NovelToon NovelToon
Suatu Hari Di Tahun 2018

Suatu Hari Di Tahun 2018

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Cintamanis / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:751
Nilai: 5
Nama Author: Gregorius Tono Handoyo

Alisa, harusnya kita tidak bertemu lagi. Sudah seharusnya kau senang dengan hidupmu sekarang. Sudah seharusnya pula aku menikmati apa saja yang telah kuperjuangkan sendiri. Namun, takdir berkata lain. Aku juga tidak mengerti apa mau Tuhan kembali mempertemukan aku denganmu. Tiba-tiba saja, seolah semua sudah menjadi jalan dari Tuhan. Kau datang ke kota tempat aku melarikan diri dua tahun lalu. Katamu,

ini hanya urusan pekerjaan. Setelah kau tamat, kau tidak betah bekerja di kotamu. Menurutmu, orang-orang di kotamu masih belum bisa terbuka dengan perubahan. Dan seperti dahulu, kau benci akan prinsip itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gregorius Tono Handoyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Meski Agustus di Belanda dan Indonesia tak lagi sama 1

Tidak ada yang datang tiba-tiba. Semua pasti sudah ada yang mengatur. Begitu ucapku kepadamu malam itu. Saat kau dan aku kembali mengenang kapan pertama kali kita bertemu. Kau yakin semua itu kebetulan, padahal sebenarnya semua itu adalah rencanaku. Kau tahu? Dua semester aku harus me- nunggu momen itu. Bagaimana tidak, jurusan kuliah kita yang berbeda tidak akan membuat kita bisa bertemu pada mata kuliah yang sama. Hanya di mata kuliah umumlah aku dan kau bisa bertemu. Dan, aku rela mengulang satu mata kuliah umum, hanya untuk bisa memiliki kelas yang sama denganmu. Jauh sebelum itu, aku berusaha mencari tahu kau kuliah di sesi kelas mana. Sebab, begitu banyak kelas dan aku harus berebut dengan mahasiswa lainnya. Itulah kenapa kukatakan aku tidak percaya kebetulan. Aku bersembunyi di atas nama Tuhan. Menuduh Tuhaniah yang merencanakan pertemuan kita.

Kita juga mengenang bagaimana pertama kalinya kita berkenalan. Kau salah dalam menebak namaku. Lalu seolah tidak percaya dengan kesalahanmu. Harusnya kau tahu, bahwa tidak semua yang kau pikir benar adalah hal sebenarnya. Seperti namaku misalnya.

"Kau lahir Agustus, pasti." Kau begitu yakin.

"Aku lahir November. 21 November"

"Lalu kenapa namamu, Agustian?" Kau heran, te- bakanmu salah.

"Namaku, Agustian Koto."

Aku tahu kau menebak karena namaku Agustian -lantas begitu yakin aku dilahirkan di bulan Agustus Seperti banyak yang dilakukan orangtua di negara kita. Misalkan, anaknya lahir Agustus, namanya akan mengaju kepada bulan kelahirannya. Dan menurutmu harusnya namaku, Novtian. Ah, kau terlalu memaksakan. Sayangnya orangtuaku memang bukan seperti orangtua anak-anak lain yang memasukkan nama bulan kelahiran pada nama anak mereka.

Orangtuaku memilih menggabungkan nama me- reka menjadi namaku. Ayahku, Gusri Rahman. Se- dangkan ibuku, Rutiana. Jadilah namaku. Agustian. Sedangkan nama belakangku, adalah nama suku dari ibuku. Seperti halnya orang Minangkabau yang menganut garis keturunan matrilinial -garis keturunan ibu. Maka, aku pun diberi nama belakang Koto-sesuai suku ibuku. Itulah tentang namaku. Dan, tidak hanya kau yang menduga aku lahir Agustus. Sebelumnya juga sudah banyak yang salah duga. Bahkan kepala sekolahku juga pernah salah duga, saat ibu mengantarku untuk mendaftar sekolah dasar waktu itu.

Dan, yang menyenangkan dari perkenalan itu. Justru kesalahanmu dalam menebak itu yang membuat kita menjadi dekat.

"Aku pikir semua yang bernama unsur bulan itu memang dilahirkan di bulan yang sama."

"Tidak semua yang terlihat putih itu sebenarnya putih. Begitu juga yang terlihat hitam. Tak selamanya hitam. Aku tersenyum.

Kau juga ikut mengangguk, setuju dengan apa yang aku katakan kepadamu. "Kau benar, orang yang terlihat baik awalnya bisa jadi sebenarnya tidak baik. Orang yang terlihat menyebalkan awalnya bisa jadi adalah dia yang punya hati baik. Kau menatap langit. Sore itu, kita tiduran di taman belakang kampus. Ya, itu salah satu kebiasaan kita. Sehabis kuliah terakhir di akhir pekan, kita akan tiduran di rumput taman sambil menatap langit. Menikmati suasana sore di kampus ini. Dan, dari sekian banyak mahasiswa di kampus ini hanya kau dan aku yang melakukan itu.

"Bukankah menjadi berbeda dari kebanyakan orang itu menyenangkan. Itu jawabanmu sewaktu aku bertanya, "Apa kau tidak takut dikira aneh oleh orang lain?"

Aku merasa berhasil atas segala rencanaku.

1
Akun Kedua
ini sudut pandang orang berapa kak, maksudnya povnya? 1, 2, 3? soalnya agak aneh pas baca dialog irvan sama alisa.. deskripsinya agak sedikit diperbaki lagi kak, soalnya baca deskripsinya serasa baca surat hehe.. tapi untuk cerita udah bagus, 😊👍 plotnya juga dibuat dengan matang 😊👍
Akun Kedua: sama2 kak 😉
IJ: siap kakak terimakasih banyak🙏😚
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!