~Silahkan baca karya sebelumnya "Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru" supaya paham alurnya.
"Aku suka sama kamu"
"Tapi aku sudah menikah"
"Aku tunggu jandamu"
"Silakan saja"
Tidak ada yang menyangka, wanita yang menjadi dambaannya sejak lama ternyata istri dari sahabat nya sendiri.
Namun tidak ada yang mustahil di dunia ini, jodoh pasti bertemu.
Rafasya Dimas Anggara sejak lama mengagumi Tisya Andini, berulang kali dia menyatakan cinta pada Tisya namun Tisya selalu menolaknya. Tapi Dimas tidak menyerah begitu saja, setiap malam ia selalu meminta pada Tuhan untuk mempersatukan mereka.
Bagaimana kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
❤️❤️❤️❤️❤️ HAPPY READING ❤️❤️❤️❤️❤️
'Tak tak tak'
Terdengar suara langkah kaki Dimas yang keluar dari kamar.
Dimas menghampiri istrinya yang tengah menyiapkan makan malam di dapur.
"Masak apa sayang?" Tanya Dimas.
"Belum masak sih, malam ini kita barbequean aja ya kak" Ajak Tisya.
"Di mana?" Tanya Dimas.
"Di rumah aja" Jawab Tisya.
"Boleh" Jawab Dimas.
"Sini bantuin" Ucap Tisya.
Dimas ikut masuk ke dapur dan menyiapkan alat-alat yang digunakan untuk barbequean nanti
"Kompornya di mana sayang?" Tanya Dimas.
"Di bawah wastafel kak" Jawab Tisya.
Dimas mengambil kompor portabel kemudian membawanya keluar.
Sedangkan Tisya menyiapkan bahan-bahan yang akan mereka masak nanti.
"Yah dagingnya habis" Ucap Tisya saat membuka kulkas.
Tisya mengeluarkan kentang dan sosis dari dalam kulkas kemudian meracik saosnya.
"Udah sayang?" Tanya Dimas.
"Bentar kak kentangnya belum digoreng." Jawab Tisya.
Dimas membuka bungkus kentangnya kemudian menggorengnya.
Setelah semua sudah siap Dimas dan Tisya membawa semua makanannya ke tepi kolam renang.
"Mari kita mulai" Ucap Dimas.
Dimas dan Tisya menikmati momen itu sambil mengobrol santai.
"Honeymoon yuk" Ajak Dimas
"Ke mana?" Tanya Tisya.
"Emm kamu pengennya ke mana?" Tanya Dimas balik.
"Terserah" Jawaban semua umat wanita haha.
Dimas mengeluarkan ponsel barunya dari kantong bajunya.
"Tuh kan kakak beli hp baru" Ucap Tisya
"Hehe"
"Ga adil, harusnya aku yang pakai hp baru" Ucap Tisya.
"Kamu kan udah pakai hp kakak, itu juga masih baru belum ada satu tahun" Jawab Dimas tak mau kalah.
"Ya ya ya"
Dimas membuka aplikasi untuk mencari tempat honeymoon terfavorit.
"Kamu suka tempat yang dingin atau panas?" Tanya Dimas.
"Terserah" Jawab Tisya.
"Huh dasar wanita" Ucap Dimas.
"Apa?"
"Engga" Jawab Dimas.
Dimas sibuk dengan ponselnya sedangkan Tisya sibuk memasak.
Sesekali Tisya menyuapi suaminya.
"Mau dalam negeri atau ke luar negeri?" Tanya Dimas.
"Terserah" Jawab Tisya
Dimas menyesal minta masukan dari istrinya, pasti jawabannya terserah terus.
"Bali mau?" Tanya Dimas.
"Bali?"
"Heem, gimana?" Tanya Dimas.
"Panas kak, terus di pantai pasti anginnya kencang nanti kalau baju aku terbang-terbang gimana? Kakak mau aurat aku dilihat orang lain?" Tanya Tisya.
"Iya juga sih" Jawab Dimas.
Dimas mencari tempat lain.
"Puncak?" Tanya Dimas.
"Hah kakak beneran ngajak ke sana, sebentar lagi liburan lo kak pasti macet banget, yang ada waktu kita habis di jalan" Jawab Tisya.
"Terus ke mana dong?" Tanya Dimas.
"Terserah" Jawab Tisya.
"Hihhhhhh nyebelin banget istri kakak"
Dimas mencubit pipi Tisya karena ia gemes dengan istrinya itu.
"Ihh kakak sakit lohh, ini namanya Kekerasan Dalam Rumah Tangga" Ucap Tisya
"Biarin siapa suruh nyebelin" Jawab Dimas.
"Kakak aja yang mudah kepancing" Ucap Tisya tak mau kalah.
Dimas menyimpan ponselnya kembali lalu ia bergantian menyuapi istrinya.
Tak terasa makanan mereka sudah habis. Dimas dan Tisya membersihkan bekas-bekasnya bersama kemudian mereka berdua masuk ke dalam kamar.
Dimas langsung berbaring di atas ranjang sedangkan Tisya masih melakukan ritual wanita sebelum tidur.
Ia memoleskan skincare di wajahnya setelah itu ia ikut berbaring di samping suaminya
Dimas menarik pinggang ramping Tisya hingga tidak ada jarak di antara mereka.
"Kak" Panggil Tisya.
"Heem" Jawab Dimas yang hampir memejamkan matanya.
"Aku bosen kak" Jawab Tisya.
"Ya udah kalau bosen tidur aja, udah malam" Jawab Dimas.
"Ihh bukan itu" Ucap Tisya.
"Terus apa?" Tanya Dimas.
"Aku bosen di rumah terus." Jawab Tisya.
"Ya udah besok ikut kakak ke kantor" Jawab Dimas.
"Ihhhhh bukan itu juga" Ucap Tisya.
"Lah terus apa sayang?" Tanya Dimas.
"Aku pengen kerja" Jawab Tisya.
Dimas langsung membuka matanya lebar lalu ia duduk.
"Emangnya uang yang kakak transfer kurang?" Tanya Dimas.
"Engga kok, cukup lebih dari cukup malahan" Jawab Tisya.
"Ngapain mau kerja?" Tanya Dimas.
"Biar ga bosen aja kak." Jawab Tisya.
Dimas kembali merebahkan tubuhnya sambil memikirkan sesuatu.
Sedangkan nyali Tisya langsung menciut, ia takut kalau suaminya tersinggung dan marah.
Ditambah lagi Dimas membalikkan tubuhnya membelakangi Tisya membuat Tisya semakin overthinking.
"Kak" Panggil Tisya.
"Heem" Jawab Dimas.
"Jangan madep situ" Ucap Tisya jujur.
Dimas membalikkan badannya dan telentang.
"Mau kerja apa?" Tanya Dimas.
"Emmm ga tahu, tapi kalau kakak ga ngizinin ga papa kok" Jawab Tisya.
Dimas terdiam memikirkan jawaban yang tepat.
Sebenarnya ia tidak mau istrinya bekerja, sebab ia takut waktu Tisya habis untuk bekerja.
"Buka usaha aja mau?" Tawar Dimas.
"Usaha apa?" Tanya Tisya
"Rumah makan atau cafe atau toko roti gitu." Ucap Dimas.
"Butik aja gimana?" Usul Tisya.
"Butik? Kamu bisa jahit?" Tanya Dimas
Tisya menggelengkan kepalanya.
"Kan ga harus aku yang jahit kak, bisa cari karyawan." Ucap Tisya.
"Emmm ide bagus, besok kakak cariin lokasi yang strategis." Jawab Dimas.
"Terimakasih kak" Ucap Tisya sambil memeluk tubuh suaminya.
Keinginan Tisya yang mana yang tidak Dimas penuhi.
Tisya bersyukur selalu dikelilingi oleh orang-orang baik yang selalu mendukungnya.
Keesokan harinya setelah sholat subuh Dimas langsung mengganti pakaiannya dengan kaos dan celana olahraga.
"Sepatu olahraga kakak di mana yang?" Tanya Dimas.
"Laci bawah" Jawab Tisya.
"Ambilin" Perintah Dimas.
Tisya menghentikan aktivitasnya untuk mengambilkan sepatu olahraga suaminya.
"Ga lihat apa orang lagi sibuk" Ucap Tisya dalam hati.
Tisya mengambil sepatu berwarna biru dan meletakkan di dekat kaki suaminya.
"Bukan yang ini" Ucap Dimas.
Tisya membawa balik sepatu itu kemudian kembali dengan membawa sepatu berwarna hitam.
"Ini?" Tanya Tisya.
"Bukan." Jawab Dimas.
"Ini?" Tisya menunjukkan sepatu putih
"Bukan" Jawab Dimas.
Ada banyak sepatu olahraga Dimas, tidak mungkin Tisya mengambilnya satu persatu.
Dimas berdiri kemudian mengambil sepatunya sendiri.
"Yang ini sayang." Ucap Dimas sambil mengangkat sepatu berwarna kuning yang ada tepat di depan Tisya.
Tisya menutup tempat penyimpanan sepatu itu kemudian melanjutkan kegiatan memasang spreinya.
"Bisa ngambil sendiri ngapain nyuruh-nyuruh" Gerutu Tisya lirih
Setelah Dimas selesai memakai sepatu ia langsung berdiri di depan cermin full body.
"Wihh keren" Puji Dimas pada dirinya sendiri.
Ia menoleh ke arah istrinya yang masih mengenakan baju tidur.
"Loh kok kamu belum siap-siap sih yang?" Tanya Dimas.
"Emangnya mau ke mana?" Tanya Tisya.
"Joging lah biar sehat." Jawab Dimas
"Aku ikut?" Tanya Tisya.
"Iya, tadi kan udah kakak ajak" Jawab Dimas.
"Kapan?" Tanya Tisya.
"Tadi." Jawab Dimas.
"Ga ada ya kakak ajak aku" Ucap Tisya.
"Ada, tadi kakak udah ajak" Jawab Dimas.
"Kapan?" Tanya Tisya.
"Tadi waktu kakak buang air." Jawab Dimas.
"Waktu kakak buang air aku lagi ambil sprei di kamar sebelah." Jawab Tisya.
"Yang penting kan kakak udah ngajak, ayo keburu siang" Ucap Dimas.
TBC
Jangan lupa LIKE dan VOTE ❤️ 🩶 🩶 🩶 🩶 ❤️ 🩶 🩶 ❤️