Anna diperkosa Dean Monteiro yang menginap di hotel karena mabuk. Anna ancam akan penjarakan Dean. Orang tua Dean memohon agar putranya diberi kesempatan untuk bertanggung jawab. Akhirnya Anna bersedia menikah dengan Dean, tapi Dean berniat ceraikan Anna demi menikahi kekasihnya, Veronica.
Anna terlanjur hamil. Perceraian ditunda hingga Anna melahirkan. Anna yang tidak rela Dean menikah dengan Veronica memutuskan untuk pergi. Merelakan bayinya diasuh oleh Dean karena Anna tidak sanggup membiayai hidup bayinya.
Veronica, menolak mengurus bayi itu. Dean menawarkan Anna pekerjaan sebagai pengasuh bayi sekaligus pembantu. Anna akhirnya menerima tawaran itu dengan bayaran yang tinggi.
Dean pun menikahi Veronica. Benih cinta yang tumbuh di hati Anna membuat Anna harus merasakan derita cinta sepihak. Anna tak sanggup lagi dan memutuskan pergi membawa anaknya setelah mendapat cukup uang. Dean kembali halangi Anna. Kali ini demi Dean yang kini tidak sanggup kehilangan Anna dan putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alitha Fransisca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 ~ Menginap di RS ~
Bu Rahayu kaget mendengar jawaban Anna. Suatu hal yang tidak terpikirkan oleh mereka dalam waktu dekat ini. Belum lagi Anna yang mengelak saat keceplosan berkata ingin mengurus surat-surat nikah.
“Jadi kamu benar-benar ingin menikah?” tanya Bu Rahayu heran yang dibalas dengan anggukan sambil menunduk oleh Anna.
Dean merasa tidak enak hati berada di tempat itu. Merasa kalau Anna pasti tidak leluasa berbicara dengan ibunya. Dean memutuskan untuk memberi kesempatan Anna dan ibunya bicara empat mata.
“Anna, sebaiknya aku pulang. Kamu bisa jelaskan pada ibu tanpa aku, kan?” tanya Dean.
Anna mengangguk. “Terima kasih sudah mengantar bapak ke sini,” ucap Anna.
Dean mengangguk lalu pamit pada Bu Rahayu. Dean segera berlalu dari ruang bangsal itu. Anna mendapat banyak pertanyaan dari Bu Rahayu. Gadis itu berusaha menjawab semua pertanyaan itu tanpa mengungkit asal terciptanya rencana pernikahan itu.
“Anak pemilik hotel memilih kamu jadi istrinya? Rasanya tidak masuk akal. Dia pasti punya pergaulan yang luas. Banyak wanita yang bersedia menjadi istrinya. Kenapa harus memilih seorang petugas kebersihan kamar?” tanya Bu Rahayu tak habis pikir.
“Ya karena … entahlah Bu, mungkin dia frustasi dengan pacarnya,” jawab Anna sebisa mungkin.
“Kamu yakin dia serius menikah denganmu? Apa jangan-jangan kamu hanya sekedar pelarian ….”
Lebih tepatnya pelampiasan. Dia yang begitu cinta pada pacarnya malah jadikan aku tempat pelampiasan hasratnya, batin Anna lalu memalingkan wajahnya.
Entah bagaimana cara menjawab pertanyaan ibunya. Anna tahu Dean tidak serius ingin menikahinya, tapi untuk ceritakan kejadian yang sebenarnya, Anna juga tidak bisa. Hal itu bisa membuat ibunya terguncang. Melihat putrinya yang hanya terdiam, Bu Rahayu tidak mendesak lagi.
Bu Rahayu percaya sepenuhnya pada Anna. Putrinya itu sejak dulu telah mandiri dan berpikiran dewasa. Sejak masih di sekolah menengah atas, Anna telah ikut memikirkan ekonomi keluarga. Bu Rahayu yakin Anna telah memikirkan baik buruk keputusannya.
“Kita fokus kesehatan bapak aja dulu ya, Bu?” tanya Anna berusaha mengalihkan pembicaraan.
“Maafkan kami ya, Nak. Karena kami selalu menyusahkan kamu,” ucap Bu Rahayu lirih.
“Jangan bilang begitu, Bu. Bapak dan Ibu yang udah susah payah membesarkan aku. Kini saatnya aku menjaga bapak dan Ibu,” jawab Anna dengan wajah sendu.
Bu Rahayu hanya bisa mengangguk. Anna beralih menatap ayahnya yang masih memejamkan mata. Kondisi vital Pak Achryan telah dinyatakan stabil tapi kondisi kesehatan bapak itu harus tetap dipantau.
Anna merasa pusing memikirkan biaya pengobatan tapi lebih sedih memikirkan kondisi kesehatan ayahnya. Anna hanya ingin ayahnya segera sadar. Saat terlintas dalam pikirannya pekerjaan dan persiapan pernikahan yang masih menguras waktu dan tenaganya.
Bagaimana dengan persiapan pernikahan itu. Kalau Ny. Maria memanggil, apa aku harus tinggalkan bapak? Kasian jika ibu harus menjaga bapak sendirian, batin Anna.
Gadis itu dan Bu Rahayu menjaga Pak Achryan hingga harus menginap di rumah sakit. Pagi itu, Anna meminta ibunya pulang untuk beristirahat. Anna tidak ingin ibunya itu kurang istirahat hingga jatuh sakit.
“Kamu saja yang pulang, Nak. Kamu kan harus kerja,” ucap Bu Rahayu.
“Aku mau bolos kerja, Bu,” jawab Anna.
“Lho, baru kemaren kamu libur kerja. Masa sekarang bolos lagi?” tanya Bu Rahayu.
“Anggap aja aku drop lagi. Ibu pulang aja istirahat. Aku tahu, semalam tidur ibu nggak nyenyak. Tidur di lantai beralaskan tikar, masih syukur tidak masuk angin. Biar aku yang jagain Bapak, Bu. Ibu istirahat dulu di rumah,” jelas Anna.
“Kamu yakin? Kamu sendiri baru sehat. Tidurmu juga pasti tidak nyenyak. Sekarang harus tungguin bapak pula. Kalau kamu sakit lagi gimana?” tanya Bu Rahayu.
“Nggak Bu. Aku baik-baik aja. Aku bisa merasakan sendiri kondisi tubuhku, Bu,” jelas Anna.
“Kalau begitu kita gantian ya? Pagi ini ibu pulang. Nanti siang ibu bawa makan siang, setelah itu kamu pulang untuk istirahat. Tapi bagaimana dengan makan pagi ini?” tanya Bu Rahayu.
“Nggak usah dipikirin, Bu. Pagi ini aku beli sarapan dulu untuk kita. Setelah itu ibu istirahat di rumah,” jawab Anna.
Bu Rahayu hanya bisa patuh dengan apa yang direncanakan putrinya. Ibu itu pulang untuk beristirahat sementara Anna tetap tinggal di ruang bangsal rumah sakit itu. Anna memutuskan untuk bolos kerja lagi hari ini.
Tanpa Anna sadari kalau Ny. Maria kembali mengamuk di housekeeping office. Anna lagi-lagi membuat Ny. Maria menunggu. Jadwal yang telah diatur Ny. Maria kembali berantakan.
Aduh, Mommy ini, kenapa harus ngamuk di sini sih? Batin Dean Monteiro.
Dean yang ikut berdiri di ruangan itu diam-diam panik sendiri. Dean tidak sampaikan perintah ibunya yang menyuruh Anna bersiap untuk ikut dengannya. Semua karena Dean merasa kasihan terhadap Anna. Gadis itu baru saja mendapati ayahnya yang terkena serangan jantung.
Dean merasa dilema menyampaikan perintah ibunya. Di saat Anna harus menjaga ayahnya yang sakit, Ny. Maria hanya sibuk memikirkan persiapan pesta pernikahan tanpa tahu kesedihan Anna. Kini, Dean sendiri yang bingung menghadapi ibunya yang setiap detik menyalahkan Anna.
...🍀🍀🍀 ~ Bersambung ~ 🍀🍀🍀...