Bagaimana rasanya jika kau mencintai saudara sepupumu sendiri? Jawabannya kenapa tidak! Jika sepupu mu itu adalah pria yang sangat tampan, baik, walaupun sifat dan sikapnya sangat dingin sedingin kutub Utara.
Itulah yang dialami seorang Baby Arbeto, gadis cantik berusia delapan belas tahun yang sangat mencintai Agam Mateo kakak sepupunya sendiri. Seorang pria yang terkenal sangat dingin, kaku, dan tidak pernah terlihat dekat dengan wanita manapun.
Tapi sayangnya Agam Mateo tidak merasakan hal yang sama, pria itu sejak dulu selalu menganggap Baby seperti adiknya sendiri. Dan mana mungkin seorang kakak mencintai adiknya.
"Mencintaimu adalah sebuah anugerah bagi ku." Baby Arbeto.
"Dicintaimu adalah sebuah musibah untuk ku." Agam Mateo.
Bagaimanakah perjalanan kisah cinta ke-duanya? Apakah pernikahan antar sepupu akan terjadi? Yuk ikuti kisah cinta mereka yang lucu dan menggemaskan 😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Selama beberapa menit ciuman itu berlangsung, dan Baby yang sudah hampir kehabisan oksigen langsung merasa lega saat Agam melepaskan tautan bibir mereka. Jantungnya berdebar dengan hebat saat merasakan ciuman panas tersebut, apalagi saat ini tangan Agam tengah mengusap bibirnya dengan perlahan membuat jantungnya semakin tak terkendali.
"A.. ta-tadi..?"
Agam menahan ucapan Baby dengan jarinya yang masih berada di bibir tipis gadis itu, bibir yang saat ini terlihat bengkak dengan lipstik yang berantakan akibat perbuatannya. Dan entah dorongan dari mana yang membuat Agam mengulangi perbuatannya, kembali mencium bibir gadis yang sudah ia anggap sebagai adiknya sendiri.
Jika di pikir secara logika rasanya tidak mungkin Agam bertindak sampai sejauh ini, namun entah mengapa ia tidak bisa mengendalikan sesuatu yang ada di dalam dirinya yang ingin kembali merasakan manisnya bibir milik sepupunya itu.
Dengan menggebu Agam terus menghisap dan bertukar saliva, lalu melepaskan tautan mereka saat merasakan kehabisan oksigen. "Gila! Ini benar-benar gila!" Agam menatap wajah Baby dengan intens, lalu tanpa kata meninggalkan gadis itu setelah apa yang diperbuatnya.
Membuat Baby terkejut dan tak percaya, pria yang baru saja mencium bibirnya sebanyak dua kali itu pergi begitu saja meninggalkannya seorang diri di ruangan sempit tersebut.
"Agam Mateo sialan! Kau pikir aku ini apa? Setelah mencium ku kau pergi begitu saja!" Umpat Baby dengan penuh amarah sembari menendang pintu yang sudah terbuka dihadapannya.
Dengan penuh emosi Baby keluar dari ruangan tersebut, tanpa mengetahui ada seseorang yang menatap kepergiannya dengan tangan yang terkepal erat setelah mendengar teriakan gadis itu.
Sementara itu Lea yang tengah mencari keberadaan Baby, langsung mengejar sepupunya itu saat melihat sosok yang sejak tadi dicarinya berada tidak jauh dari tempatnya berdiri.
"Baby berhenti! Kau mau kemana?" seru Lea dengan setengah berteriak sambil berlari.
"Pulang... " Baby terus melangkahkan kakinya tanpa menghiraukan Lea.
"Tapi acaranya belum selesai." Lea kembali berteriak, karena tidak bisa mengejar langkah Baby yang berjalan dengan sangat cepat.
"Bodo amat." Sahut Baby dengan ketus sembari masuk ke dalam lift, meninggalkan Lea yang terlihat masih mengejar langkahnya.
"Ada apa dengan Baby? Apa terjadi sesuatu antara A dan Baby?" gumam Lea, yang hanya bisa pasrah saat melihat pintu lift tertutup.
Karena merasa khawatir dengan keadaan Baby, Lea segera menghubungi Boy Arbeto untuk memberitahukan pada sepupunya itu kalau adik nya keluar dari ballroom seorang diri.
*
*
"Dasar brengsek! Kau benar-benar brengsek!" umpat Baby dengan berteriak. Ia tidak takut banyak orang yang akan melihat dan mendengar teriakannya, karena saat ini tidak ada siapa pun di taman tersebut. Taman yang letaknya tidak jauh dari hotel tempat diadakan acara pertunangan Agam dan Cindy. "Dua kali, dua kali kau mencium ku Agam Mateo dan kau pergi begitu saja!" umpat Baby dalam hati.
"Siapa yang brengsek?"
Deg.
Baby langsung menatap kearah belakang, dan melihat pria yang sangat ia kenali. "Sky... "
"Siapa orang brengsek yang kau katakan tadi?" Sky langsung duduk di samping Lea, menatap wajah cantik yang terlihat sedang marah dan sedih.
"Bukan siapa-siapa." Baby berdiri dari duduknya hendak pergi dari tempat tersebut, karena ia ingin sendiri dan tidak mau di ganggu oleh siapa pun.
"Kau mau kemana?" Sky menarik lengan Lea, dan membuat gadis itu untuk duduk kembali di sampingnya. "Katakan padaku siapa yang membuatmu marah?" Sky menatap Lea dengan intens.