NovelToon NovelToon
Hasrat Kakak Tiri

Hasrat Kakak Tiri

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Menginjak usia 32 tahun, Zayyan Alexander belum juga memiliki keinginan untuk menikah. Berbagai cara sudah dilakukan kedua orang tuanya, namun hasilnya tetap saja nihil. Tanpa mereka ketahui jika pria itu justru mencintai adiknya sendiri, Azoya Roseva. Sejak Azoya masuk ke dalam keluarga besar Alexander, Zayyan adalah kakak paling peduli meski caranya menunjukkan kasih sayang sedikit berbeda.

Hingga ketika menjelang dewasa, Azoya menyadari jika ada yang berbeda dari cara Zayyan memperlakukannya. Over posesif bahkan melebihi sang papa, usianya sudah genap 21 tahun tapi masih terkekang kekuasaan Zayyan dengan alasan kasih sayang sebagai kakak. Dia menuntut kebebasan dan menginginkan hidup sebagaimana manusia normal lainnya, sayangnya yang Azoya dapat justru sebaliknya.

“Kebebasan apa yang ingin kamu rasakan? Lakukan bersamaku karena kamu hanya milikku, Azoya.” – Zayyan Alexander

“Kita saudara, Kakak jangan lupakan itu … atau Kakak mau orangtua kita murka?” - Azoya Roseva.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 - Kakak Ipar/Adik Ipar (Zico)

Demi menghindari kecurigaan keluarganya, Zoya masuk lebih dulu. Sementara Zayyan masuk beberapa menit setelah istrinya berada di dalam. Pengecut sekali dia, akan tetapi Zayyan tidak ingin kehilangan sang papa dalam waktu dekat. Bisa saja seorang Alexander mendadak jantungan jika mendengar pengakuannya yang nekat menikahi adik sendiri, ya walaupun memang tidak ada hubungan darah hal itu mungkin akan sedikit terlarang menurut beberapa pasang mata.

"Kenapa menunggu di luar? Khawatir Papa marah dengan kelakuan kalian?"

Zayyan menoleh, pria itu tiba-tiba datang dan mengutarakan hal semacam itu padanya. Zico tersenyum miring kala melihat cincin yang tersemat di jemari Zayyan, persis sama dengan yang dikenakan Zoya. "Tunangan? Atau ...."

"Diam, Zico ... Ini bukan urusanmu," ucap Zayyan seraya melayangkan tatapan super tajam pada Zico, pria itu meradang dan ingin rasanya meluapkan amarah saat ini juga.

"Hm, terserah kau saja. Lebih baik daripada main sendiri," ejek Zico menganggap tujuan utama Zayyan menikahi Zoya hanya sekadar pemuasnya. Ya, dia sangat mengenal Zayyan, tatapan pria itu pada Zoya juga dapat Zico simpulkan berbeda sejak lama.

"Hentikan bualanmu, Zico. Kau merendahkan adikmu sendiri ... Papa tidak pernah mengajarkan kita begitu," ketus Zayyan benar-benar ingin marah, pria itu sedikit kesal mendengar ucapan Zico padahal tidak segamblang itu menghina Zoya.

"Adik ipar maksudmu? Ah, atau Kakak ipar sebenarnya. Kau yang lebih tua di antara kita." Zico terkekeh, padahal dia hanya bertanya tapi wajah Zayyan benar-benar berubah sekusut itu.

Zayyan tetap diam dan tidak menolak kenyataan. Sejak lama memang Zico mengetahui apa yang dia rasakan, selama ini Zico memang diam dan berlagak seperti tidak tahu apa-apa di hadapan kedua orang tuanya. "Kau ingin mati sekarang?" ancaman berbungkus kalimat tanya itu membuat Zico bungkam seketika.

"Santai saja, Kak ... aku tidak akan pernah mengusik hidupmu, lakukan apa yang kau mau. Kau berhak bahagia," ucap Zico kemudian menepuk pundak Zayyan pelan sebelum berlalu.

"Kau mau kemana?"

"Keluar sebentar, kekasihku menunggu. Gantian, kau yang jaga Papa hari ini, sana." Berhari-hari Zico menahan rindu, jelas saja dia butuh kesenangan. Kebetulan kali ini Zayyan datang, akan lebih baik jika dia memanfaatkam keadaan sebaik-baiknya.

Khawatir jika yang lain akan seperti Zico, pria itu melepas cincin pernikahan yang ada di jemarinya. Sunggguh dia meminta maaf pada Zoya, dia terpaksa dan kini menyimpan benda berbentuk lingkaran itu di sakunya.

Zayyan menelusuri koridor rumah sakit dengan langkah pasti, hingga dia tiba di ruangan sang papa. Tampak Amora menatapnya begitu tajam, mungkin masih marah karena dia anggap penyebab kesehatan suaminya kian menurun begitu.

"Zayyan ...." Baru saja masuk beberapa langkah, suara lemah Alexander kini terdengar dan membuat Zayyan mempercepat langkah.

"Iya, Pa ... Zayyan datang."

Suara itu terdengar sangat lemah, Zayyan mendekat dan Zoya segera menjauh demi membuat pria itu leluasa bertemu papanya. Keduanya bersikap senatural mungkin seakan benar-benar tidak terjadi apa-apa.

Agatha yang malas dengan kehadiran kakaknya berlalu keluar tanpa kata. Terserah, sama sekali Zayyan tidak peduli sebenarnya. Sementara Amora hanya melihat dari kejauhan dan tatapannya kini tertuju pada Zoya, ada satu hal yang membuat Amora penasaran.

"Zoya? Sejak kapan kamu pakai cincin?" tanya Amora mendekat, dia meraih jemari putrinya yang sedikit begetar.

Sejak kecil Zoya tidak pernah dia belikan cincin, sekalipun perhiasan itu pasti kalung dan hal itu berlangsung hingga kini Zoya dewasa. Ya, meski dia terlihat menolak kehadiran Zoya, dia masih dapat mengenali putrinya ini meski tidak seluruhnya.

"Kemarin, Ma," jawab Zoya dengan detak jantung yang sama sekali tidak normal, tolonglah ini benar-benar menakutkan.

"Coba Mama lihat," pinta Amora yang membuat Zoya meneguk salivanya, di bagian dalam cincin itu terdapat inisialnya bersama Zayyan.

"Seperti cincin mahal, tidak mungkin beli sendiri, 'kan?"

Syukurlah, Amora tidak sadar dengan inisial di bagian dalam cincin itu. Akan tetapi pertanyaan Amora membuat Zoya bingung hendak menjawab apa, kalau dia jujur itu pemberian Zayyan bisa-bisa keluarga ini semakin runyam.

"Dari Zid_"

"Dariku, Ma."

Mereka menjawab bersamaan, Amora menoleh pada putra sambungnya itu. Dia sedikit tidak percaya Zayyan memberikan cincin yang dia yakini tidak murah itu, apalagi dalam rangka hanya memberi cuma-cuma.

"Dalam rangka apa?" tanya Amora penasaran, pria itu masih terus memandangi wajah sang papa dan tidak berniat menatap balik Amora.

"Ulang tahunnya, putri sendiri lupa ... Ibu macam apa," jawab Zayyan jelas sekali terdengar di telinga Amora dan hal itu sukses membuatnya terhenyak.

Wanita itu tampak berpikir, barulah dia mengingat jika kemarin adalah hari ulang tahun Azoya. Dia benar-benar lupa, lebih tepatnya terbiasa lupa hingga dia mengembalikan cincin itu dengan perasaan bersalah.

"Ah iya, maaf Mama lupa. Mama keluar dulu, titip Papa ya." Malu dihadapan putra sambungnya membuat Amora memilih pergi dan berlalu sesegera mungkin, selalu saja berhasil dibuat tidak bisa-bisa berkata jika Zayyan sudah bicara.

.

.

.

Sepeninggal mamanya pergi, Zayyan menghampiri dan meraih dagu Azoya tanpa terduga. Wajahnya terlihat marah dan hal itu membuat istrinya panik seketika.

"Zid siapa Zid?" tanya Zayyan mengingat jawaban sang istri yang hampir saja terucap beberapa saat lalu.

"Tidak mungkin aku menjawab yang sebenarnya," balas Zoya membela diri, rasanya dia tidak salah dan tidak seharusnya Zayyan marah.

"Haha benar juga, hubungan kita masih rahasia ya?" Beberapa detik lalu dia marah, kini dengan santainya mengulas senyum seraya mengecup bibirnya. Padahal saat ini mungkin Alexander belum benar-benar tidur.

"Sudah sana, nanti ada yang masuk, Kak."

"Papa tidur, Sayang ... Agatha tidak akan masuk selama ada aku di sini," tuturnya lembut seraya menarik pinggang Azoya agar semakin mendekat dengan tubuhnya.

"Zayyan tolonglah, tahu tempat sedikit. Jangan begini," bisik Zoya panik sembari mendorong wajah Zayyan yang mulai berusaha mengecup lehernya.

Belum juga kering mulut Zoya, pintu kini hendak terbuka dan sontak wanita itu mendorong suaminya. Zayyan yang terkejut menatap istrinya penuh tanya, hingga dia mengikuti arah pandangan Zoya.

"Siallan!! Kenapa mereka datang di saat aku juga di sini?"

"Zayyan, bagaimana keadaan papamu? Maaf baru sempat datang, ada beberapa urusan dan aku menyesuaikan jadwal putriku agar bisa ikut," ungkap pria itu seraya mengulurkan tangannya, begitupun dengan putrinya.

"Tidak masalah, Tuan ... kesehatan Papa belum membaik, mohon doanya."

- To Be Continue -

Tes komentar dung, ini yang masih ikutin Zayyan Zoya tembus 100 Gak?

1
nurul latifahhh
novelnya kak desh mmg ga pernah gagal uhuyyyy
Desy Puspita: Yang ini gagal, Kak😭
total 1 replies
emak gue
sudah baca justin
emak gue
oh... jadi ini si Fabian temanya zavia!!
emak gue
yang tadi malam belum tuntas zoy...
emak gue
mana bacanya siang2 suami sedang sibuk2 nya🤣🤣🤣
emak gue
ambyaaaar.....
emak gue
bubarrr....
emak gue
gak bisa berpaling darimu thoor...
emak gue
berat thoor...
emak gue
zakit ya zo..
emak gue
thoor...zayyan itu apanya Evan???
aini saja
Lumayan
aini saja
Kecewa
Ndahhyyy
cuma nyicip dikira kuah bakso kali 🤣🤣
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
🌹🪴eiv🪴🌹
terimakasih untuk tulisan indah mu thor
🌹🪴eiv🪴🌹
nah kan....mama kamu pergi karna pebinor, sekarang kamu mau ikutan jadi pebinor
perjuangkan kebahagiaan memang perlu jika Zoya janda ,tapi ini masih istri orang
🌹🪴eiv🪴🌹
ya ampyun, bengek sampean diriku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🌹🪴eiv🪴🌹
mama Zoya nikah sama papa zayyan...


begoni.....ok lah gas ken
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!