Hai ketemu dengan karya mommy terbaru lagi.
happy reading.
Yolanda Fox, wanita bersuami Mikel Smit sudah lima tahun bahtera rumah tangganya harus tergoncang dengan kehadiran orang ketiga yang di nikahi oleh suaminya tanpa sepengetahuannya.
"Kenalkan dia adalah Nikita istriku yang kedua," dengan santai Mikel berucap.
"KAU! TEGA!" marah, kesal, kecewa, hancur hatinya menjadi satu saat di paksa hadir ke rumah orang tua suaminya. di kira mau di cemooh atau di omong mandul seperti biasanya.
"Tunggu, Ola! Jangan buat seolah aku salah besar! Ini suamuanya karena kamu! Kamu tidak bisa hamil!" bentaknya.
Yolanda dengan menyeka air matanya dan menghempaskan tangan suaminya yang menenahannya lalu keluar dari rumah itu tanpa pamit lagi.
"Kamu tega!!!!!!!!" teriaknya di dalam mobil yang masih di halaman itu.
"Aku tidak terima!!!! aku harus membalas ini!!!!" amarah yang membuncah dalam dirinya.
Bagaimana kisah kelanjutan Yolanda? Apakah mampu memisahkan madunya? atau dia memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18: Tertangkapnya Nikita
Dua hari kemudian.
Rumah pinggir kota yang sunyi tampak semakin mencekam dengan kehadiran Axel dan Ola di dalamnya. Nikita duduk terpojok di sudut ruangan, sementara Axel berdiri di samping Ola yang tampak tenang namun penuh dengan amarah yang terpendam. Michelle, yang tidak paham situasi, memeluk erat ibunya, ketakutan melihat ketegangan yang memenuhi ruangan.
Ola mendekat dengan tatapan dingin ke arah Nikita, yang kini tak lagi punya pelindung. Suara Ola terdengar penuh kekuatan, meski rendah dan tenang. Ola selalu ingin melihat ketakutan Nikita di depan matanya sendiri.
“Kamu pikir bisa melarikan diri setelah menghancurkan hidupku, Nikita?” ucap Ola, matanya menatap tajam.
“Kamu pikir dengan bersembunyi dan membawa Michelle, semua ini akan selesai begitu saja?” lanjut Ola sengan senyuman smirk di wajahnya.
Nikita berusaha tampak kuat, meskipun jelas terlihat ketakutan. Dengan nada sarkastis, ia tertawa kecil.
“Hidupmu? Hidupmu tidak lebih dari sekadar bayang bayang pernikahan yang sudah mati, Ola. Kamu hanyalah istri pertama yang tak berguna, yang suaminya lebih memilih aku, karena memang aku mampu mengalihkannya darimu. Kamu masih berdiri di sini hanya karena Axel melindungimu.” balas Nikita menatap Ola dengan kebencian.
“Lihat dirimu! Kamu kira aku takut padamu? Kamu pikir menang dalam perceraian ini adalah kemenanganmu? Kamu tetap akan sendirian, dan Mikel tetap milikku. Aku mempunyai amak! Walau memang bukan anak Mikel! Apa kamu mampu?" sindir Nikita degan tajam
Ola menghela napas panjang, menahan diri agar tidak terpancing amarah. Dan harus bisa mengontrol dirinya agar bisa tetap menyembunyikan Lei.
“Aku tidak akan menurunkan diriku ke levelmu, Nikita. Kamu boleh berpikir bahwa kamu menang selama ini, tapi kenyataannya, kamu yang paling kalah di antara kita. Kamu tidak pernah bisa menjadi istri yang sejati, dan sekarang kamu kehilangan segalanya. Michelle? Bukan anak Mikel. Itu yang paling menyedihkan. Kamu bahkan tidak bisa memberinya anak dari darah dagingnya. Dan kamu merasa bangga dengan itu!!” ucap Ola.
Nikita tertawa getir, tapi jelas mulai kehilangan kendali.
“Aku masih punya Michelle, dan Mikel masih suamiku. Apa yang kamu punya, Ola? Kamu hanya punya kenangan buruk dari pernikahan yang gagal!” cemooh Nikita yang sudah jelas dia kalah dari awal.
Ola mendekat lebih jauh, wajahnya kini sejajar dengan Nikita.
“Kamu benar, aku punya kenangan buruk. Tapi aku juga punya sesuatu yang lebih berharga dari itu, kesempatan untuk hidup tanpa kebohongan. Kamu tidak punya apa apa lagi, Nikita. Michelle bukan anak Mikel. Kamu hanya boneka yang dimainkan oleh Marsel, ayah mertuamu sendiri.” balas Ola dengan membisikkan kata terakhirnya.
Wajah Nikita memucat. Rahasia yang ia sembunyikan selama ini terbongkar di depan Ola, dan sekarang tak ada lagi yang bisa dia gunakan untuk melawan. Matanya melotot, berusaha mencari kata kata untuk membela diri.
“Aku tahu semuanya, Nikita,” lanjut Ola. “Marsel yang selama ini menyembunyikan hubungan terlarangnya denganmu. Kamu menikahi Mikel bukan karena cinta, tapi karena permainan busuk keluarga itu. Dan sekarang, kamu di sini, mencoba kabur seperti pengecut! Apa kamu mampu menjelaskan ini pada Mikel!” lanjut Ola.
Nikita gemetar, tangannya mengepal kuat. Tapi ia tidak bisa membantah lagi. Dengan suara bergetar, ia mencoba sekali lagi merendahkan Ola.
“Kamu tetap akan sendirian, Ola. Tidak ada yang menginginkanmu. Mikel tidak akan pernah mencintaimu seperti dulu. Dan Axel? Dia hanya merasa kasihan padamu.” ucap Nikita yang tetap tidak mau kalah.
Ola tersenyum tipis, matanya penuh kemenangan.
“Sendirian? Aku tidak pernah merasa lebih kuat daripada sekarang. Kamu salah besar jika berpikir aku butuh cinta dari orang seperti Mikel. Aku sudah memiliki yang jauh lebih berharga! Damai dan kebebasan dari semua kebohongan yang kamu buat. Lebih tepatnya bersyukur kamu masuk dalam hidup kami!" ucap Ola dengan senyum manisnya.
“Kamu tidak akan bisa menghancurkanku, Ola! Aku akan kembali, aku akan memenangkan ini!” ucap Nikita yang mulai ketakutan terdengar jelas dari nada suaranya.
“Tidak, Nikita! Kamu sudah kalah. Tidak ada tempat bagimu di sini. Dan tidak ada jalan kembali.” ucap Axel ikut bersuara kali ini. Tidak terima jika Ola disudutkan terus.
Nikita terdiam, matanya terbelalak. Semua jalan keluar tertutup. Dia menoleh ke arah Ola untuk terakhir kalinya, berusaha mencari secercah belas kasihan, tapi yang ia temui hanyalah tatapan dingin dan tegas.
Ola menatap Nikita dalam dalam, suaranya rendah namun mematikan.
“Aku dulu mungkin lemah. Tapi sekarang aku yang menang. Kamu sudah selesai, Nikita!” lirih Ola namun tetap tajam.
Air mata mulai mengalir di pipi Nikita dan mulai menyadari jika tidak ada kesempatan untuk kabur atau bahkan untuk menang.
“Ola... aku mohon... demi Michelle...” pinta Nikita memohon.
“Tidak ada yang bisa kamu lakukan untuk mengubah ini. Kamu akan menghadapi hukumanmu, dan Michelle akan tumbuh tanpa kebohongan.” ucap Ola menggeleng, menolak dengan dingin.
Axel memberi isyarat pada pengawal untuk membawa Nikita pergi. Nikita berteriak memohon belas kasihan, tapi tak ada yang mendengarnya. Dengan suara patah, dia akhirnya menyerah pada kenyataan.
Di tempat lain, Mikel terjerumus dalam kekacauan hidupnya sendiri. Marsel menghajarnya habis habisan, meluapkan kemarahan dan kekesalan akibat tindakan Mikel yang terus mabuk dan bermain dengan wanita lain. Setiap pukulan yang Marsel layangkan bukan hanya fisik, tapi juga penuh dengan penghinaan terhadap ketidakmampuan Mikel menjaga keluarganya.
“Dasar pecundang!” teriak Marsel, melemparkan Mikel ke lantai.
“Kamu lebih memilih mabuk dan wanita murahan daripada mencari istrimu dan anakmu! Kamu tidak pantas jadi penerus keluargaku!” ancam Marsel.
Mikel hanya bisa terdiam, terluka tidak hanya secara fisik, tapi juga batin. Setiap kata yang keluar dari mulut Papanya menghantam keras ke dalam hatinya yang sudah rapuh. Di belakang mereka, Syakila hanya bisa menangis, melihat suaminya menghancurkan anaknya dengan kata-kata yang begitu menyakitkan.
Tapi Mikel tidak punya kekuatan untuk melawan. Hidupnya yang hancur, pernikahannya yang gagal, dan kebohongan yang terus menghantuinya membuatnya semakin tenggelam dalam kehancuran. Ia sadar, kini ia tidak punya apa apa lagi. Semua sudah hilang.
***
Di rumah pinggir kota, Ola menghela napas panjang, melepaskan sedikit beban yang selama ini menghimpit hatinya. Axel menepuk bahunya lembut, memberikan dukungan yang diam diam selalu ada.
“Kamu sudah melakukannya, Ola,” ucap Axel dengan lembut. “Sekarang, kami bisa benar benar merasakan kedamaian.” lanjut Axel.
“Terima kasih, Axel. Untuk semuanya. Sekarang, aku bisa memulai hidupku yang baru.” ucap Ola menatap Axel dan tersenyum tipis.
Di kejauhan, suara ombak masih terdengar, menandai akhir dari babak kelam dalam hidup Ola.
...****************...
Hi! Tinggalkan jejak kalian dj sini ya.
Keren banget 🔥😍