Hampir separuh dari hidupnya Gisell habiskan hanya untuk mengejar cinta Rega. Namun, pria itu tak pernah membalas perasaan cintanya tersebut.
Gisell tak peduli dengan penolakan Rega, ia kekeh untuk terus dan terus mengejar pria itu.
Hingga sampai pada titik dimana Rega benar-benar membuatnya patah hati dan kecewa.
Sejak saat itu, Gisel menyerah pada cintanya dan memilih untuk membencinya.
Setelah rasa benci itu tercipta, takdir justru berkata lain, mereka di pertemukan kembali dalam sebuah ikatan suci.
"Jangan sok jadi pahlawan dengan menawarkan diri menjadi suamiku, karena aku nggak butuh!" ucap Gisel sengit
"Kalau kamu nggak suka, anggap aku melakukan ini untuk orang tua kita,"
Dugh! Gisel menendang tulang kering Rega hingga pria itu mengaduh, "Jangan harap dapat ucapan terima kasih dariku!" sentak Gisel.
"Sebegitu bencinya kamu sama abang?"
"Sangat!"
"Oke, sekarang giliran abang yang buat kamu cinta abang,"
"Dih, siang-siang mimpi!" Gisel mencebik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21
Kendra terkejut mendengar ucapan Senja.tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba menyuruhnya membatalkan pernikahan dengan Gosel dan malah menyuruhnya menikahi Sarah.
Kendra mengambil tespect yang di lempar oleh Senja kepadanya. Ia yang memang tak tahu itu apa hanya bisa menatap Senja, ''Ini apa, nona? dan kenapa nona meminta saya membatalkan pernikahan saya dengan Gisel? " tanya Kendra.
Meski wanita di depannya ini tadi menamparnya tanpa ia tahu penyebabnya, Kendra tak bisa marah karena posisinya.
Mendengar pertanyaan polos Kendra saol tespect tersebut, Senja semakin kesal. Sudah diubun-ubun rasa kesalnya, eh malah Kendra tak tahu maksudnya.
"Itu tespect! tes kehamilan!" jelas Senja dengan emosi.
"Nona Hamil lagi? Selamat nona, saya turut..."
"Sarah yang hamil!" serobot Senja cepat sebelum kesabarannya menghadapi kelemotan Kendra tersebut.
Kendra mematung, yang ia tahu Sarah belum menikah, Kok bisa? sama siapa? "tanyanya. Ia sampai lupa menyuruh Senja masuk dan duduk.
Senja mengepalkan tangannya, benar-benar laki-laki di depannya ini.
"Kok Bisa?" Senja mengulangi kalimat Kendra dengan tak habis pikir.
'' Kamu yang harus tanggung jawab karena kamu yang melakukannya! jangan mau enaknya doang, tapi nggak mau tanggung jawab! "
Kendra semakin bingung, perasaan ia tak pernah berbuat enak-enak seperti yang di tuduhkan oleh istri bosnya tersebut.
"Maksud nona? saya tidak melakukan apa-apa sama Sarah. Dan saya tidak mungkin membatalkan pernikahan saya dengan Gisell. Saya tidak mau membuat Gisell malu dan terluka lagi,"
"justru kalau kamu meneruskan pernikahan ini, Gisell akan semakin malu dan terluka, bego! Karena kamu sudah menghamili Sarah! Waktu kamu mabuk kamu melakukannya dengan Sarah!"
Kendra tertegun di tempat. Ia benar-benar tak ingat apapun saat itu. Ia mencoba memutar memorinya ke hari dimana ia tiba-tiba bangun di kamar Sarah. Keanehan-keanehan yang terjadi waktu itu, memaksanya untuk tak mengelak.
" Mbak, ada apa ini? kalu ada masalah sebaiknya kita selesaikan di dalam," tiba-tiba Dzalfa datang.
Senja baru sadar kalau ia dan Kendra masih beradadi depan pintu.
Kendra mempersilakan Senja masuk dan duduk. Ia sendiri benar-benar shock atas tuduhan Senja barusan. Tapi, ia kenal bagaimana Senja. Tak mungkin menuduhnya sembarangan.
"Aku minta kamu batalkan pernikahan dengan Gisell, Kend!" ucap Senja langsung setelah duduk. Ia tak punya banyak waktu untuk berdebat soal ini.
Dzalfa terkejut mendengarnya. Ia memang tadi mendengar Senja marah tappi tak jelas soal apa.
Kend menyuruh Dzalfa yang sudah berdandan cantik siap untuk pergi ke cara pernikahannya untuk masuk ke kamarnya. Ia tak ingin adik semata wayanngnya mendengar apa yang akan ia bicarakan dengan Senja.
"Sebelumnya saya minta maaf nona, saya
benar-benar tidak ingat apa yang terjadi waktu itu. Karena Sarah pun mengatakan kalau tidak terjadi apa-apa diantara kami," ucap Kendra setelah memastikan Dzalfa tak mendengar.
"Karena dia nggak tahu kalau bakalan hamil!" sahut Senja cepat," dia nggak mau merusak rencana pernikahan kamu sama gisel," imbuhnya.
Kendra menghela napasnya, "Jika benar Sarah hamil anak saya, say pasti akan bertanggung jawab, nona! tapi, bagaimana saya harus menghadapi keluarga Parvis? terutama Gisell. Ini akan sangat melukainya," ucap Kendra, begitu sedih pada kalimat terakhirnya.
"Bagaimanapun, kamu tetap harus membatalkannya. Aku tahu Gisel akan terluka, tapi ini akan jauh lebih baik. Pergilah temui Sarah, kalian harus membicarakan ini baik-baik. Sebenarnya Sraah me;lrangku untuk, mengatakannya padamu, dia nggak mau merusak hari bahagiamu dan Gisell. Tapi, aku tidak bisa diam begitu saja. Ini menyangkut sahabat dan keluargaku kedepannya," ucap Senja.
Kendra sangat pusing sekarang. Ia harus segera menentukan sikap. Pernikahanannya hanya tinggal menghitung jam saja dan sekarang ia mengetahui fakta telah menghamili sahabatnya sendiri.
" Baiklah, saya akan menemui Sarah!" ucap Kendra memberi keputusan. Ia harus mempertanggunng jawabkan perbuatannya sekalipun ia tak sadar saat melakukannya dan merelakan wanita yang selama ini ia cintai terluka karenanya.
"semoga belum terlambat," ucap Senja.
"Maksud nona?"
"Sarah memutuskan untuk pulang kampung. Dia bilang akan menanggung semuanya sendiri. Dia benar-benar tidak ingin menghancurkan pernikahan kamu. Dia memilih pergi membawa lukanya sendiri, dan aku nggak bisa mencegahnya," ucap Senja.
Kendra langsung berdiri. Ia ingin mencegah Sarah pergi," sampaikan maafku untuk tuan besar, bos dan terutama Gisel, nona. Semoga masih ada pintu maf buat saya,'' Kendra bicara dengan nada bergetar, jika ia seorang wanita pasti sudah menangis.
Senja mengangguk,"pergilah!" ucapnya.
.
.
.
Setelah menjelaskan kepada Dzalfa, Senja segera menuju ke hotel tempat dimana akan di lakukannya prosesi akad dan resepsi sederhana pernikahan Kendra dan Gisel.
Sepanjang jalan, Senja terus berpikir bagaimana ia akan mengatakannya kepada semuanya. Senja benar-benar bingung. Membayangkan betapa terlukanya Gisel membuatnya semakin sesak.
Langkah pertama yang Senja ambil adalah menemui suaminya.
"Dari mana aja sih, sayang? kok lama?" tanya Elang,"anak-anak nyariin kamu dari tadi," imbuhnya.
"Ada apa? kenapa wajahmu pucat? kamu sakit? atau ada masalah?" tanya Elang khawatir karena bukan menjawab pertanyaannya, Senja malah hendak menangis, "Maafin aku, boo," ucap Senja.
Elang pusing karena Kendra tak kunjung datang, dan sekarang istrinya malah datang-datang langsung minta maaf padahal ia merasa Senja tak slah apa-apa. Ia malah curiga jika Senja baru saja menemui laki-laki lain jadinya.
Elang menuntun tangan senaj Untuk duduk di tepi ranjang,"Katakan ada apa? kenapa kamu minta maaf?" tanya Elang pelan.
Senja malah terisak, membuat Elang semakin bingung.
"Maafkan aku, karena aku menyuruh Kendra membatalkan pernikahannya dengan Gisel, aku terpaksa melakukannya,"
Degh! Elang langsung berdiri, ingin marah rasanya. Lebih tepatnya tak habis pikir kenapa sang istri tega melakukannya. Tapi, ia masih berusaha menahannya. Istrinya bukanlah orang jahat yang tega menghancurkan kebahagiaan orang lain. Apalagi in Gisel yang sudah Senja anggap adik sendiri.
"Kenapa kamu melakukannya? apa Kendra melakukan kesalahan?" tanya Elang berusatah setenang mungkin.
Senja mengangguk, "dia nggak sengaja menghamili Sarah," jelasnya.
Rasanya Elang percaya mendengar ucapan sang istri. Tapi Senja bukanlah wanita yang suka mengarang cerita apalagi drama.
"Kurang Ajar! Breng sek si Kend! berani-beraninya dia melakukan ini!" sebagai kakak, Elang tentu saja Marah. Ia mengepalkan tangannya dan bersiap untuk membuat perhitungan dengan Kendra. Tak peduli pria itu sudah seperti saudara sendiri baginya.
"Aku akan buat perhitungan dengan anak itu!" ucapnya penuh amarah.
Senja mencegahnya, ia berusaha menjelaskan kronologinya seperti yang Sarah ceritakan kepadanya.
Elang mengusap wajahnya kasar. Ia tak ingin adiknya terluka lagi, tapi juga tak mungkin membiarkan Kendra menikahi Gisel dan lari dari tanggung jawab, "bodoh emang si Kend! Ngapain pakai mabuk segala! Minta di hajar itu anak!" umpat Elang.
"Kau kenapa nggak bilang sama aku semalam?"
"Sarah melarangku, tapi setelah aku pikir-pikir sampai nggak bisa tidur semalaman, aku harus melakukan ini,"
Elang menghela napasnya kasar, ia benar-benar pusing sekarang. Ia melihat jam, seharusnya akad di lakukan sekitar sepuluh menit lagi.
...****************...