Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Lama ke-duanya terdiam saling pandang dengan deru napas yang terasa berat, hingga Aluna mendekat pada wajah Erik, membuat kedua bibir mereka hampir tak berjarak. Tangannya tak tinggal diam, mengusap wajah tampan Erik dengan lembut.
"Mata ini," Aluna menyentuh netra berwarna coklat itu, menyusuri semua yang ada diwajah Erik dengan tatapan memuja. "Hidung, bibir, dan semua yang ada padamu sebentar lagi menjadi milikku."
Erik masih diam tak bersuara, hanya jakunnya yang terlihat naik turun bersamaan saat pria itu menelan salivanya susah payah.
"Hei, jangan menatap seperti itu, nanti kau bisa jatuh cinta padaku ?" goda Aluna dengan tersenyum jail, saat melihat Erik menatapnya dengan tak berkedip sedikit pun.
Erik yang tersadar, mendorong tubuh Aluna. Ia bergegas turun dari atas ranjang dan langsung mengenakan pakaiannya.
"Dengar Erik, aku akan menyiapkan pernikahan kita. Jadi bersiaplah! Karena tiga hari lagi kita akan menikah," ucap Aluna sembari berjalan menuju pintu keluar.
"Apa?" Erik yang terkejut sampai tak bisa berkata-kata.
"Dan satu lagi, besok kau sudah mulai bekerja sebagai asisten pribadiku."
"Apa?" untuk kedua kalinya Erik terkejut.
Bagaimana tidak terkejut mendapat dua berita, yang terdengar seperti dua perintah yang mematikan.
"Tunggu Aluna! Kau tidak bisa berbuat seperti ini padaku!" Erik menahan langkah Aluna yang sudah membuka pintu.
Ya ampun, ini sungguh gila. Bagaimana bisa dalam waktu tiga hari ia harus menikah dengan Aluna, sementara dirinya masih memiliki tunangan. Sungguh Erik tak menyangka bisa bertemu dengan wanita segila dan seaneh Aluna, yang bisa menghancurkan kariernya bahkan sampai memfitnah kekasihnya hanya untuk mendapatkan apa yang diinginkan wanita gila itu. Dan sialnya lagi, kini ia terjebak hanya karena kejadian satu malam yang tidak diingatnya sama sekali.
"Tentu aku bisa. Oh ya, aku juga punya foto-foto panas kita tadi malam, jadi kalau kau tidak mau bertanggung jawab foto-foto itu akan aku kirimkan pada tuanganmu." Ancam Aluna dengan tatapan mengintimidasi. "Ya ampun, aku tidak menyangka bisa sekejam ini pada calon suamiku."
Aluna beranjak dari tempat tersebut sembari tertawa, meninggalkan Erik yang masih terdiam, bingung, frustasi dengan apa yang menimpanya.
"Sial! Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Erik yang kesal mengusap wajahnya dengan kasar.
Pandangan matanya tertuju pada atas ranjang, dimana awal permasalahan yang membuatnya harus terjebak dengan Aluna.
"Ck, kini aku semakin yakin kau menjebak ku!" ucap Erik dengan tersenyum sinis.
Jelas terlihat tidak ada bekas sisa cairan percintaan, apalagi noda merah di atas ranjang tersebut. Menandakan tidak ada aktifitas ranjang seperti yang diceritakan Aluna.
Sungguh rasanya detik ini juga Erik ingin menyusul Aluna untuk mencekik leher wanita itu, karena sudah berhasil menjebak dan membuatnya menjadi seorang pecundang.
Ya pecundang, karena Aluna berhasil menjebaknya dengan begitu rapih hingga membuat Erik harus bertanggung jawab dengan menikahi Aluna. Bahkan bukan hanya itu saja, karena sejak awal Aluna sudah berhasil membuat hidup tenangnya menjadi berantakan.
"Sampai kapanpun aku tidak akan sudi menikahi wanita licik sepertimu!" gumam Erik dengan penuh amarah. "Tapi bagaimana caranya aku terbebas dari jeratannya."
Karena Erik tahu jelas bagaimana kekuasaan keluarga besar klan Arbeto, yang tidak tertandingi oleh siapapun. Tuan Sky yang nota bene seorang bangsawan saja bisa dibuat hancur, apalagi ia yang bukan siapa-siapa.
Erik yang sangat frustasi, menjadi semakin frustasi saat ponselnya yang ada di atas lantai berdering bersamaan dengan sebuah pesan singkat yang memperlihatkan foto-foto panas dirinya bersama Aluna diatas ranjang.
"Aluna Ricardo...!" teriak Erik.