NovelToon NovelToon
Aku Bukan Wanita Simpanan

Aku Bukan Wanita Simpanan

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Poligami / Ibu Pengganti / POV Pelakor / Menikah Karena Anak
Popularitas:2.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Vey Vii

WARNING ***
HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN!!!

Menjadi istri kedua bukanlah cita-cita seorang gadis berusia dua puluh tiga tahun bernama Anastasia.

Ia rela menggadaikan harga diri dan rahimnya pada seorang wanita mandul demi membiayai pengobatan ayahnya.

Paras tampan menawan penuh pesona seorang Benedict Albert membuat Ana sering kali tergoda. Akankah Anastasia bertahan dalam tekanan dan sikap egois istri pertama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vey Vii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyalakan Api Kecemburuan

Ana menatap Ben, wajah laki-laki yang dihiasi bulu halus di sekeliling dagunya itu memang amat tampan menawan. Pantas saja keluarga Rosalie sangat membanggakan menantunya, jika memang Ben adalah sosok laki-laki idaman semua wanita.

"Hadiah pernikahan apa yang kau inginkan dariku?" tanya Ben, membuat Ana sadar dari lamunannya.

"Hadiah pernikahan?" Ana balik bertanya.

"Ya, semua laki-laki pasti memberikan hadiah untuk calon istrinya," jelas Ben. Ana menggeleng, ia tidak menginginkan hadiah apapun dan ia tidak membutuhkan apapun selain pengobatan untuk kesembuhan ayahnya.

"Kau tidak mau hadiah?" tanya Ben lagi.

"Tidak, hadiah hanya untuk pernikahan sungguh-sungguh. Sedangkan pernikahan kita hanya sebuah kontrak," tegas Ana. Ia tidak mau nantinya Rosalie menjadi salah paham terhadap mereka.

Ben tidak ingin memaksa, ia memalingkan wajah lalu menatap air kolam yang tenang. Dalam hati laki-laki itu merasa kasihan pada gadis di sampingnya. Ben merasa bersalah, seakan dirinya adalah orang jahat yang membeli sebuah kehidupan gadis muda demi seorang anak.

Setelah perbincangan cukup lama, Rosalie tak kunjung pulang. Karena Ben sudah terlanjur di rumah, ia ingin Ana menemaninya makan siang. Mereka harus mulai membiasakan diri bersama karena pernikahan pun akan segera dilaksanakan.

"Ngomong-ngomong, apa kau tahu alasan Rosalie meminta kita menikah secepat itu?" tanya Ben.

"Lusa adalah masa suburku. Dokter bilang masa subur bisa meningkatkan peluang kehamilan," jelas Ana.

Ben mengangguk paham, ia melanjutkan makan sambil berkali-kali melirik Ana, memperhatikan betapa canggungnya gadis itu di dekatnya.

Saat makan siang mereka belum usai, terdengar suara sepatu hight heels membentur lantai marmer dengan nyaring. Rosalie berjalan mendekat ke ruang makan.

"Ah, kalian makan bersama?" tanya Rosalie sambil tersenyum tipis. Ia cukup terkejut mendapati Ben dan Ana duduk bersebelahan, hatinya berkedut nyeri.

"Ya, kami harus saling mengenal karena kami akan segera menikah," jawab Ben dengan senyum lebar. Ia membuat jawaban tegas agar Rosalie sadar bahwa semua ini adalah sebuah kesalahan.

"It's ok, bukan masalah." Rosalie berusaha bersikap baik-baik saja lalu ikut bergabung.

Di meja makan, Rosalie dan Ana duduk bersebrangan meja dan saling berhadapan, sementara Ben berada di antara mereka berdua sambil menikmati makanannya.

Ben bersikap seolah ia tidak paham perasaan Rosalie saat ini. Bagaimanapun, jika Rosalie menginginkan pernikahan kedua Ben, maka wanita itu juga harus menerima segala resiko yang bisa saja terjadi.

Saat wanita lain berusaha keras menjauhkan suaminya dari segala macam godaan, Rosalie malah membawa gadis secantik Ana untuk ditawarkan secara cuma-cuma pada suaminya. Itu adalah satu-satunya tindakan gila Rosalie yang pernah Ben ketahui.

Setelah mereka bertiga menyelesaikan makan siang, Ben dan Rosalie masuk ke dalam kamar, sementara Ana tetap berada di tempat semula untuk membantu pelayan membereskan meja makan.

"Kau baik-baik saja?" tanya Ben pada Rosalie. Laki-laki itu melepas pakaiannya dan hendak masuk ke dalam kamar mandi.

"Hmm, tentu. Aku senang kalian mulai akrab," jawab Rosalie. Ben berlalu tanpa menjawab apapun.

Saat Ben sudah berada di dalam kamar mandi, Rosalie duduk di tepi kasur sambil memegang dadanya yang terasa penuh. Ia tidak menyangka jika rasanya akan sesakit ini. Bahkan ia tidak sadar akan menyakiti dirinya secara terus menerus.

Hanya melihat suaminya duduk berdua menikmati makan siang bersama Ana saja sudah membuatnya cemburu, lalu bagaimana jika nanti Rosalie menyaksikan sendiri suaminya akan tidur di dalam kamar yang sama dengan gadis itu. Rosalie begitu bimbang akan keputusannya.

Rosalie mengeluarkan sebuah kertas dari dalam tas jinjingnya. Ia melihat jadwal operasi yang harus ia lalui beberapa minggu lagi. Bahkan Rosalie sudah menandatangani berkas persetujuan untuk pengangkatan rahimnya. Setelah itu, ia akan kehilangan semua harapannya, dan hanya bisa bertumpu pada Ana.

Rosalie terus melamun dan menatap nanar pada kertas yang ia genggam. Saat Ben keluar dari dalam kamar mandi, wanita itu buru-buru memasukkan kembali kertas tersebut ke dalam tasnya.

"Ada apa?" tanya Ben.

"Tidak. Tidak ada apa-apa!"

"Wajahmu murung, apakah terjadi sesuatu?" tanya Ben lagi.

"Aku sudah menyetujui operasi pengangkatan rahimku," ucap Rosalie lirih.

Ben menoleh, mendekati wanita itu dan memeluknya. Sebagai seorang suami yang mendampingi Rosalie selama bertahun-tahun, Ben tahu bagaimana perasaan wanita itu. Meski sebenarnya Ben tidak keberatan bahkan jika mereka tak memiliki anak, namun Ben tidak yakin Rosalie bisa menerimanya.

"Kau sudah yakin tentang pernikahanku dan Anastasia?" tanya Ben.

"Tentu saja, Sayang. Bukankah kau juga ingin segera memiliki anak?"

"Jika kau tidak nyaman kita tinggal dalam satu rumah setelah aku dan dia resmi menikah, aku tidak keberatan membeli rumah baru. Mungkin akan lebih baik jika Ana tinggal terpisah untuk menjaga perasaanmu," ungkap Ben.

"Tidak, itu tidak perlu!" seru Rosalie. "Lagi pula kalian hanya akan tinggal sekamar saat Ana dalam masa subur, selain itu kau tetap bersamaku, Sayang," lanjutnya. Jika Ben membeli rumah baru untuk Ana, maka Rosalie akan kesulitan memantau aktivitas mereka, dan hal itu pasti membuatnya semakin cemburu.

Ben mengernyitkan dahi, peraturan macam apa itu?

"Kenapa harus seperti itu?" tanya Ben.

"Sayang, kau paham pernikahan itu hanya kontrak demi mendapatkan anak. Lalu untuk apa kalian bersama jika Ana tidak sedang dalam masa suburnya." Rosalie berkata dengan nada tinggi.

"Aku merasa kita seperti orang jahat. Membeli harga diri Anastasia demi keegoisanmu!" gumam Ben sambil menggelengkan kepala pelan.

Laki-laki itu menghembuskan napas kasar. Ia menyingkir tanpa ingin membantah opini Rosalie yang tidak sejalan dengan pikirannya. Berdebat dan bertengkar hanya akan menambah masalah mereka

Saat ini kondisi Rosalie sedang kurang sehat, membuat Ben harus menahan diri dan mengalah agar tidak membuat wanita itu semakin hilang kendali.

Saat Ben masuk ke dalam ruang ganti, Rosalie keluar dari kamar dan menemui Ana. Wanita itu menyerahkan gaun pengantin yang akan Ana kenakan di hari pernikahannya.

"Ana, aku ingin mengingatkan satu syarat dan satu permintaan untukmu. Jauhkan perasaanmu dari Ben. Bagaimanapun, hubungan kalian nantinya hanya sebatas kontrak, jangan melewati batasanmu!"

"Aku akan berusaha," jawab Ana.

"Terima kasih, Ana. Aku senang karena wanita yang akan menjadi maduku adalah dirimu. Aku mengandalkanmu," ucap Rosalie sambil memeluk Ana.

Dari lantai atas, Ben melihat pemandangan itu. Ia melihat Rosalie dan Ana saling berpelukan.

"Kau tidak sadar sedang menyalakan api di dalam rumah tanggamu, Rosalie," batin Ben.

🖤🖤🖤

1
Kristina Sihmirmani
bagussss Thor,, ceritanya nguras emosi jg airmata👍👍
Sastri Dalila
👍👍👍
Paijem Yu
Luar biasa
Virgo Girl
Aku paling menghindari tema cerita poligami apapun alasannya. Ga kuat, krn pasti ada istri yg tersakiti, ntah istri pertama atau kedua😭😭
ms. S
awalnyaniseng sih baca lha kok keterusan smpe bikin begadang buat baca ini. novel yg SGT menarik buat dibaca. tata bahasa juga bagus
Nia Nara
Lelaki !!!
kairin
anak pintar sekali.bagus ana
kairin
memang berat.aku pun klo di posisi ana pasti setres juga
kairin
pingin nabok si rose
kairin
sbnrnya agak mulai g suka sama Ben
kairin
ana luar biasa
kairin
disini siapa yg lebih tersakiti? tentu saja kedua wanita itu
kairin
wadidauwwwww....
kairin
jawab ana, kmu TDK bersalah....
kairin
awalnya kasian sama rose, TPI makin kesini jdi kasian sama ana.hiks....hiks.... apakah Ben hrs menceraikan rose.oh membayangkan sja sudah Tdk sanggup
kairin
wkwk wkwkwkwk gocangannya terlalu kuat /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
kairin
wow....ana luar biasa....
kairin
semakin menyala....
Widya Sari SE
Ethan adik nya Ben kan..?
Widya Sari SE
😭😭😔😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!