Semalam Dengan Istrimu

Tuan Anderson mendengus kesal "Apa mungkin Daniel sedang menyukai seseorang?" tanya Tuan Anderson kepada Miska, dia jadi tidak berselera makan lagi.

"Sepertinya begitu." jawab Miska.

"Kira-kira siapa wanita itu, sayang? Aku hanya ingin Alexa yang menjadi menantuku. Aku sangat mengenal baik latar belakangnya, dia anak dari sahabat terbaikku."

"Aku tidak tau, biar nanti aku kasih tau Mas kalau tau siapa wanita itu."

Daniel masuk ke dalam mobilnya, dia melihat ada satu pesan tak terbaca, betapa bahagianya dia saat melihat ada nama Viona yang mengirim pesan itu.

[Selamat pagi Daniel, aku Viona teman SMA kamu dulu, hari ini suami aku Satria Mahendra akan telat masuk kerja karena ada keperluan, aku harap kamu mengizinkannya.]

Daniel hanya tertawa kecil, pesan dari Viona sangat kaku sekali. Mungkin karena dia mengetik itu sambil dilihat oleh suaminya, seolah-olah mereka tidak pernah bertemu dan tidak pernah tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

Ada rasa cemburu dihatinya, kelihatannya Viona begitu perhatian sama suaminya. Padahal itu hal yang wajar karena mereka suami istri. Yang Tidak wajar adalah dia yang cemburu pada suaminya Viona.

Dia membalas pesannya dengan begitu singkat.

[Oke]

Daniel menyetir mobilnya , kebetulan jalan yang dia lalui pasti akan melewati perumahan yang ditempati oleh Viona, karena itu dari kejauhan dia bisa melihat saat Viona dan Satria masuk ke dalam mobilnya, entah mau kemana mereka. Yang pasti Daniel tidak menyukai pemandangan itu.

Mencintai istri orang lain begitu menyiksa dirinya.

...****************...

Viona memperlihatkan balasan dari Daniel kepada Satria, yang hanya bilang oke.

Hanya oke? Apa dia sedang kesal? gumam hati Viona.

"Dia sudah mengizinkan Mas untuk masuk telat ke kantor. Jadi kita tinggal pergi kan?"

"Aku dengar walaupun dia memang baik, tapi dia selalu bersikap tegas kepada semua karyawan, aku tidak menyangka dia bisa mengizinkan aku izin begitu saja tanpa syarat apapun."

Mereka berdua masuk ke dalam mobil, Satria segera menjalankan mobilnya. Hati Satria padahal dag dig dug tidak menentu, dia takut kebohongan yang selama dua tahun ini akan terbongkar. Dia masih memikirkan bagaimana caranya agar tidak terbongkar.

Untuk merilekskan pikirannya, dia mencoba mengajak Viona mengobrol kembali. "Apa dulu saat kamu masih SMA dekat dengan Daniel?"

"Tidak." jawab Viona, dulu memang tidak tapi sekarang entah itu bisa dibilang dekat atau lebih dari sekedar dekat karena Daniel begitu perhatian padanya. Terlebih lagi mereka telah berbagi peluh bersama. Sesuatu yang ingin Viona lupakan dan menganggap semua itu hanyalah mimpi.

Satria tertawa kecil, "Sudah ku duga."

"Memangnya kenapa?"

"Seperti bumi dan langit."

Viona mendelik tajam pada Satria, secara tidak langsung Satria sudah menghina dirinya.

"Pak Daniel pasti sangat populer di sekolahnya, pastinya dia dekat sekali dengan wanita -wanita cantik."

Harus kah Viona bilang dia adalah cinta pertamanya Daniel, biar Satria cemburu karena dia tau Satria tipe pecemburu

Tak bisa dibayangkan bagaimana jadinya jika Satria tau bahwa Daniel adalah cinta pertamanya dan dia juga cinta pertama Daniel, bahkan mereka pernah tidur bersama.

Pastinya Satria akan marah besar padanya.

Satria menghentikan mobilnya begitu sampai di depan klinik Dokter Andrologi. Dia nampak gelisah sekali.

"Viona." Satria menahan tangan Viona yang sedang membuka sabuk pengaman.

"Kenapa?"

"Mengapa tidak besok saja? Biar aku sendiri. Kamu lebih baik kerja."

"Kenapa Mas Satria tidak ingin aku ikut? Tolong jangan buat aku mencurigai kamu Mas."

"Curiga apa sih? Apa belum cukup waktu itu aku sudah memberikan keterangan soal apa yang aku alami pada diriku bahwa aku ini lemah syahw@t gara-gara kecapean, apa kamu tidak terima aku apa adanya?"

"Bukan masalah tidak terima apa adanya. Selama dua tahun ini aku cukup sabar dan mempercayai kamu Mas." Viona segera membuka sabuk pengamannya.

Viona bergegas masuk ke dalam klinik.

Satria terpaksa mengikuti Viona. Dia sangat gugup sekali. Entah ada angin dari mana wanita itu menjadi bersikap tegas padanya.

Pada akhirnya Satria diperiksa oleh Dokter Andrologi disana, mereka mendapatkan sebuah keterangan yang mengejutkan.

"Kondisi Pak Satria sangat sehat, tidak ada keluhan dan gangguan apapun pada h0rmonnya."

Viona terkejut mendengarnya, bagaimana mungkin suami yang sangat sehat begitu kuat tidak menyentuh dirinya. Selama dua tahun. Pikirannya sangat kacau sekali seakan merasa dibodohi.

"Jadi suami aku tidak lemah syahw@t atau... atau gangguan H0rmon lainnya?"

"Tidak."

Satria seperti di skakmat, dia tidak tau harus menjelaskan apa pada Viona nanti. Sementara Viona menatap tajam padanya, sebuah tatapan penuh dengan kekecewaan.

...****************...

...Sebenarnya novel ini sebagai bentuk rasa cinta othor kepada kalian, terutama buat yang punya tensi rendah. 😁...