Elea Inglebert putri semata wayang Delia Djiwandono dan Jarvas Inglebert yang memiliki segalanya namun kurang beruntung dalam hal percintaan. Cintanya habis pada cinta pertamanya yang bernama Alan Taraka. Alan Taraka merupakan seorang CEO Perusahaan Taraka Group yang didalamnya berkecimpung dalam bidang pangan, hotel dan perbankan. Tak hanya itu, Alan Taraka juga berkecimpung dalam dunia bawah yang dimana ia memperjual-belikan senjata api serta bom rakitan dan menjualnya kepada negara-negara yang membutuhkannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahui Alan di dunia bawahnya, dan ia lebih dikenal di dunia bawah dengan sebutan “TUAN AL”. Akankah Elea Inglebert bersatu dengan cinta pertamanya yang merupakan seorang CEO sekaligus MAFIA terkejam di Negeri ini? Lets read!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Endah Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
34
Di Markas besar Black Swan…
“Hahaha… Kerja bagus Matt! Hahaha…” puji Hendry ketua Black Swan pada asistennya.
“Bawa ketiga tawanan itu dan masukkan dalam satu ruangan! Aku akan merubah rencana! Matt, cari tahu siapa wanita tadi! Aku ingin kau mendapatkan informasi itu dalam 10 menit!” Titah Hendry.
“Siap Tuan” sahut Matt dan segera berlalu.
“Carl! Perintahkan seluruh anggota Black Swan untuk berjaga lebih ketat! Dan siapkan pesawat pribadiku secepatnya!” Titah Hendry lagi pada anak buahnya.
“Hahaha… Al! Akan ku buat kau m*ati setelah aku mendapatkan wanita itu! Hahaha…” Hendry meninggalkan kamar pribadinya dan mendatangi ruangan tawanannya.
Alan, El dan Denis yang digabungkan menjadi satu ruangan tak bisa berkutik. Ketiganya diikat pada kursi masing-masing. Kondisi El dan Denis terbilang cukup mengenaskan dibandingkan dengan Alan. Alan hanya mendapat sedikit luka namun tubuhnya sangat lemas akibat suntikan pelemah saraf yang masuk dalam tubuhnya.
“Al… Kenapa kau menyusul kami! Mengapa kau tak membawa pergi musangmu itu! Harusnya kau membawanya sejauh mungkin!”
“Dia sudah ku ungsikan! Entah mengapa dia malah menyusulku! AAARRGGH SHIT” umpat Alan yang lemah itu.
“Diamlah! Kalian harus menghemat energi! Jika tidak, kita tidak akan pernah berhasil keluar dari tempat laknat ini!” Ujar Denis yang menahan rasa sakit teramat pedih.
CEKLEK
PROK… PROK… PROK…
“Hahaha… Tiga tawananku, apa kabar? Apakah kau merindukanmu? Hahaha…” Ejek Hendry pada ketiganya.
“SIAL*AN KAU HENDRY! BAJI*NGAN KAU!” Umpat Alan.
“Hahaha… Oh Tuan Al yang malang! Akhirnya! Akhirnya percobaanku untuk menjadikan kalian tawananku berhasil juga! Hahaha… Aku tak menyangka kali ini aku berhasil! Apakah kemampuanmu sudah melemah? Hahaha” ejek Hendry pada Al.
Hendry tiba-tiba mendekat dan menjambak rambut Alan hingga terdongak ke belakang.
“Sebenarnya aku ingin membu*nuhmu saat ini juga tapi ternyata kau yang membuat rencanaku berubah! Apakah aku harus berterima kasih padamu? Hahaha! Aku begitu tertarik pada wanita itu!” Hendry berbisik pada Alan.
DEG!!!
“Jika kau berani menyentuhnya walau seujung rambutnya saja! Kau akan menyesal!” *CUUUH* Alan melu*dah tepat pada mata Hendry.
DUUUAK!!
Satu pukulan tepat pada pipi Alan. Ia terjatuh bersama kursi yang diikatkan dengan tubuhnya.
“Kau harus MA*TI!” Umpat El pada Hendry. Sedang Denis, ia harus berhemat tenaga akibat rasa sakit yang ditahannya.
Sedangkan, diluar markas utama Black Swan. Pasukan Hidden Gang telah mengepung area itu. Bahkan bom bawah tanah pun telah disiapkan dengan matang.
Carver memerintahkan Elea untuk menunggu namun ia menolaknya dengan keras. Sungguh, Elea saat ini benar-benar berbeda. Ia tidak ingin menjadi orang yang tidak berguna. Walau Carver memiliki rencana sendiri namun Elea telah menyusun rencananya juga. Ia takkan mengikuti rencana Carver yang menurutnya akan memakan waktu yang sangat lama sedangkan Alan, El dan Denis harus dengan cepat mendapat pertolongan.
“Elea…” lirih Carver.
“Grandpa! Aku bisa! Tolong jangan menjadikan aku sebagai beban. Aku tidak apa” ucap Elea memegang lengan Carver.
“Jika terjadi sesuatu pada cucuku, Al…” ucap Carver terpotong.
“Tidak! Semua akan baik-baik saja! Percayalah padanya Grandpa!” Elea memotong ucapan Carver.
“Baiklah! Tolong persiapkan segala amunisi untuk Elea!” Titah Carver pada Lena dan Sarah.
“Berpencar!” Intruksi Dixon pada anggota Hidden Gang.
Seluruh anggota Hidden Gang sudah siap pada posisinya masing-masing. Grup terpecah menjadi beberapa bagian. Masing-masing memiliki tugas yang berbeda dan akan berakhir dititik yang sama yaitu menangkap orang kepercayaan dan ketua Black Swan.
Tim satu (Ashkara dan Dixon) akan mencari El dan Denis, tim dua (Sarah dan Branz) akan melumpuhkan asisten kepercayaan Black Swan, tim tiga (Elea, Carver dan Lena) akan mencari Alan dan menangkap ketua Black Swan.
“Baiklah! Permainan dimulai!” Ucap Dixon penuh penekanan.
1…2…3…4…5…
TIT… TIT… TIT… TIT…
DUUUAAARRRRR
Anggota Black Swan yang berjaga di luar markas itu pun luluh lantak tak berbentuk. Bom bawah tanah yang dipasang oleh anggota Hidden Gang berhasil membuat kekacauan.
“SHIT!!! TERNYATA ANGGOTAMU BERGERAK SECEPAT INI!” Umpat Hendry pada Alan.
Hendry meninggalkan ketiganya dan segera mempersiapkan diri untuk menghadapi Hidden Gang.
POV tim 3 (Elea, Carver dan Lena)
“MATT!!” Teriak Hendry.
“MATT!” Teriaknya sekali lagi.
“Maaf Tuan. Asisten Matt sedang bersiap melawan Hidden Gang” sahut seseorang.
Saat orang itu sedang mengambil posisinya, Hendry bertanya lagi.
“Dimana?” Tanya singkat Hendry.
“Bagian belakang. Disana sudah ada beberapa anggota Hidden Gang yang sudah masuk” ucapnya lagi.
“SIAL” ucap Hendry emosi.
“Bersiaplah Tuan. Kita tak akan pernah mengetahui nasib kedepannya seperti apa!” ujar anak buahnya sambil tersenyum sinis.
“Maksud kau?” Ucap Hendry sambil melihat orang itu.
“KAU!!” Hendry mengenalinya. Ya, dia sangat mengenali orang itu walau hanya satu kali bertemu. Ia tak menyangka bahwa markasnya yang begitu sangat ketat bisa disusupi oleh lawannya. Bahkan ia merutuki kebodohannya sendiri akibat tak bisa mengenali dan membedakan suara dari orang itu yang dipikirnya adalah salah satu dari anak buah Black Swan.
Orang tersebut dengan cepat mengacungkan pistolnya, lalu…
DORRR
Satu tembakan ia arahkan tepat mengenai lemari di kamar Hendry. Ia sengaja tak ingin membu*nuhnya secepat itu.
“Siapa sebenarnya kau?” Tanya Hendry mengacungkan pistolnya.
“Hahaha… Kau akan ma*ti ditanganku Hendry!” Ucap orang itu.
DOORRR
“CIH! MIMPI!” Hendry menembakkan satu pelurunya namun orang itu berhasil mengelak.
Tak ada waktu lagi, Hendry memecahkan jendela kamarnya lalu ia melompatinya dan berlari menuju atap rumahnya. Disana terdapat sebuah helipad miliknya.
“SIAL!! AKU HARUS MENDAPATKANNYA! AKAN KU BUAT KAU TERSIKSA BERKALI-KALI LIPAT!” pekik orang tersebut.