Dilarang Boom Like!!!
Tolong baca bab nya satu-persatu tanpa dilompat ya, mohon kerja sama nya 🙏
Cerita ini berkisah tentang kehidupan sebuah keluarga yang terlihat sempurna ternyata menyimpan rahasia yang memilukan, merasa beruntung memiliki suami seperti Rafael seorang pengusaha sukses dan seorang anak perempuan, kini Stella harus menelan pil pahit atas perselingkuhan Rafael dengan sahabatnya.
Tapi bagaimanapun juga sepintar apapun kau menyimpan bangkai pasti akan tercium juga kebusukannya 'kan?
Akankah cinta segitiga itu berjalan dengan baik ataukah akan ada cinta lain setelahnya?
Temukan jawaban nya hanya di Noveltoon.
(Please yang gak suka cerita ini langsung Skipp aja! Jangan ninggalin komen yang menyakitkan. Jangan buka bab kalau nggak mau baca Krn itu bisa merusak retensi penulis. Terima kasih atas pengertian nya.)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENDUA 2
Pagi itu sinar mentari masuk menerobos lewat celah-celah tirai yang tidak tertutup rapat, membangunkan Stella yang berada di pelukan Rafael. Dengan pelan Stella menyingkirkan tangan kekar yang berada di atas perut rampingnya, beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah itu Stella membangunkan Rafael yang masih terlelap di atas ranjang king size nya.
"Mas, ayo bangun. Ini sudah jam 6 pagi." Ucap Stella membangunkan suaminya.
"Mas Rafael ... ayo bangun, kasihan Rafella jika menunggu lama di meja makan."
Omelan Stella setiap pagi bagaikan melodi merdu di telinga Rafael. Terkadang Rafael rindu jika tidak mendengar omelan dari istri cantiknya.
"Five minute, Sayang," sahut Rafael dengan suara parau nya.
Kemudian pria itu menarik selimut menutupi tubuhnya hingga ke leher.
"Baiklah, lima menit lagi aku akan kembali dan kamu harus sudah bangun. Aku akan melihat Rafella dulu." Stella berucap lalu mengayunkan langkahnya keluar dari ruangan mewah itu.
Kaki jenjangnya berjalan menuju kamar putrinya yang berada di seberang kamar miliknya.
Ceklek
Stella mengedarkan pandangannya dimana saat ini dia sudah berada di kamar Rafella, tampak putrinya sudah rapi dengan seragam sekolah yang membalut tubuh mungil tersebut serta tas ransel yang berada di belakang punggungnya.
Sudut bibir wanita itu tertarik ke belakang menatap wajah sang putri. "Sudah siap sayang?" Tanya Stella pada putrinya yang sedang berdiri tepat di hadapannya setelah memakai sepatu.
"Sudah Mom, ayo kita turun." Jawab Rafella sembari menarik jemari tangan Mommy nya.
"Sayang, kamu turun dulu ya! Mommy mau ke kamar nyusul Daddy." Seru Stella pada anaknya yang kemudian mendapat anggukan dari putrinya.
"Siap Mom, Rafella tunggu di bawah ya." Rafella berucap sambil meletakkan tangannya ke samping kepala. Layaknya seseorang memberi hormat.
Stella tersenyum melihat putrinya yang seakan mengerti dengan apa yang di inginkan nya. Setelah kepergian putrinya, wanita itu kembali melangkahkan kaki jenjangnya masuk ke dalam kamar.
Seketika pandangannya tertuju pada sebuah ranjang dimana sang suami yang masih bergelut di bawah selimut yang menutupi tubuh kekarnya.
"Astaga! Mas, ternyata kamu belum bangun juga." Marah Stella sembari menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan suaminya yang masih terlelap dalam mimpi indahnya.
Dia kira suaminya yang meminta waktu 5 menit akan segera membersihkan diri dan setelah dia kembali ke kamar berharap sang suami sudah siap dengan memakai baju kerja, ternyata jauh dari ekspetasinya. Justru Rafael masih setia berada di atas ranjang.
Stella berjalan mendekat ke arah suaminya sembari menyibak selimut yang menutup tubuh Rafael. "Sayang, ayo bangun. Rafella sudah menunggu di bawah, kasihan dia kalau terlambat berangkat ke sekolah."
"Iya-iya, aku bangun." Ucap Rafael dengan kedua mata yang terbuka lebar.
Pandangan pertama yang di lihat oleh Rafael adalah sosok istri yang begitu cantik. Kulit mulus nan bersih di balut dengan dress favorit bermotifkan Menara Eiffel. Rafael kembali teringat di saat dirinya memilih sebuah dress untuk istrinya saat berada di luar kota sebagai hadiah kecil.
Rafael beranjak turun dari ranjang dan merenggangkan ototnya yang terasa kaku. Kepalanya terasa berdenyut efek kurang tidur akibat olahraga semalam bersama istrinya.
"Morning kiss, Sayang."
Rafael menyodorkan wajahnya sembari menempelkan telunjuk nya di pipi kanan, sebagai tanda meminta untuk di kecup.
"Cup." Tanpa menunggu lama Stella mendaratkan kecupan di pipi kanan Rafael karena dia tidak ingin putrinya menunggu lama di meja makan.
"Sudah, ayo sana cepat mandi."
Stella mendorong tubuh atletis suaminya yang saat ini sudah bertelanjang dada menyisakan celana boxser saja.
"Cup."
Buru-buru Rafael mengecup bibir ranum Stella, kemudian berlari kecil menuju kamar mandi.
"Ih, Mas Rafael. Mesum deh!" Teriak Stella, kedua matanya melotot menatap punggung suaminya yang beberapa saat hilang dari pandangan nya.
"Biarin aja, mesum sama istri sendiri, nggak masalahkan!" Sahut Rafael dari dalam kamar mandi sembari terkekeh membayangkan wajah Stella yang memerah akibat ulahnya.
Stella menggerutu melihat sikap Rafael yang selalu terlambat bangun, berujung dia yang terus menerus berkicau setiap pagi untuk membangunkan suaminya.
10 menit kemudian Rafael keluar dengan keadaan bertelanjang dada. Balutan handuk yang melilit di pinggangnya, sehingga nampak otot perut seperti roti sobek. Di ambilnya pakaian yang telah di siapkan sang istri di tepi ranjang.
Stella mendekat membantu Rafael mengancing kemeja serta memasang dasi yang sudah dia ikat di leher suaminya. Setelah selesai mereka berdua keluar dan turun menuju meja makan. Terlihat jelas raut wajah kesal dari Rafella yang tengah duduk menunggu kehadiran kedua orang tuanya.
"Morning Princess." Sapa Rafael mencium puncak kepala putrinya. "Kenapa cemberut, hm?"
"Dad, coba lihatlah jam berapa ini sekarang." Jawab Rafella menggerutu seraya menunjuk dengan dagu yang terangkat ke arah penunjuk waktu yang terpajang sempurna di atas dinding.
"Pokoknya Daddy harus tanggungjawab, Rafella gak mau terlambat!" Imbuh Rafella yang tengah merajuk.
"Iya, Dad tahu. Maafkan Dad, sudah ayo sarapan. Habiskan makanan nya, setelah itu Dad yang akan mengantarmu ke sekolah."
Tak lama kemudian setelah selesai sarapan, Stella mengantar suami dan putrinya menuju pintu utama.
"Sayang, aku berangkat dulu ya. Kamu hati-hati di rumah." Rafael mengecup kening istrinya.
"Iy, Sayang ... kamu juga hati-hati ya. Oh iya, nanti kamu pulang seperti biasa kan?" Stella menatap lekat wajah Rafael, sedangkan di depan mansion sudah ada Roni sang asisten yang sedari tadi setia menunggu bos nya di luar.
"Aku usahakan pulang tepat waktu Sayang." Balas Rafael sembari membelai pipi mulus Stella.
"Dad, ayo berangkat. Oh, come on Mom ... ijinkan Dad berangkat sekarang!" Teriak Rafella dari dalam mobil, menunggu sang Daddy yang masih memeluk Mommy nya.
Mendengar teriakan putrinya sontak mereka berdua mengurai pelukan nya. Kemudian sedikit mengalihkan pandangan nya ke arah Rafella, sebelum kemudian Rafael masuk ke dalam mobil. Roni segera melajukan mobil meninggalkan mansion.
Stella melangkah kembali masuk ke dalam mansion. Kakinya membawa langkahnya menuju ke kamar, rencananya hari ini Stella akan belanja bulanan mengingat stok makanan di kulkas sudah menipis.
🍁Kantor Rafael🍁
2 Jam berlalu.
Setelah Rafael yang telah usai berkutat dengan setumpuk berkas di meja nya. Kini dirinya tengah merilekskan otaknya sejenak dengan membuka aplikasi game miliknya, dan ternyata ada sebuah chat masuk dari sebuah akun yang semalam telah menemaninya, mendengarkan segala keluh kesah yang menghinggap di benaknya.
Angel : Hai, apa kabar?
Rafael : Baik, kamu sendiri?
Angel : Baik juga. Oh iya, jadi kapan nih kamu mulai mengajariku bermain game?
Rafael : Sekarang juga bisa, itu pun kalau kamu mau.
Angel : Wah, mau banget dong. Tapi ... apa kamu gak sibuk ya hari ini.
Rafael : Enggak, kebetulan kerjaan ku udah selesai kok, jadi gimana?
Angel : Oke, siapa takut. Emang siapa sih yang mau nolak di ajarin seorang gamer sehebat kamu, 😍
Angel : Dan aku yakin selain kamu hebat, pasti kamu sosok pria yang tampan, lembut dan penuh perhatian. Selain itu di mata aku kamu itu terlihat sempurna banget deh pokok nya, beruntung ya istri kamu dapat suami seperti kamu.
Puji Angel dengan penuh keyakinan tinggi yang berhasil membuat Rafael terbang tinggi ke luar angkasa, untuk sekian kalinya Angel terus memuji Rafael pria yang baru semalam dia kenal, tanpa mengetahui wajah sebenarnya dari pria tersebut.
Entah kenapa tiba-tiba Angel sangat mengagumi sosok Rafael, mengklaim bahwa Rafael adalah sosok pria yang sempurna, bahkan dia terlihat begitu tertarik dengan apa yang di miliki oleh sosok Rafael meskipun dia tahu bahwa kenyataan nya Rafael bukan pria lajang seperti yang dia bayangkan sebelumnya.
Sementara di balik layar, Rafael tergelak membaca setiap pesan yang di kirimkan oleh Angel kepadanya di iringi dengan seulas senyum yang terbit dari bibir tipisnya.
Rafael : Sudahlah berhenti memujiku, sekarang perhatikan setiap kata yang di bawah ini.
~Misi harian~
Exp card gunakan exp card agar level game bisa bertambah dengan cepat.
Top up diamond membeli agar bisa mendapatkan exp untuk kekuatan level bertambah.
Rafael : Itu langkah pertama yang harus kamu tahu perihal seputar bermain game.
Angel : Aduh, banyak banget sih. Bingung jadi nya.
Keluh Angel yang memang tidak tahu menahu perihal game, tapi entah kenapa rasa ingin tahunya begitu tinggi bahkan dia terus meminta Rafael untuk mengajarinya bermain game.
Rafael : Ya udah kalau kamu masih bingung, pelajari aja dulu. Aku yakin kamu pasti bisa, dan setelah itu kamu akan jadi seorang gamer yang handal. Kapan pun kamu mau, aku akan bantu sampai kamu bisa.
Angel : Rafael, aku boleh gak minta tolong?
Rafael : Tolong apa?
.
.
.
🍁Bersambung🍁