Pewaris Tersembunyi

Chapter 020. TANPA PETUNJUK.

\=

Sugi keluar dari ruang pribadi Club' Clinton, dia langsung pergi setelah tahu bahwa dengan menyiksa mereka juga tidak ada gunanya. Karena memang mereka tidak tahu apa-apa.

Untuk orang yang bisa membantai anak buahnya yang paling terampil, maka Sugi tidak yakin bahwa lima berandalan kecil itu pelakunya.

Karena Sugi tahu benar kekuatan anak buahnya, sedangkan lima berandal tadi sangat lemah.

Melihat isyarat menyayat leher yang di tunjukkan oleh Sugi, lima berandal itu langsung histeris dan minta pengampunan.

Bahkan mereka siap mengganti uang yang telah mereka gunakan, karena mereka berpikir bahwa karena mereka menjarah itu sehingga di eksekusi.

Lima berandal itu tahu betul apa tanda sayatan di leher, karena mereka hidup di ruang lingkup yang menciptakan isyarat itu.

Namun orang-orang yang berbeda besar itu tidak menghiraukan tangisan histeris dan permohonan maaf dari lima berandal itu, mereka segera membunuh di tempat tanpa ampun setelah itu di tinggalkan begitu saja.

Akhirnya setelah kelimanya mati, wanita penghibur langsung menjerit histeris saking takutnya! Kelimanya berhamburan keluar meskipun pakaian mereka terbuka di bagian yang harusnya di tutup.

Sekarang di Club' Clinton yang awalnya meriah setelah kedatangan Sugi langsung berubah mencekam, yang tadinya musik disko dan dangdut saling bersahutan kini telah mati dan di ganti jeritan ketakutan dan orang-orang yang berlari ke luar Club.

Sudah di pastikan tidak membayar tagihan, apa lagi banyak uang tidak punya otak selagi ada ribut-ribut besar mereka yang berlarian membawa wine mahal yang di sediakan oleh pihak Club' Clinton.

Akhirnya waktu berlalu, kini club' malam itu langsung sepi. Hanya sisa pegawai Club dan mayat yang masih di ruangan pribadi.

Pemilik Club' Clinton datang, dia adalah Jamal Clinton sang bandar narkoba di wilayah kumuh kota Emerald.

Setelah dia datang dengan wajah kusam, dia langsung duduk di dalam ruangan kerjanya, di depan dia ada puluhan pegawai dan wanita penghibur yang bekerja di Club' Clinton itu.

"Katanya apa yang terjadi di sini, kenapa begitu kacau?" ucap Jamal dengan masam.

Dia sangat pusing, karena bisnis nakobanya sedang sulit karena banyaknya pihak penegak hukum hang bersiaga.

Dia saja jarang keluar agar tidak mudah di lacak sebagai bandar narkoba! Malah mendapatkan kabar seperti ini, sehingga sangat marah.

"Bosa, orang keluarga Sanggoro si kejam Sugi datang mengacau karena mencari musuhnya di club ini! Kami tidak bisa apa-apa untuk melawan mereka." ucap manager yang di percaya oleh Jamal.

Deg..!

Jamal saja langsung tertegun dan kaget, karena Sugi langsung yang turun dan membuat kekacauan ini.

Setelah mendengar ini, Jalam langsung suram karena kerugian ini hanya dia yang akan menanggung sendiri.

Karena dia tidak berani menagih terhadap keluarga Sanggoro, jika menagih kerugian bukanya untung malah tambah rugi.

"Haahhh...!" keluh Jamal hanya bisa mendesah.

Akhirnya dia hanya meminta para pegawainya mengurus lima mayat bernadal kecil dan membereskan kekacauan.

*

Sugi kembali ke kediaman keluarga Sanggoro.

Dia duduk dengan lesu di ruang kerjanya, sudah mencari seharian penuh namun semuanya lenyap tanpa petunjuk lebih lanjut.

"Sial, apa mereka sudah keluar dari kota Emerald ini?" keluh Sugi hingga membentak diri sendiri.

Dia frustrasi karena ruang lingkup kekuasaan keluarga Sanggoro hanya ada di kota Emerald, sedangkan di kota lain tidak ada sama sekali! Jika ingin mencari petunjuk di kota lain keluarga Sanggoro harus membayar harga yang cukup untuk memberikan hadiah kepada keluarga lain.

Saat lagi sedang suntuk dan memikirkan apa yang sebenarnya Riko dan yang lainnya lakukan, pintu ruang kerjanya langsung terbuka lebar.

Tuan besar Sanggoro masuk, dia juga sama wajahnya di tekuk karena marah! Karena dia barus saja menerima kabar bahwa cucunya Rudi kakinya harus di amputasi, sehingga dia sangat tertekan.

Tuan besar Sanggoro berpikir jika cucunya hanya sedikit pincang masih memaklumi dan masih terlihat normal! Namun jika di amputasi maka itu sangat ngeri sehingga rasa ingin balas dendam sangat menggebu-gebu.

Jadi dia masuk ke ruang kerja Sugi untuk meminta kabar bagaimana situasinya? Karena dia sampai sekarang belum menerima kabar baik bahwa Riko telah mati.

"Sugi, bagaimana?" ucap tuan besar Sanggoro singkat.

Deg...!

Sugi sangat gugup, karena gara-gara insiden ini keluarga Sanggoro rugi besar.

"Tuan besar, aku gagal! Bahkan pasukan terbaik milik kita juga terbunuh semuanya!" jawab Sugi dengan lesu.

"Apa....?" tuan besar Sanggoro terkejut.

Dia seakan jantungnya berhenti berdetak, karena pasukan terbaik milik Sugi adalah ujung tombak keluarga Sanggoro, jika kabar ini menyebar maka posisi keluarga Sanggoro bisa terancam.

"Apa yang kamu katakan benar, bagaimana itu bisa terjadi?" ucap tuan besar Sanggoro.

"Entah lah, aku hanya memberikan peringatan kepada mereka untuk membunuh Riko dan teman-temannya namun aku kehilangan kontak dengan mereka, setelah itu mereka di temukan sudah di bantai hingga musnah!" Sugi menjelaskan kronologi yang dia tahu.

"Sial, sepertinya pemuda yang bernama Riko Setiadi itu memiliki jumlah pasukan tempur yang banyak, lalu mereka menjebak pasukan milik kita!" tuan besar Sanggoro mengungkapkan pikirannya.

Mendengar ini, Sugi sedikit tercerahkan dia langsung tahu kenapa mayat-mayat pasukan miliknya di temukan di daerah kumuh.

"Sial..!" desah Sugi.

Dia merasa, bahwa kali ini sangat gegabah! Dia berpikir Ini adalah momen paling gegabah yang dia buat setelah lebih dari 20 tahun bekerja di bidang ini.

"Kita harus mencari kekuatan yang lebih baik, lalu cari pemuda itu hingga ketemu di manapun mereka berada harus mati! Aku tidak peduli dengan harganya, Sugi kamu paham kan?" ucap tuan besar Sanggoro langsung memberikan perintah.

"Tuan, apa harus?" ucap Sugi terbata.

"Mau bagaimana lagi, mereka memaksa kita seperti ini!" ucap tuan besar Sanggoro.

Setelah itu dia keluar dari ruang kerja milik Sugi. Melihat ini Sugi akhirnya hanya bisa pasrah.

Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomer telfon yang sudah di simpan sangat lama.

"Kakak, aku butuh bantuan mu!" ucap Sugi langsung setelah sambutan telfonnya terhubung.

"Sugi kamu masih ingat kakak mu ternyata yah?" ucap orang yang di sebrang telfon sana tidak menjawab keinginan Sugi.

"Kakak, tidak ada waktu! Sekarang aku butuh bantuan mu. Tolong bantu aku kak!" ucap Sugi memelas..

Itu tidak seperti karakter Sugi sebelumnya, dia seperti anak kecil di hadapan orang yang di telfon saat ini.

"Katakan...!" jawab orang itu.

Lalu Sugi menjelaskan masalahnya, dia ingin mencari keberadaan Riko dan yang lainnya di luar kota Emerald! Karena dia yakin orang itu sudah keluar dari kota Emerald.

\=

..