NovelToon NovelToon
"Suami" Pilihan Orang Tuaku

"Suami" Pilihan Orang Tuaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lidia Grace Giawa

bercerita tentang seorang ibu rumah tangga bernama Rini yang sudah hidup bersama dengan suami nya bernama Edi selama 20 tahun lamanya. Rini menikah dengan Edi bukan berdasarkan cinta. Rini menikah dengan Edi karena Edi adalah suami pilihan orang tua nya. kisah ini menceritakan konflik di masa lampau dan juga menceritakan Lika liku kehidupan rumah tangga nya yang sedang dijalani saat ini. dari cerita ini kita belajar bahwa pilihan orang tua pun belum tentu baik dan walaupun tidak begitu buruk.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lidia Grace Giawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 30 lanjut

"Edi, bisa sebentar?" ucap Siska

Edi menoleh, jantungnya berdebar.

"Iya, ada apa?" Jawab Edi yang berusaha profesional karena berada di kantor

"Aku butuh bantuan dengan laporan. Bisa kita bicarakan di pantry?" Ucap Siska mencari alasan agar bisa berduaan dengan Edi

Edi melihat sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikan.

"Baiklah, cepat ya." Jawab Edi

Mereka berdua masuk ke pantry.

"Aku tahu kita harus hati-hati, tapi aku rindu kamu." Tutur Siska

"Aku juga, Siska. Tapi kita harus cepat, bisa jadi masalah besar. Nanti kita bisa bicara lagi saat sudah pulang kantor." Jawab Edi

"Aku hanya ingin sedikit waktu bersamamu, Edi. Menunggu waktu pulang sangat lah lama bagi ku. Mungkin makan siang nanti?" Tanya Siska penuh harap pada Edi

Edi mengangguk, walau hatinya ragu.

"Oke, tapi kita harus hati-hati. Jangan sampai ketahuan."

...Siska tersenyum, tetapi Edi merasakan ketegangan. Mereka kembali ke meja masing-masing, menahan kerinduan di tengah kesibukan kerja....

Begitu jam istirahat tiba, Edi mengetik pesan singkat kepada Siska, "Makan siang di kafe baru? Katanya makanannya enak."

Siska segera membalas, "Boleh, aku juga penasaran."

Mereka pun berjalan bersama menuju kafe. Setibanya di sana, suasana kafe terasa nyaman, dengan alunan musik lembut dan aroma kopi yang menggoda. Mereka memesan makanan Edi memilih ayam panggang dengan nasi putih dan jus jeruk sementara Siska memesan salad dan jus buah naga.

Sambil menunggu pesanan datang, mereka berbincang santai tentang pekerjaan, dan rencana akhir pekan. Sesekali, canda tawa pecah di antara mereka, membuat suasana makan siang semakin hangat. Saat makanan mereka tiba, Edi terkesan dengan rasa ayam panggang nya, sementara Siska puas dengan pilihan salad nya yang segar.

Jam istirahat mereka terasa singkat karena suasana yang menyenangkan. Sebelum kembali ke kantor, Siska berkata, "Lain kali kita coba menu lain di sini, ya."

Edi mengangguk setuju, "Setuju, tempat ini memang enak. Ya udah ayo balik ke kantor!"

...Mereka pun kembali ke kantor dengan perut kenyang dan hati yang lebih segar, siap melanjutkan sisa hari kerja mereka....

...Setelah beberapa kali melihat Edi dan Siska makan siang bersama, teman-teman sekantor mulai membicarakan kedekatan mereka. ...

...Salah satu rekan kerja, Anton, yang sudah cukup lama bekerja di kantor itu, merasa ada yang aneh. Ia tahu bahwa Edi sudah menikah dan sering membicarakan istrinya di kantor. Namun, kedekatan Edi dan Siska begitu mencurigakan....

Saat mereka kembali ke kantor setelah makan siang bersama, Anton yang duduk tak jauh dari Edi berkata dengan nada bercanda namun menyelidik, "Wah, Edi, tiap hari makan bareng Siska terus. Enggak takut dimarahin istri, nih?"

Edi, yang sadar bahwa percakapan seperti ini bisa disalah artikan, hanya tersenyum tenang. "Ah, enggak ada yang perlu dikhawatirkan, Anton. Aku dan Siska cuma teman kantor. Kami suka ngobrol soal proyek kerjaan, jadi sekalian makan siang biar bisa diskusi lebih santai."

Siska, yang mendengar itu, menambahkan, "Iya, benar. Kami hanya ngobrol biasa. Enggak ada yang aneh kok."

...Meski sudah dijelaskan, beberapa teman kantor masih menyimpan rasa penasaran. Mereka berbisik-bisik di antara mereka, membicarakan kemungkinan bahwa ada hubungan yang lebih dari sekadar rekan kerja antara Edi dan Siska. Namun, Edi dan Siska tetap bersikap profesional, tidak membiarkan rumor mengganggu pekerjaan mereka....

...Di sisi lain, Edi merasa perlu berbicara lebih serius kepada Anton dan teman-temannya suatu hari nanti, untuk memastikan tidak ada kesalahpahaman yang bisa merusak reputasinya, baik di kantor maupun di rumah tangga nya....

Di desa

...Setelah hari yang sibuk di pasar, Rini, Linda, dan Nur merasa lega karena semua kue jualan mereka habis terjual. Dengan perasaan senang dan puas, mereka mulai berjalan pulang bersama. Udara sore yang sejuk menambah suasana hati yang ceria. Di sepanjang jalan, mereka berbincang santai, membahas rencana untuk keesokan harinya....

"Syukurlah, hari ini rezeki lancar," ujar Linda sambil tersenyum.

"Benar, aku nggak nyangka kue-kue kita laris banget," tambah Nur. "Besok mungkin kita bisa buat lebih banyak."

...Rini, yang paling berpengalaman dalam membuat kue, hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia senang melihat usaha mereka berjalan baik, tapi sekarang pikirannya tertuju pada Rania, putri kecilnya yang dititipkan di rumah Bu Ida, guru Rania di sekolah. Mereka bertiga sudah sepakat menjemput Rania sebelum pulang ke rumah....

...Setelah beberapa menit berjalan, mereka sampai di rumah Bu Ida. Rumah itu tampak asri dengan halaman penuh bunga. Rini mengetuk pintu pelan, dan tak lama kemudian, Bu Ida membukakan pintu dengan senyuman hangat....

"Permisi, Bu Ida," sapa Rini.

"Iya siapa ya. Oh, kalian sudah datang. Rania lagi main di dalam," jawab Bu Ida sambil mempersilakan mereka masuk.

Di dalam rumah, Rania terlihat ceria bermain boneka. Begitu melihat ibunya dan kedua Tante nya, Rania berlari kecil ke arah mereka. "Ibu! Tante Linda, Tante Nur!" serunya sambil tersenyum lebar.

Rini memeluk Rania dengan penuh kasih sayang. "Sudah siap pulang, sayang?" tanyanya lembut.

...Rania mengangguk dengan semangat. Setelah berpamitan dengan Bu Ida, mereka semua berjalan pulang bersama. Di perjalanan, Rania bercerita dengan riang tentang kegiatan sekolahnya hari itu, sementara Linda dan Nur sesekali menimpali dengan tawa kecil. ...

...Setelah sampai di rumah, Rini, Linda, dan Nur langsung membagi tugas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk. Meskipun lelah setelah berjualan seharian, semangat mereka tetap terjaga karena gotong royong sudah menjadi kebiasaan di antara mereka....

...Rini menuju dapur untuk memasak. Dia menyiapkan makan malam sederhana namun lezat, dengan bahan-bahan yang sudah ia siapkan. ...

...Sambil memasak, Rini terbayang betapa nikmatnya makan bersama keluarga nanti setelah semua pekerjaan selesai Yang membuat nya ingat dengan suaminya Edi. Namun Rini hanya menarik nafas panjang dan berusaha untuk tetap kuat....

...Sementara itu, Linda mengambil sapu dan mulai menyapu ruang tamu dan halaman. Dengan gerakan cekatan, ia membersihkan lantai yang penuh debu, membuat rumah terasa lebih nyaman. ...

...Nur, di sisi lain, membantu Rania mandi. Ia mengisi bak mandi dengan air hangat dan mengajak Rania berbicara tentang hari-harinya di sekolah, membuat kegiatan mandi terasa menyenangkan bagi Rania....

...Setelah selesai mandi, Rania terlihat segar dengan pakaian bersihnya. Ia duduk di ruang tamu sambil menonton televisi dan sesekali tertawa sendiri melihat acara kesukaannya....

...Ketika Linda selesai menyapu, ia bergabung dengan Rini di dapur, membantu menyiapkan meja makan. Nur, yang sudah menyiapkan Rania, ikut membantu menyajikan hidangan. Dalam waktu singkat, rumah kembali bersih, makanan tersaji, dan suasana hangat kebersamaan terasa begitu kental....

Saat makan malam, Rini, Linda, Nur, dan Rania duduk bersama di meja makan. Makanan sudah tersaji nasi hangat, sayur sop, ayam goreng, tempe goreng, dan sambal kesukaan mereka.

"Syukurlah, akhirnya makan malam juga. Gimana, hari ini capek nggak, kalian?" Tanya Rini

"Lumayan, sih. Tapi nggak terasa capeknya karena jualan laris manis. Besok kita buat kue lebih banyak, ya mbak?" Ucap Linda

"Iya, aku setuju." Jawab Nur antusias

Sambil makan, Rania yang duduk di sebelah Nur terlihat antusias mendengar pembicaraan itu.

"Ibu, aku boleh bantu bikin kue besok?" Tanya Rania pada Rini

Rini tersenyum melihat semangat Rania.

"Tentu boleh, sayang. Tapi kamu harus cepat bangun pagi, ya." Jawab Rini dengan lembut

Rania mengangguk semangat "Iya, bu! Aku janji bangun pagi."

Linda, sambil menyendok sayur sop ke piringnya, menoleh ke Rania dan bertanya dengan lembut. "Rania, tadi di sekolah belajar apa?"

"Tadi belajar angka sama Bu Ida. Terus habis itu main di halaman sama teman-teman. Seru banget, Tante." Jawab Rania dengan sangat antusias

"Wah, hebat! Rania pintar, ya. Besok ajarin Tante, ya, cara hitung yang kamu pelajari." Sambung Nur

Rania tertawa kecil, merasa bangga "Iya, Tante. Aku bisa ngajarin!"

"Ahhh, makan malamnya enak. Terima kasih ya, semuanya sudah bantu hari ini." Ucap Rini

Linda dan Nur mengangguk, merasa senang bisa bekerja sama sepanjang hari.

"Iya, sama-sama mbak. Besok kita mulai lagi, tapi jangan lupa istirahat yang cukup, ya." Jawab Linda

...Setelah makan malam, Rini, Linda, Nur, dan Rania bersiap-siap untuk tidur. Rania sudah meringkuk nyaman di tempat tidurnya, sementara Rini merasa lega karena hari itu berjalan dengan lancar. Udara malam yang sejuk membuat Rini cepat terlelap di kamarnya, sementara Linda dan Nur masih berbincang ringan di kamar mereka sebelum tidur....

...Namun, tak lama setelah Rini tertidur pulas, suara dering telepon mengusik keheningan malam. Rini terbangun perlahan, matanya masih setengah tertutup. Dengan tangan yang lemah, ia meraih teleponnya yang terletak di meja samping tempat tidur. Di layar telepon, nama Edi, suaminya, muncul....

"Halo, Mas. Ada apa? Kenapa menelpon malam-malam?" Rini bertanya dengan suara serak karena baru bangun.

Edi di ujung telepon terdengar tersenyum lembut. "Sayang. Maaf ganggu tidurmu. Mas cuma... rindu sama kamu dan Rania. Kangen sama rumah. Apa kalian baik-baik aja di sana?"

Rini tersenyum tipis, walau rasa kantuk masih terasa. "Kami baik-baik aja, Mas. Tadi hari yang cukup sibuk, tapi syukur nya semuanya berjalan lancar. Rania juga tadi habis mandi dan makan langsung tidur. Dia juga pasti kangen sama Ayahnya."

"Syukurlah. Aku cuma kepikiran kalian di rumah. Di sini kerjaan banyak, tapi rasanya pengen cepat pulang. Suasana rumah itu nggak tergantikan." Ucap Edi

Rini merasa tersentuh mendengar kata-kata Edi. Meskipun sering berjualan dan sibuk mengurus rumah, kehadiran Edi selalu dirindukan.

"Sebentar lagi kan Mas pulang. Kami juga kangen, tapi semuanya di sini baik-baik aja. Jangan khawatir, fokus aja di kerjaan Mas, ya. Nanti kalau pulang, kita semua bakal sambut Mas dengan senang." Ucap Rini dengan lembut

Edi menghela napas panjang, lega mendengar suara Rini. "Iya, terima kasih ya, sayang. Jaga kesehatan kalian, ya. Kasih tahu Rania, Ayahnya kangen banget sama dia. Nanti kalau aku telepon lagi, mau ngobrol sama dia."

Rini tersenyum lebih lebar. "Pasti, Mas. Besok aku sampaikan ke Rania. Sekarang Mas istirahat juga, jangan sampai capek, ya. Nanti kita semua ketemu lagi."

"Iya, Sayang. Terima kasih. Selamat malam, ya. Aku sayang kalian." Ucap Edi

"Kami juga sayang sama Mas. Selamat malam mas." Sahut Rini

...Setelah menutup telepon, Rini meletakkan ponselnya kembali di meja dan menarik selimut. Suara lembut Edi masih terngiang di telinganya, memberi rasa hangat dan nyaman. Dengan perasaan tenang, Rini kembali tidur, merasakan cinta dan kerinduan yang menyelimuti mereka meski jarak memisahkan....

1
Dinoqueen
cerita nya bagus.
Rimuru Tempest
Aku jatuh cinta dengan ceritamu, tolong update sekarang juga!
Dinoqueen: wah😍😍😍Terimakasih 🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!