NovelToon NovelToon
Kucari Kebahagiaan Di Antara Luka

Kucari Kebahagiaan Di Antara Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cerai / Keluarga / Tukar Pasangan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Elfira Puspita

Karin, Sabrina, dan Widuri. Tiga perempuan yang berusaha mencari kebahagiaan dalam kisah percintaannya.
Dan tak disangka kisah mereka saling berkaitan dan bersenggolan. Membuat hubungan yang baik menjadi buruk, dan yang buruk menjadi baik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elfira Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Pulang!

"Itu ... saya harus segera ke tempat adik saya Mas," jawab Karin

"Mau saya antar?" tawar Tara, dan langsung Karin balas dengan gelengan kepala.

"Enggak usah Mas, saya mau naik ojeg saja biar lebih cepat sampai." Karin menolak Tara, tak ingin terus merepotkannya.

"Lebih baik kamu saya antar. Ini sudah hampir maghrib, dan di pangkalan tadi saya lihat sudah enggak ada ojeg," bujuk Tara.

Karin melihat ke arah pangkalan ojeg, dan ternyata benar tak ada satu pun motor yang terparkir di sana.

"Ayo masuk ke mobil. Biar saya antar kamu," ajak Tara, sambil membukakan pintu mobil.

Karin tak punya pilihan, dan memilih masuk kembali ke mobil Tara. Dia pun menyebutkan alamat yang harus didatangi, dan Tara tampak terkejut mendengarnya.

"Kalau boleh tahu kenapa kamu harus ke tempat seperti itu? Apa adikmu kerja di sana?" tanya Tara penasaran.

"Saya enggak tahu pasti apa yang dilakukannya di sana. Yang pasti saya harus membawa dia pulang sekarang."

"Kalian sedang bertengkar," tebak Tara lagi.

Karin menatap Tara, lalu mulai menceritakan semua yang terjadi antara dirinya, dan Widuri. Entah kenapa Karin percaya kalau Tara bisa menyimpan apa yang dirinya ceritakan, dan Tara bisa memahami apa yang terjadi padanya tanpa menghakimi.

"Oh, jadi begitu ceritanya," kata Tara menanggapi cerita Karin

"Iya Mas."

"Saya tak mengira kamu begitu menanggung banyak masalah saat ini," ucap Tara simpati pada Karin.

"Iya sebelumnya hidup saya baik-baik saja. Semua rusak setelah hubungan saya sama Mas Cakra hancur ... Ibu jatuh sakit, saya dan Widuri bertengkar." ucap Karin tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan kecewa yang dirasa.

"Tapi kamu juga jangan lupa Rin, karena insiden itu kita bisa bertemu dan berteman. Saya tidak akan berani berteman dengan kamu kalau kamu sudah punya kekasih Rin," ucap Tara mengingatkan.

Seketika Karin menatap Tara, lalu tersenyum. "Ya, kamu benar Mas, satu-satunya yang kusyukuri atas kejadian yang menimpaku belakangan ini hanyalah pertemuanku dengan kamu. Aku sangat senang bisa bertemu dengan laki-laki sebaik dan sepeduli kamu, Mas," batin Karin, sesaat dia lupa akan keresahannya.

.....

"Ini tempatnya bukan Rin," tanya Tara saat tiba di tujuan.

Karin mengamati gedung tiga tingkat yang ada di hadapannya. Di lantai bawah tampak ruangan seperti garasi, ada beberapa mobil dan motor terparkir, dan lebih ke dalam ada pintu kecil yang dijaga seorang petugas keamanan.

"Iya kayaknya Mas, aku turun dulu ya Mas."

"Mau saya temani?"

"Enggak usah Mas. Mas tunggu saja disini."

"Ah, baiklah. Kalau ada apa-apa kamu panggil saya ya," ucap Tara.

Karin mengangguk, lalu turun dari mobil. Dia berjalan dengan penuh keberanian ke dalam garasi itu, tapi ternyata dia langsung dicegat oleh seorang petugas keamanan berbaju hitam.

"Ada perlu apa ya Mbak kemari? Tempat ini khusus pelanggan laki-laki?" tanya petugas itu dengan tatapan curiga.

"Saya mau cari adik saya, namanya Widuri. Katanya dia kerja disini," jelas Karin.

"Maaf disini tak ada pekerja yang namanya Widuri. Silahkan pergi!" Petugas keamanan itu membentangkan tangannya, menahan langkah Karin.

"Enggak, adik saya ada disini. Saya harus ketemu dia!" jawab Karin menolak pergi.

"Di sini tidak ada nama itu! Silahkan pergi!" tegas petugas itu dengan nada lebih keras.

"Enggak! Adik saya ada disini! Biarkan saya masuk!"

Karena ditahan terus, Karin pun menendang bagian sensitif petugas itu. Hasilnya dia mengaduh kesakitan lalu terjatuh.

Karin langsung mencoba menerobos masuk ke dalam pintu kecil yang tampak usang. Namun, dia terkejut dibalik pintu itu ternyata ada ruangan tunggu yang cukup mewah, dan nuansa ruangannya sedikit remang-remang. Perempuan-perempuan berpakaian minim yang sedang duduk di sofa tampak terkejut melihat kedatangan Karin.

Seorang perempuan berkemeja yang sepertinya seorang penerima tamu berjalan menghampiri Karin. "Kamu siapa ya? Ada perlu apa kemari? Ini tempat khusus pelanggang laki-laki!"

"Saya mau cari adik saya, namanya Widuri. Dia kerja disini kan?" jelas Karin.

"Tidak ada pegawai bernama Widuri disini," ucap perempuan itu.

Semua orang diruangan itu saling memandang, dari tatapan mereka Karin tahu kalau Widuri memang ada di sana, tapi mereka sembunyikan.

"Widuri! Widuri! keluar kamu!" panggil Karin mencoba untuk menarik perhatian Widuri.

"Tolong jangan bikin keributan disini! Pak Satpam!" Perempuan itu berteriak memanggil petugas keamanan.

Petugas keamanan yang lainnya muncul, lalu menarik Karin keluar dengan penuh paksaan.

"Ayo keluar Mbak!" kata petugas keamanan, menarik Karin dengan paksa.

"Enggak! Lepasin saya!" teriak Karin, mencoba untuk melepaskan diri.

"Ayo keluar!"

"Enggak!" Karin berteriak sambil berpegangan erat kepada sebuah besi di tembok.

"Buggghh!"

Satu hantaman tiba-tiba melayang ke arah pipi satpam itu hingga membuatnya terjatuh.

"Jangan kasar sama dia!" ucap Tara yang sudah memukul petugas itu.

"Kurang ajar!" Petugas keamanan berbadan besar itu tak terima, lalu bangkit menghadapi Tara.

Baku hantam pun terjadi di antara Tara dan satpam itu. Keduanya saling memukuli satu sama lain, dan Tara mendapat lebih banyak pukulan.

"Mas Tara sudah hentikan! Mas!" ucap Karin takut Tara terluka parah.

Karin mencoba melerai keduanya, dan perempuan-perempuan yang lain juga menjerit-jerit ketakutan melihat cairan merah dan kekacauan yang menghiasi aksi baku hantam tersebut.

Namun, ternyata kegaduhan itu membuat orang yang Karin cari muncul.

"Berhenti!" teriak Widuri membuat semua mematung.

"Widuri!" ucap Karin terkejut.

Karin tak percaya melihat penampilan Widuri saat ini. Gadis yang dia tahu baik itu muncul dengan kaos crop, dan rok mini yang memperlihatkan pusar dan pahanya yang putih dan mulus.

"Ayo ikut aku Mbak!" Widuri menarik Karin dengan cukup kasar.

Karin mengikuti Widuri, tak lupa Karin juga menarik Tara dari tempat itu. Widuri membawa keduanya ke gang sempit yang berada di samping gedung tersebut.

"Mbak ini apa-apaan sih? Kenapa mengacau di tempat kerjaku yang baru?" tanya Widuri kesal.

"Harusnya Mbak yang tanya, kenapa kamu kerja di tempat seperti ini? Apa kamu berhenti kerja dari minimarket?" jawab Karin lebih kecewa.

"Iya aku berhenti dari minimarket, dan aku bekerja di sini karena tipnya besar Mbak. Aku harus mengumpulkan banyak uang untuk biaya hidupku dan Mas Bagas nanti," jelasnya.

"Apa?" Karin tak habis pikir dengan pemikiran Widuri. "Cukup ya Wi, hentikan pemikiran konyol kamu itu! Berhenti berpikir untuk bisa kawin lari dengan Bagas!" tegas Karin.

"Mbak minta kamu berhenti bekerja di tempat seperti ini! Kamu ini gadis baik-baik Wi," tambah Karin mengingatkan Widuri.

"Apa salahnya sih Mbak, aku kerja disini? Aku cuma memijat pelanggan, enggak ada yang aneh-aneh!" jawab Widuri tetap membela diri.

"Menurut kamu mungkin enggak aneh, tapi orang lain yang melihat kamu ke tempat seperti ini bisa berpikiran negatif! Pokoknya Mbak enggak suka kamu bekerja di sini! Berhenti dan ikut Mbak pulang!"

Karin memarahi, dan menarik tangan Widuri, tapi Widuri menghempaskannya.

"Cukup Mbak! Mbak jangan ikut-ikutan seperti ibu yang selalu mengatur hidup aku!" teriak Widuri.

"Widuri!" Karin balik berteriak.

"Pokoknya aku enggak akan berhenti, dan aku enggak akan pulang! Aku akan tetap bekerja di sini hingga uangku banyak, lalu kawin lari dengan Mas Bagas!"

"Widuri!" Karin menahan langkah Widuri yang hendak berlari.

"Mbak mohon pulanglah, Wi." Karin menurunkan egonya, lalu membujuk Widuri dengan lebih lembut dan memelas. "Kasihan Ibu, Wi."

Namun, Widuri tak bergeming sama sekali. "Kalau Mbak memang ingin aku pulang, menikahlah secepatnya, dan jangan halangi jalanku sama Mas Bagas!"

Karin menatap Widuri sambil menahan air mata yang kini menekan ingin keluar. "Aku harus menikah dengan siapa Wi? Kamu tahu kan aku dan Mas Cakra sudah berakhir."

"Itu urusan Mbak Karin! Aku enggak peduli Mbak mau menikah sama siapa, mau tukang ojeg sekalipun aku enggak peduli!"

"Kalau Mbak memang enggak bisa memenuhi permintaanku, jangan coba halangi dan larang-larang dengan jalan yang aku pilih," tambahnya.

"Wi!"

"Cukup Mbak lepasin!"

Widuri menghempaskan dan mendorong tubuh Karin dengan cukup kuat. Hingga tubuh Karin mundur ke belakang, dan menubruk sebuah dada yang bidang. Dada milik Tara yang sedari tadi menyaksikan perdebatan Karin dengan Widuri.

"Cukup ya kamu memperlakukan kakak kamu dengan kasar," ucap Tara, suaranya terdengar begitu tegas.

Widuri tersenyum miring sambil mengamati Tara. "Kamu siapa? Enggak usah ikut campur sama urusan kami!"

Karin mendongak menatap Tara yang masih mendekap kedua sisi tubuhnya dari belakang. Lalu tak lama Tara juga menatapnya dengan tatapan yang tak Karin mengerti.

Jantung Karin pun berdesir saat merasakan kedua tangan Tara semakin erat mendekapnya.

"Nama saya Tara ... saya adalah orang yang akan menikahi kakak kamu," ucap Tara sambil mengalihkan pandangannya ke arah Widuri.

"Jadi berhentilah bekerja di tempat seperti ini, dan ikut dia pulang!"

1
Star Sky
mampir kak
Elfira Puspita
Jangan lupa tinggalkan komentar dan like ya, biar aku semangat updatenya /Determined//Kiss/
Abi Nawa
orang tua penyakitan merepotkan anak aja bagi i ni yg bikin anak ga bs jujur dg keadaan
Elfira Puspita: makasih udah mampir /Smile//Cry/ boleh cek karyaku yang lain ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!