Cinta atau benci?!
Rehan Alevando Pratama. Rehan itu hanya ada satu, tapi sifat nya bisa menjadi dua. Kadang baik, kadang kejam. Bukan kah Rehan sama seperti bunglon, beda tempat beda sifat!!!
Ini adalah perjodohan yang dipaksa olh 3 keadaan, keadaan lah yang memaksa agar Rehan terus mau untuk menjaga Naumi, bahkan tamat SMA pun Rehan sudah berniat untuk menikahi nya.
Awalnya Rehan berjanji, kalau ia akan mencoba untuk menyayangi dan mencintai Naumi. Namun, mengapa disaat Rehan mulai jatuh cinta. Naumi malah merusak kepercayaan, dan berkhianat dibelakangnya.
Apakah Rehan dan Naumi akan terus bersama hingga menikah? Atau akan berakhir sampai disini saja?
Ayo yang penasaran sama kisah nya Rehan dan Naumi, buruan baca! Capcusss!!!
~
Didalam cerita ini mungkin akan ada mengandung sedikit bahasa kasar. Jadi dimohonkan untuk para readers, harus bijaklah dalam membaca!
Jangan jadikan bahasa bahasa kasar di cerita ini sebagai contoh untuk kalian mengucapkan nya.
Cuzzz bacaaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sahidainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fiveteen. Dikelas
...Hii Bestiee 👋...
...Ayo Semangat Buat Baca Cerita Aku!...
...Semoga Kalian Suka Ya🌺...
........🌺........
"Huh,huh,huh." helaan nafas itu sedang menggebu-gebu, Naumi menarik nafas nya dalam-dalam. Ia sudah sampai tepat di depan kelas nya.
Tok tok tok.
Naumi mengetuk pintu kelas, sudah ada guru yang sedang menjelaskan pelajaran.
"Assalamualaikum." salam Naumi memasuki kelas.
"Wa'alaikumsallam, eh Naumi kok udah masuk kelas emang nya udah enakan badan nya?" tanya ma'am chrstya. Guru bahasa Inggris, guru yang terkenal dengan kelembutan dan kesabaran nya dalam menghadapi murid-murid nakal di SMA Sultan Anjaya.
Naumi mengangguk, "Udah ma'am, tadi udah istirahat. Ini Naumi boleh ikut belajar ma'am?"
"Naumi kenapa nanya, ya boleh dong, dengan syarat badan kamu harus benar-benar sudah sembuh." ujar ma'am chrstya sambil tersenyum.
Naumi pun juga membalas dengan senyum manisnya, "Udah sembuh kok ma'am, udah enakan juga." balas Naumi.
"Yaudah sana duduk!" suruh ma'am chrstya pada Naumi.
Naumi berjalan dan duduk di kursi, di samping dan di depan nya sudah terlihat Zera dan Imey yang seperti sudah siap mewawancarai nya.
"Eh lo yakin udah sembuh Nau, kalau masih sakit Istirahat aja. Nanti kita nyusul ke UKS, ini juga udah mau bel." ujar Zera.
"Enggak aku gapapa."
"Jangan gitu Nau, kalau sakit jangan di paksa untuk sekolah, bahaya nanti." sambung Imey.
"Engga papa Zera, Imey, kalian tenang aja deh." jawab Naumi tersenyum.
"Hm yaudah deh, ini lo nanti mau lihat catatan gue gak? Soal nya ini penting kata ma'am tadi ini masuk ke ulangan Minggu depan." tawar Zera.
"Mau dong Zer, boleh kan?"
Zera tersenyum, "Boleh lah." balas nya.
"Zera gue juga minjem ya." pinta Imey menghadap ke belakang.
"Emang tadi lo gak ada mencatat?" tanya Zera.
"Gakada tadi gue malas nulis." jawab Imey santai. Dan mendengar itu, Zera hanya menggeleng.
"Eits, anak ma'am yang cantik udah ya cerita nya, dengerin ma'am menjelaskan dulu ya. Nanti di sambung lagi." tegur ma'am chrstya lembut menghadap kearah Naumi, Zera, dan Imey.
"Enggak cerita yang aneh-aneh kok ma'am, cuma bahas catatan tadi mau buat di kasih pinjam ke Naumi." jawab Zera.
"Eh ma'am salah ya, yaudah maaf ya."
"Ma'am chrstya yang cantik, coba sekali aja marah gausah lembut-lembut mulu." sambung Rey berbicara.
"Banyak tingkah lo, dapat guru yang galak kaya Bu Anju lo suruh lembut, dapat guru yang lembut lo suruh jadi galak." cetus Devan yang duduk disamping Rey.
"Soal nya ma'am chrstya gemes banget pengen,"
"Pengen apa pengen ma'am keluarin." lanjut ma'am chrstya tertawa. Padahal tadi mau bersikap galak tapi memang tidak bisa, sangat tidak cocok dengan wajah nya.
Rey pun menyengir dan lanjut mendengar kan penjelasan ma'am chrstya. Sedangkan Devan, mata nya malah melirik ke arah dimana Naumi duduk. Dan tiba-tiba saja senyum nya mengambang tanpa di sadari nya.
Sudah hampir sejam Naumi berada di kelas, akhirnya bel sudah berbunyi, waktu nya untuk murid-murid SMA Sultan Anjaya beristirahat.
"Nau ayo!" ajak Imey.
"Eh kalian ke kantin aja sana, aku disini aja mau nyalin catatan bahasa Inggris tadi."
"Mau titip gak?" tawar Zera.
"Kek nya enggak deh, gak lapar. Lagian tadi aku juga udah makan roti." tolak Naumi.
"Oh gitu yaudah deh, lo gak nyalin Mey?" tanya Zera pada Imey.
"Gue nanti aja dirumah lo." balas nya santai, dan Zera hanya memutar bola matanya malas, Imey adalah siswa sakral yang terlalu meremehkan nilai.
"Nau kita ke kantin dulu ya, kalau butuh sesuatu langsung chat kita aja." ujar Zera.
"Iya Zera makasih." balas Naumi.
"Sama gue enggak makasih?" sindir Imey.
"Makasih Imey." ucap Naumi, padahal ia tak tahu entah berterima kasih atas dasar apa.
"Yaudah yok Zer gue lapar." ajak Imey.
"Ayo!"
Kini tinggal lah Naumi sendiri di kelas, ia sibuk menyalin catatan yang di pinjam kan Zera, ini penting.
Ketika sedang asik mencatat, tiba-tiba saja ada suara yang mengganggu ketenangan nya. "Eh Naumi, sendiri aja. Yang lain pada kemana." suara Rey. Si kocak!
"Eh, Rey. Kamu Rey kan?" tanya Naumi.
"Iya kenalin gue Rey, teman nya Rehan." ucap Rey sambil menyodorkan tangan nya Naumi pun membalas nya. "Naumi."
"Kok lo gak ke kantin?" tanya Rey.
"Aku lagi nyalin catatan bahasa Inggris tadi, ini kata nya bakalan masuk ke ulangan Minggu depan."
"Yaampun Naumi, lo gausah capek-capek mau nyalin catatan, jadi sama ma'am chrstya itu asik bisa diajak kerja sama, nanti pasti nilai kita satu kelas tinggi semua dan lepas KKM jadi gak perlu remedial walaupun jawaban kita salah. Padahal ma'am chrstya gak pernah lo di sogok-sogok sama murid." perjelas Rey.
"Iya, tapi kan lebih baik kalau aku belajar, biar nilai aku gak cuma lepas KKM doang."
"CK! Yaudah deh seterah lo, lo gak lapar gamau beli makanan, biar gue beliin deh." tawar Rey tulus.
"Makasih Rey, tapi kamu gaperlu repot-repot karena aku gak lapar." tolak Naumi.
"Oh gitu, Rehan mana?" tanya Rey.
Naumi menyeritkan dahi nya, "Emang nya nggak bareng kamu?"
Rey tertawa, "Oh iya gue lupa, Rehan kan ada di kantin sama yang lain." ucap nya. Naumi hanya menggeleng melihat tingkah kocak lelaki satu ini. ada-ada saja.
"Yaudah Nau, gue pergi dulu, lo kalau butuh apa-apa panggil aja gue, Anggap aja gue ini temen cowo lo jangan malu-malu." ujar Rey berbaik hati.
"Iya, makasih ya Rey." balas Naumi.
"Ni lo gamau nomor gue, masa udah temenan gak tukaran nomor. Lo tenang aja gue gak bakalan aneh-aneh kok, gue cuma mau temenan doang sama lo. Sueerrr!" ucap Rey menaikan jari telunjuk dan jari tengah nya.
Naumi terkekeh kecil melihat nya, "Boleh sih." kata Naumi.
Dengan senang hati Rey mengetik kan nomor nya di kontak Naumi dengan nama, Rey gntng.
"Ok gue ke kantin dulu ya Nau." pamit Rey.
"Hati hati."
"Yaelah dekat kok, ngapain lo suruh hati-hati."
"Kematian gak mandang tempat Rey." ucap Naumi tanpa ekspresi.
Dan hal itu membuat Rey merasa tersungkur, terjungkal, dan tertendang. Benar apa yang di kata kan Naumi. "Iya deh gue hati-hati, kalau ada segerombolan semut-semut lewat gue harus berhenti, takut nya nanti gue kesandung kan."
Naumi menggeleng, "ENGGAK GITU JUGA KONSEP NYA REY!"
Rey tertawa lalu ia pergi meninggalkan Naumi di kelas, sementara Naumi terus melanjutkan kegiatan nya yang sempat tertunda tadi.
...~~...
...Baca Eps Selanjutnya!!!!...