman kalian, begitu?" Daddy Giandra hanya menjawab datar saja.
"Memangnya siapa lagi? Daddy sebenarnya tau kan aku tidak menikah dengan Gracellyn? Tapi Daddy menyembunyikannya dari Vyora." Kafka sampai tidak sadar sudah menaikan intonasinya pada Daddy Giandra.
"Raga, tolong ajak anak-anak ke belakang." Daddy Giandra menatap tajam Kafka yang sudah berani berteriak padanya di depan anak-anak. Kafka yang menyadari kesalahannya pun memukul bibirnya sendiri.
"Dengar Kafka, jangan pernah berteriak di depan anak-anak. Atau Daddy tidak akan pernah mengijinkanmu bertemu lagi dengan mereka." Ancaman Daddy Giandra itu berhasil membuat Kafka bungkam.
"Kalau begitu ... nanti saja Daddy jelaskan semuanya padaku dan Vyora. Sekarang aku mau menemui Vyora dulu." Kafka melanjutkan langkahnya menuju kamar Vyora. Dia tidak menghiraukan Daddy Giandra yang mengumpat nya.
"Dasar menantu sialan! Percuma saja aku menyesal telah menyembunyikan mereka darinya, tau begini selamanya saja aku sembunyikan mereka."
...----------------...
Di tempat lain
Seorang wanita terlihat menggandeng anaknya menuju sebuah rumah mewah yang di ketahui pemiliknya adalah seorang pengusaha. Wanita itu tidak menghiraukan rengekan anaknya yang kesakitan karena tangannya ditarik paksa. Dia terus mengetuk pintu rumah mewah itu sampai seseorang membukanya dari dalam.
Ceklek
"Ngapain kamu kesini? Kalau istriku lihat bagaimana?"
Rudy sangat terkejut melihat Gracellyn datang ke rumahnya bersama anak kecil yang dia ketahui adalah anaknya. Gracellyn berhasil kabur dari siksaan Gino dengan bantuan Rudy Atmadja.
Selama setahun lebih Gracellyn mengalami penyiksaan dari Gino. Walaupun Gino tau Gracellyn dalam keadaan hamil, dia tidak peduli. Gino tetap menjadikan Gracellyn budak sexs para hidung belang di sebuah tempat hiburan malam miliknya.
Gracellyn berhasil kabur dari Gino setelah seminggu melahirkan di Rumah Sakit. Gracellyn meminta bantuan suster untuk menghubungi Rudy, ayah dari anak yang saat itu dia lahirkan. Akhirnya Rudy pun bersedia membantu Gracellyn dengan syarat, Gracellyn mau menjadi simpanannya seumur hidupnya.
"Aku tidak peduli, aku bosan tinggal di rumah sempit itu. Pokoknya aku mau tinggal di sini," kata Gracellyn.
Gracellyn fikir rumah mewah bak istana ini adalah rumah Rudy Atmadja. Tanpa Gracellyn tau, kekayaan yang dimiliki Rudy sebenarnya adalah milik istrinya Riska Prameswari, putri pengusaha sukses Raden Mahesa.
"Jangan melewati batasan mu, Gracellyn! Kamu sudah berjanji tidak akan mengganggu hubungan ku dengan istriku selama aku mencukupi kebutuhan mu dan anakmu."
Rudy merasa kesal dengan Gracellyn karena sudah lancang datang ke rumah istri sah nya.
"Tapi aku juga istrimu, Mas!" Teriak Gracellyn. Wanita tidak tau malu itu sengaja berteriak supaya istri sah Rudy mendengarnya. Dengan begitu istri sah nya itu akan meninggalkan Rudy seperti Vyora yang meninggalkan Kafka.
Lagi dan lagi Gracellyn ingin menghancurkan rumah tangga orang lain untuk yang kesekian kalinya.
"Kamu memang istriku, tapi hanya istri siri. Aku bisa saja menalak mu hari ini juga, dan aku pastikan kamu akan kembali ke tempat pelacuran itu." Ancam Rudy
"𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘯𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪," 𝘣𝘢𝘵𝘪𝘯 𝘎𝘳𝘢𝘤𝘦𝘭𝘭𝘺𝘯.
Tanpa mereka sadari Riska, istri sah Rudy Atmadja. Mendengar semua percakapan dua orang pengkhianat itu.
"𝘒𝘶𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘫𝘢𝘳! 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘯𝘦𝘳𝘰𝘳 𝘪𝘵𝘶? 𝘔𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵𝘪 𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 ?"
𝘛𝘰 𝘉𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘪𝘯𝘶𝘦
u r the best raga😂😂🤣
kalau emang si kakap udah yakin gak salah dan punya rencana sendiri gak mungkin donk dia merasa bersalah dan nyuekin Vyora berminggu-minggu
nggantung banget sihhhh