Hai Kak, folow-followan di IG yuk kk.
IG : Linieva2Hai Kak, folow-followan di IG yuk kk.
IG : Linieva2
LUCIFER, seorang laki laki yang berusia 33 tahun, pembunuh berdarah dingin, berkuasa, tidak takut mati, selalu suka berperang, sehingga dia bisa menjadi Boss mafia yang di segani.
"Bagi ku tidak menerima kata maaf, dan aku tidak akan minta maaf, dalam hal apapun"....
Eva, wanita yang yatim piatu, di adopsi sepasang suami isteri yang pemalas, memiliki adik tiri laki laki yang manja, Eva gadis yang penuh semangat, pekerja keras, pantang menyerah.
"Hei... hidup ini indah kawan, sayang sekali jika di lewati dengan kesedihan dan keluhan".....
Takdir apa yang akan mereka temui? Akan kah ada perubahan dalam hidup mereka??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linieva, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 8
"Hhmmmm.... 'LUCIFER' itu kan nama untuk sebutan 'IBLIS'. Apakah orang nya juga seperti iblis??? " Batin Eva.
"Hendra, kemari." Panggil Steven pada Hendra.
Hendra pun menghampiri Steven.
"Kamu kan pernah melihat gadis yang pernah menabrak mobil nya si Lucifer kan? " Bisik Steven pada Hendra.
"Pernah tuan, memang nya ada apa." Bisik Hendra juga yang sambil berjongkok.
Sementara Aris, dan Peter merasa curiga, apalagi Peter, begitu penasaran sekali.
"Aku memanggil nya kemari, gadis itu gak tahu kalau aku yang menelepon nya, kamu berpura-pura lah bahwa kamu yang menelepon nya, karena dia hanya kenal sama kamu, ok? " Bisik Steven.
"Tapi tuan, bagaimana dengan tuan Lucifer, dia pasti marah dan tidak akan setuju." Protes Hendra.
"Kau tenang saja, bentar lagi dia akan sampai, bersiap lah." Ucap Steven sambil tersenyum.
Sementara Hendra mengangguk kan kepala tanda mengerti.
Lucifer sesekali mengamati Steven. Tapi dia tak tahu apa yang sedang di rencanakan dokter tampan itu.
"Permisi mas, mmm.... Saya mau tanya tempat duduk nya tuan Lucifer di mana ya? " Tanya eva.
Bukan cuma bartender itu saja yang kaget. Semua pengunjung yang mendengar gadis itu menyebut kan nama Lucifer heran, sesekali melirik Eva dari bawah sampai kepala nya. Eva sangat risih, tapi dia bersikap untuk tetap tenang.
"Oh anda sedang mencari tuan Lucifer ya, mari saya antar." Ajak bartender itu.
Bartander itu berjalan di depan Eva. Semua orang masih melihat tak percaya pada gadis itu. Entah apa yang ada di dalam pikiran mereka.
Tiba lah di tempat duduk yang biasa di gunakan Lucifer dan teman teman nya. Steven, Aris, Peter, Hendra, dan beberapa wanita-wanita penggoda melihat heran ke arah gadis yang ada di depan nya, begitu juga Eva, rasa nya dia ingin lari keluar dari tempat itu.
"Maaf tuan, wanita ini sedang mencari tuan Lucifer." Tanya bartender itu.
Semua nya saling menatap, tanpa sadar Steven tersenyum kecil sambil batuk kecil.
Sementara Eva hanya menggulung gulung ujung sweather nya. Tampak terlihat jelas ketakutan di wajah nya.
"Hendra, apakah dia orang nya? " Tanya Steven pada Hendra.
"Iya tuan." Jawab nya.
Steven tersenyum menggoda, sambil melihat wanita itu sambil bersandar di sofa nya.
"Apa ini tuan Lucifer, tapi tidak terlihat seperti 'Iblis' kelihatannya baik." Gumam Eva saat melihat Steven.
Dia pikir kalau Steven adalah Lucifer si pemilik mobil yang tak sengaja dia tabrak.
Kemudian Eva melihat ke arah kanan nya, dia melihat Hendra yang masih menatap nya.
"Tuan, tadi anda yang menghubungi saya kan? " Tanya Eva pada Hendra, dia tidak tahu kalau yang menghubungi nya adalah dokter Steven, seperti yang di ucap kan Steven beberapa menit yang lalu.
"Eh.. I.. I.. Iya nona, kau sudah datang juga." Ucap Hendra gugup.
Hendra masih posisi duduk, hanya Eva yang masih berdiri, tentu saja sedang membelakangi lantai dansa yang ternyata di sana lah sebenar nya Tuan Lucifer itu.
"Maaf tuan, saya minta maaf atas kejadian yang merugikan mobil anda, tolong jangan marah sama sopir anda, saya lah di sini yang salah." Ucap Eva.
Sementara Steven dan kawan-kawan nya masih menatap ke arah Eva.
"Tidak apa-apa, kamu duduk lah dulu." Ajak Steven sambil menepuk sofa yang berada di samping nya.
"Sudah lah, kau duduk saja dulu, ini.. Minum lah seperti nya kau sangat kelelahan." Ucap Peter sambil menawarkan minuman beralkohol kepada Eva dan mengajak nya duduk di samping Steven.
Eva pun duduk di samping Steven, sementara di samping Eva, Peter duduk.
"Minum lah." Tawar Peter.
"Tidak tuan, saya tidak bisa minum ini." Tolak Eva lembut.
Semua pandangan masih tidak bisa lepas dari Eva. Eva pun begitu, bingung dan canggung, sesekali dia juga melirik wanita wanita yang berpakaian seksi yang ikut bergabung dengan laki laki itu.
Sementara sepasang mata sedang memperhatikan Eva, ya... Dia adalah Lucifer.
Lucifer menatap tajam Eva, sambil memegang pinggang Lena, sesekali Lena membelakangi Lucifer, menari nari seperti cacing kepanasan, memainkan rambut nya di wajah Lucifer, bergerak mengikuti hentakan musik.
Tatapan Lucifer tenang tapi bisa bikin orang yang di tatap nya tidak bisa bernafas dengan normal. Tatapan nya seperti pistol yang sudah mengunci target sasaran nya.
Eva kaget, karena melihat laki-laki yang ada di lantai dansa itu sedang memperhatikan nya.
"Oh Tuhan, bahkan aku bisa bertemu dengan orang ini di tempat seperti ini? ini sudah yang ke 3 kali aku bertemu dengan nya." batin Eva sambil menelan ludah.
Seketika itu Eva tetap tersenyum manis sambil menundukkan kepala nya sedikit dan kembali menatap nya. Dan sekali lagi, pria itu tidak ada respon. Tapi tatapan mata nya masih tajam.
"Ada apa dengan orang ini, apakah dia manusia, kenapa sudut bibir nya tidak bergerak, bahkan mata nya tidak berkedip." Gumam Eva.
Suasana seperti hanya ada Eva dan Lucifer dalam ruangan itu, sepi, sunyi, tidak ada suara. Entah keberanian dari mana yang di dapat Eva, sampai dia berani menatap Lucifer.
"Bagaimana tuan, anda memanggil saya ke sini untuk membicarakan hal ini." Ucap Eva membuka obrolan.
" Iya.... Tapi sayang sekali, bukan saya yang nama nya ' Lucifer' ". Ucap Steven.
"hhhaaaa...... Lalu siapa? " Tanya Eva.
Steven tidak menjawab langsung, dia hanya menatap ke depan, ke lantai dansa tempat Lucifer.
Sementara Eva mengikuti arah pandangan yang di tuju Steven.
Ketika di lihat, ternyata Lucifer hendak kembali ke tempat duduk nya, berjalan mendekat ke arah nya.
Eva yang melihat itu hanya bisa membuka mulut nya setengah lebar. Kedua alis mata nya mengerut.
"Oh Tuhan, jangan bilang dia lah orang nya, jangan bilang dialah si 'LUCIFER' . " Ucap Eva sambil menggeleng kan kepala nya secara perlahan-lahan.
Lucifer duduk di sofa, sambil menyalakan rokok nya di hadapan Eva, masih sambil menatap Eva, begitu juga Eva, masih menatap ketakutan.
"Ehem.... Ehem... Ada apa Va? " Tanya Steven memecahkan keheningan. Steven tahu kalau Eva kaget.
"Maksud tuan? " Tanya Eva memastikan nya lagi.
"Ya, orang yang duduk di depan mu itu lah yang namanya ' LUCIFER' " ucap Steven sambil menunjuk ke arah Lucifer.
"Apa??? " Jawab Eva kembali melihat Lucifer.
"Oh Tuhan..... Bagaimana ini, habis lah aku, nama nya sesuai dengan wajah nya, seperti iblis." Gumam Eva dalam hati sambil menelan ludah nya lagi.
Keringat dingin keluar, dia menggigit bibir bawah nya, mengernyit kan alis nya, jantung nya berdetak dengan kencang karena ketakutan nya.
Rasa nya dia ingin berlari, berlari sekencang nya, rasa mual menghampiri nya karena ketakutan nya.
Dari cara posisi duduk Eva yang tidak bersandar di sofa nya, kelihatan sekali kalau dia ketakutan setengah mati.
Sementara Steven tersenyum kecil, sambil melirik Eva, dan sesekali melirik Lucifer.
"Hhhmmm.... Ada apa dengan mu tuan mafia, kenapa tatapan mata mu tidak lepas dari gadis ini." Gumam Steven saat melirik Lucifer.
"Ada apa antara Lucifer dengan gadis kuno ini? "Gumam Peter.
"Tuan, maaf kan aku, ini bukan atas rencana ku, ini rencana tuan Steven." Ucap Hendra yang merasa takut juga.
"Wah... Ternyata nama perempuan yang menabrak mobil tuan adalah Eva, seperti nya cantik." Gumam Aris.
Di tempat itu mereka seperti nya hanya bisa berbicara dalam hati.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Asssiikkk..... Eva udah ketemu dengan Lucifer... bagaimana ini????
jangan lupa LIKE, VOTE, KOMENT NYA donk, biar AUTHOR nya lebih semangat lagi nih...