apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Mobil Anin telah terparkir di depan perusahaan. Salah satu penjaga perusahaan pun membuka kan pintu mobil Anin.
Langkah kaki gadis cantik itu melangkah keluar dari mobil nya.
Telah di sambut oleh Rayna, yang tak lain sekertarisnya.
Masih dengan langkah kaki yang Anin arahkan kedalam perusahaan, ia berucap pada sang sekertarisnya. "Apa kamu sudah siapkan yang aku ingin kan tadi?"
"Sudah buk."
"Dan apa kamu sudah memberi tahu pada Adriel untuk meminta dirinya mengikuti meeting hari ini."
Rayna terdiam. Seakan enggan untuk memberi jawaban pada Anin soal pertanyaan yang di lontarkan oleh Anin tadi.
Melihat sikap Rayna, tentu membuat Anin langsung menghentikan langkah kaki nya dan bertanya kembali pada sekretaris nya. "Apa ada masalah?"
"Masalah nya.... Sekertaris pak Adriel telah mengundurkan diri. Dan tuan Adriel pun hari ini mengambil cuti."
"Apa?"
Anin terdiam sesaat, fikiran nya mencoba mencerna dengan apa yang di lakukan oleh Jessica. Selama ini yang Anin tau, kalau Jessica salah satu wanita yang tergila-gila dengan Adriel.
Sulit untuk ia percaya, kalau wanita itu tiba-tiba mengundurkan diri sebagai sekertaris Adriel. Teruntuk lebih, Adriel pun kini tak masuk kerja.
"Kirim seseorang untuk mencari tau, kenapa Adriel tidak masuk kerja. Dan juga cari tau mengapa Jessica berhenti dari pekerjaan nya." Imbuh Anin.
"Baik buk!"
Anin dan Rayna melanjutkan langkah mereka yang sempat terhenti akan perbincangan singkat tadi.
******
(Ruangan Anin)
Tengah duduk di kursi direktur, Anin terfokus kearah berkas yang harus ia tanda tangani.
Tak lama suara pintu ruangan nya pun terketuk pelan.
Tok tok tok
Masih dengan posisi yang sama, dan tak mengalihkan pandangan nya kearah lainnya. Anin menyauti dari dalam ruangan. "Masuk!"
Cek klek
Suara pintu ruangan terbuka.
Rayna masuk kedalam ruangan.
"Katakan!" Ucap Anin langsung.
"Saya mendapat info dari orang suruhan saya tadi, kalau pak Adriel tengah berada di luar kota sekarang. Tepatnya di bandung. Sedangkan bu Jessica, desas-desus nya keluar dari pekerjaan nya karna akan melanjutkan studinya di Amrik."
Anin menghentikan aktivitas nya. Kini tatapan nya mengarah pada Rayna. "Kenapa Adriel ke luar kota?" Tanya Anin.
"Menurut informasi, pak Adriel tengah liburan di tempat itu."
"Liburan?" Anin menjeda ucapannya, seakan tengah memikirkan sesuatu. "Baiklah! Sekarang kamu bisa pergi."
"Baik buk!"
Rayna berlalu pergi dari ruangan Anin.
"Berlibur? Jelas itu bukan Adriel yang aku kenal, dalam situasi di ambang kehancuran nya ini. Ia tak mungkin menyempatkan untuk dirinya berlibur." Terka Anin.
Tangan Anin pun langsung meraih ponsel nya. Dan meniat untuk menghubungi Danu.
Telfon pun tersambung.
"Iyah nin ada apa?"
"Apa kamu tau kalau Adriel sekarang berada di bandung?"
"Em, tadi anak buah ku sudah memberi info itu."
"Apa menurut mu ini tidak aneh?"
"Kita ketemu nanti siang di tempat biasa, aku beri kamu info penting."
"Info penting?"
"Hem."
Tak banyak Tanya, Anin mengangguk paham dan mengakhiri panggilan itu.
"Hal penting apa yang ingin Danu sampaikan?"
Hembusan nafas Anin keluarkan. Matanya tertuju pada foto Eyang sastro, yang memang sengaja ia minta untuk di pajang di ruangan itu dengan ukuran besar.
"Andai Eyang tidak pernah menikah kan aku dengan Adriel, apa mungkin semua hal rumit ini tak akan pernah terjadi?" Gumam Anin.
****
(Siang hari nya di restoran)
Anin berjalan melangkah kearah tempat yang biasa ia gunakan untuk bertemu dengan Danu.
Melihat ke sisi ruangan khusus yang telah ia pesan. Matanya terarah pada pria dengan kemeja hitam nya, yang tengah duduk dengan tatapan terfokus kearah luar jendela.
"Sudah lama?" Tanya Anin, sembari memposisi kan tubuhnya untuk duduk di kursi yang berada di depan Danu.
Danu tersenyum dan memberi jawaban pada pertanyaan Anin. "Nggak lama, baru aja aku sampek."
Tanpa basa-basi, Anin langsung bertanya pada Danu maksud ucapannya tadi di telfon. "Hal penting apa yang kamu ingin bicarakan?"
"Tentang Adriel dan Jessica."
"Ada apa lagi dengan mereka?"
"Jessica adalah saksi pembunuhan yang di lakukan oleh Mira, yang tak lain mamanya Adriel."
"Apa?"
"Dan...." Ucapan Danu seakan sengaja pria itu gantung.
"Dan apa?" Sahut Anin.
Mata Danu menatap lekat kearah Anin. "Mama kandung mu ternyata salah satu dari korban pembunuhan Mira."
"Mama kandung ku?" Anin mengulang pernyataan Danu tadi. "Maksud mu ibu ku yang...."
"Bukan!" Selak Danu. "Tapi mama kandung mu! Aku baru tau kalau kamu bukan lah anak kandung dari keluarga mu yang dulu. Dan keluarga kandung mu yang sebenarnya adalah salah satu orang kepercayaan dari keluarga sastro."
Tangan Danu menyodorkan beberapa foto keluarga Anin yang Asli.
Dengan tangan yang gemetar Anin meraih foto itu. Fikiran Anin berputar mengingat akan apa yang di lakukan oleh ibunya selama ini.
Ternyata ini lah jawaban yang selama ini Anin pertanyakan. Ibunya selalu memperlakukan Anin terbilang cukup buruk. Pantas saja, bahkan sampai memohon pun Anin tak pernah di dengar oleh ibunya.
"Jadi aku hidup hanya di gunakan untuk jembatan ibu palsu ku itu, untuk kebahagiaan nya dan putri kandungnya itu." Ujar Anin.
"Hem." Jawab Danu.
Mata Anin tak tahan menahan air mata, dadanya terasa sesak. Jantungnya berdebar tak karuan. Kedua tangan nya pun terkepal, serasa ingin menghancurkan semua orang yang ikut serta dalam kehidupan sengsara nya.
"Anin! Awalnya aku tidak ingin mengatakan ini dengan mu, tapi ketika aku fikir kamu berhak tau. Dan untuk keluarga kandung mu, kita bisa memperalat Jessica untuk membuat Keluarga Adriel hancur." Imbuh Danu.
Dengan kemarahan yang masih memuncak, Anin berucap. "Bukan lah itu awal dari rencana kita? Mira dan kedua anak nya itu, harus membayar dosa-dosa mereka. Dan ibu palsu ku itu, juga harus ikut dalam pembalasan ku."
******
(Pukul 13.00)
Setelah makan siang nya dan Danu tadi, sekaligus info penting yang ternyata ia bukan anak kandung dari ibunya. Dan keluarganya meninggal karna di bunuh oleh Mira yang tak lain adalah mamanya Adriel.
Tengah termenung akan kebenaran yang baru ia ketahui itu. Dengan tatapan kosong nya mengarah kearah luar jendela. Bibirnya pun berucap. "Apa akan ada lagi kebenaran yang aku ketahui nanti nya? Semua ini terlalu rumit."
Drrrtt
Drrrtt
Sedang asyik dengan pemikirannya. Suara ponsel Anin pun berbunyi.
Mata Anin menatap kearah layar ponsel. Terpampang jelas nama Danu. Dengan cepat Anin segera menekan tombol hijau di layar ponsel itu.
"Ada apa nu?"
"Jessica, sekarang mereka ada di perusahaan."
"Apa?"
"Orang suruhan ku mengatakan baru saja Jessica masuk ke perusahaan mu."
Belum sempat Anin membalas ucapan Danu. Matanya terbelalak akan pemandangan apa yang kini ia lihat.
"Jessica!" Ucap Anin.
"Anin, ada apa? Kenapa nada bicara kamu...."
Anin langsung menyelak ucapan Danu. "Aku lihat Jessica sekarang, dia jatuh dari atas atap perusahaan."
Deg
Tak ada sahutan apapun dari Danu setelah itu.
Sedangkan Anin, masih teringat jelas akan wajah Jessica tadi.
Cek klek
Suara pintu ruangan Anin terbuka.
"Buk, ada orang yang bunuh diri dari atas atap gedung. Dan dia adalah bu Jessica, sekertaris pak Adriel."
Anin langsung tersungkur di lantai. Tubuhnya melemas seketika.
"Apa ini rencanamu Adriel? Kau sengaja pergi keluar kota, untuk menjauhi tuduhan." Ucap Anin.
Rayna yang mendengar itu kebingungan, sembari berusaha membantu Anin untuk berdiri.
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞