Ryo seorang pengusaha yang sukses harus menelan musibah dari tragedi yang menimpanya. Sebuah kecelakaan telah membuatnya menjadi lumpuh sekaligus buta. Istrinya sudah tidak Sudi lagi untuk mengurusnya.
Aura, adik sang istri tak sengaja hadir ditengah mereka. Aura yang memerlukan uang untuk kebutuhan hidupnya kemudian ditawari sang kakak sebuah pekerjaan yang membuat semua kejadian cerita ini berawal.
Pekerjaan apakah yang ditawarkan pada Aura?
dan bagaimana nasib Ryo selanjutnya?
Biar tau kisah selengkapnya, yuk ... di intip kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28 - Akhir yang menyenangkan
Dua pekan berlalu. Akhirnya pernikahan Ryo dan Aura berlangsung dengan lancar. Jesica yang tidak hadir di acara itu mendapat tanda tanya dari beberapa kerabat dan teman, tapi Ryo sudah menyiapkan jawaban dari semua pertanyaan tersebut.
Setelah selesai acara pernikahan mereka, Aura langsung di bawa ke sebuah tempat yang indah. Aura dan Ryo kini berada di balkon hotel bintang lima dan berada di lantai paling atas. Mereka tengah menikmati pemandangan kota dengan kerlap kerlip lampu kota di malam hari.
Siku mereka berdua bertumpu pada tiang balkon, angin malam yang sejuk menerpa rambut mereka dengan lembut. Keduanya sesaat menikmati aroma udara malam dari ketinggian, kemudian Ryo menoleh menatap Aura.
"Aku sangat beruntung memilikimu, Aura. Walaupun harus merasakan pahit terlebih dahulu untuk bisa bersamamu saat ini. Apa kau tahu, maaf sebenarnya aku sudah jatuh cinta padamu sejak pertama kali aku melihatmu, bahkan ketika kau masih menjadi istri Bagas. Aku selalu menepis perasaan itu. Tapi setiap kali aku bertemu denganmu, aku merasakan sebuah getaran yang lain. Aku selalu berfikir Bagas benar-benar pria yang beruntung karena memiliki wanita seperti dirimu, dan saat ini, aku yang merasakan keberuntungan itu"
Aura hanya tersenyum lebar mendengar ucapan Ryo yang kini telah resmi menjadi suaminya.
"Akulah yang paling beruntung, Mas. Menikah dengan pria seperti Mas Ryo adalah impian semua wanita. Tapi dulu justru aku tidak pernah sekalipun bermimpi tentang itu, aku hanya menjalani apa yang ada di depanku"
Kemudian keduanya menyatukan bibir mereka ...
Selanjutnya, mereka menikmati malam yang paling indah ....
Ssstt ... Biarkan mereka menikmatinya.
* * *
Tiga tahun berlalu, kini mansion telah mempunyai nyonya yang sangat perhatian pada pelayannya. Seluruh penghuni mansion yang bekerja disana sangat senang dengan kehadiran Aura.
Karena perlakuan Aura berbeda jauh dengan Jesica ketika menjadi nyonya di rumah itu.
Di meja makan, Aura yang kini di layani oleh mbok Jum sedikit merasa tidak berselera.
"Aura, kenapa? seperti ada yang mengganggu pikiranmu?. Apa kau ingin kita pergi berlibur ke luar negeri atau ke luar Kota?, katakan saja apa keinginanmu" tanya Ryo di sela makan siang mereka.
"Tidak perlu, Mas. Sebenarnya aku masih ada keinginan yang mengganjal yang ingin ku katakan sudah lama, tapi aku takut membuat Mas Ryo marah"
"Apa itu?, katakan saja"
"Aku ingin, bertemu Kak Jesica. Apa mas Ryo tahu dimana dia sekarang?"
"Untuk apa kau bertemu dengannya?" suasana Ryo juga ikut berubah.
"Um, tidak jadi Mas, maaf jika me-"
"Baiklah. Aku tahu dimana dia sekarang. Tapi apa kau yakin ingin menemuinya?"
"Apa boleh, Mas?. Mas Ryo tidak marah?" kali ini Aura terlihat bersemangat.
"Tidak, aku tidak marah. Tapi sebenarnya aku tidak ingin melihat wajahnya lagi. Tapi jika itu yang kau inginkan, aku akan berusaha memenuhinya"
"Terimakasih, Mas" rona wajah Aura menjadi berwarna.
Di malam hari ketika malam agak tinggi. Pukul 11.30 di Kota yang agak jauh dari tempat tinggal mereka. Ryo, Aura dan Pak Dimin menyusuri jalan yang sedikit asing untuk Aura.
Disana banyak para pedagang kaki lima yang terlihat kebanyakan para pria yang berada di sekitar sana.
Lampu-lampu jalan menerangi sebagian jalan dan sebagian lagi jalan-jalan hanya terpapar cahaya dari lampu para pedagang.
Mobil Mercedes milik Ryo terus menyusuri ke pekatan malam. Kemudian mereka tiba di sebuah jalan yang terdapat sebuah Club malam, di bawah lampu warna warni, terlihat beberapa pria dan wanita yang tengah ber-mesraan tanpa malu, ada pula pasangan yang saling tertawa lepas.
Aura sempat tertegun melihat pemandangan malam disana ternyata banyak wanita dengan pakaian minim berdiri di pinggir-pinggir jalan, dan anehnya mobil yang mereka naiki berjalan pelan.
"Mas, kenapa pelan-pelan?, apa kita akan berhenti disini?" tanya Aura merasa ada yang aneh.
"Bukankah kau yang ingin bertemu Kakakmu?" tukas Ryo.
Aura hanya mengerutkan alisnya. 'Apa berarti Kak Jesica ...'
Mereka berhenti di depan beberapa orang wanita malam yang berpakaian menggoda.
Salah satu wanita mendekati mobil mereka.
"Wow!, Jackpot tuh!, traktir-traktir ya jeng kalo udah selesai" kekehan salah seorang wanita yang terlihat bersemangat di belakang wanita yang mendekati mobil.
Wanita tersebut mulai mengetuk kaca mobil depan. Dengan senyum cerah dan pose yang menggoda, wanita itu sesekali merapihkan rambut dan pakaiannya.
"Om, malam oom ..." sapa wanita itu.
Kaca mobil tidak terbuka, tapi pintu mobil belakang yang terbuka. Aura langsung turun lalu memeluk wanita itu. Sontak wanita itu terkejut dan mencoba melepaskan pelukan Aura.
"Hey!, apa-a ..."
"Kak Jesica! aku Aura"
"A-aura?!" wanita yang adalah Jesica itu sangat terkejut ketakutan seolah melihat hantu.
Mata Jesica membelalak, tapi juga penuh ketakutan. Ia mundur beberapa langkah.
"Ja-jangan!, ampun, jangan ganggu aku!" Jesica yang akan lari buru-buru tertangkap lengannya oleh Aura.
"Kak, aku tidak akan menyakitimu. Aku hanya ingin bertemu denganmu" ucap Aura sambil mendekat lagi kearah kakaknya.
Seketika itu juga Jesica lemah lunglai seolah tenaganya terkuras, ia bersimpuh berlutut sambil memeluk kaki Aura.
"Maafkan aku Aura, maafkan aku" tangisnya pecah di pekatnya malam.
Wanita yang menyaksikan mereka dari jauh hanya bisa berbisik dengan teman di sampingnya.
Ryo yang masih berada di dalam mobil, dengan tangan terlipat di dada, ia menghela nafas panjang menyaksikan kedua kakak beradik di luar sana.
Aura meraih kedua lengan Jesica untuk bangkit berdiri. "Bangunlah, Kak"
"Aku menyesal, Aura. Aku menyesali semua yang sudah kulakukan padamu dan juga, ... Mas Ryo. Aku, aku adalah wanita paling bodoh karena menyia-nyiakan kalian berdua" Jesica masih dengan tangisnya berusaha menjelaskan.
"Sudahlah, Kak Itu semua sudah berlalu. Tapi, apakah ini sekarang pekerjaanmu?"
"Iya, aku tidak memiliki pekerjaan lagi semenjak keluar dari penjara"
"Kau tidak dendam kan Kak pada Mas Ryo, karena Mas Ryo membuatmu masuk penjara?" tanya Aura.
"Tidak, aku tahu itu adalah hukuman untukku. Justru aku ingin meminta maaf padanya. Aku malu jika mengingat dosaku padanya"
"Kak, ini nomerku yang baru. Hubungi aku ya, aku akan mentransfer uang untuk Kakak, Kakak bisa gunakan untuk usaha atau Kakak bisa cari pekerjaan yang lebil layak"
Tiba-tiba Jesica memeluk erat Aura, dan lagi-lagi terdengar tangis Jesica yang pecah di kegelapan malam.
Di kamar tidur mansion,
"Mas, apa Mas yakin dan tidak keberatan kalau aku transfer uang ke Kak Jesica?" tanya Aura yang sudah duduk di ranjang mereka.
"Tidak masalah, toh aku yang menyuruhmu untuk memberinya uang. Aku memang membencinya, tapi walau bagaimanapun, dia adalah kakakmu, dan juga tidak ada salahnya membantu seseorang yang sedang kesulitan"
Aura tersenyum bahagia, kali ini ia benar-benar sudah bisa tidur dengan nyenyak. Karena selama ini ia sangat memikirkan nasib Kakaknya walau seberapapun dulu Jesica membuatnya menderita.
"Mas, ..."
"Hmm ..."
"Kemarin aku mual-mual, apa itu berarti aku sedang ..."
"Kau hamil?" tiba-tiba Ryo menatap Aura lekat dan ceria.
"Bisa jadi. Kalau begitu besok ki- ..."
"Kalau begitu ayo kita sapa dede bayi kita, ... de, siap-siap Ayah datang!"
"Datang bagaima- ..."
Ryo mendadak memeluk istrinya, kemudian menutup tubuh mereka berdua dengan selimut, suara mereka yang agak berisik membuat para pelayan di depan pintu kamar terkekeh, ikut bahagia.
...Selesai...
...'Maaf kakak-kakak kalau cerita saya kali ini singkat dan chapter nya sedikit..., walaupun singkat mudah-mudahan bisa memuaskan hobi baca kakak-kakak semua......
...Terimakasih banyak tak terhingga buat kakak-kakak yang sudah mampir dan support cerita saya. ...
...Sampai jumpa di cerita selanjutnya ya......