cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉
sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!
-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻
sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 30 [ Rafa!! ]
...🌷 happy reading 🌷...
...--------------------------------...
"Juara boxing juga lu, yhahaha, lu kira gua takut. Cewek lemah kek lu mau nonjok gua, mana sakit." Jawab preman tersebut yang meremehkan kekuatan Liza.
"don't judge a book by its cover!!" Ucap Liza setelah berhasil menonjok wajah songong preman tersebut.
"Ahh...Bangs*t lu ye!!." Ucap preman tersebut sembari memegang pipi nya yang sakit habis di pukul oleh Liza. Preman tersebut pun berniat ingin membalas memukul Liza, namun ada tangan seseorang yang mencegah nya.
"Banci lu, cowok apaan suka mukul cewek!!" Ucap Arba sembari menghempas tangan preman tersebut yang ingin memukul Liza.
"Gak usah ikut campur lu a*jing!!" Maki preman tersebut dan kembali berniat ingin memukul Arba, namun lagi lagi gagal. Karena Arba dengan cepat langsung menangkap tangan preman tersebut dan langsung memelintir nya ke punggung si preman.
"Gua mungkin bukan juara boxing, tapi soal berantem, boleh lah di adu!" Ucap Arba dengan penuh percaya diri.
"Lepasin tangan gua!!" Teriak preman tersebut sembari terus memberontak.
"Janji ama gua, stop malakin uang orang lain, kalo lu mau uang, kerja. Lu masih muda woy, pake tenaga lu buat kerja yang baik baik. Jangan Lu lanjutin kerjaan kek gini, lu pasti tau lah neraka. Tuh tempat terakhir lu, kalo lu terus ngelanjutin nih kerjaan!!" Ucap Arba yang sedikit menasehati preman tersebut, agar berhenti menjadi preman yang suka malakin uang orang.
"Udah, pergi lu Sono!" Lanjut Arba sembari melepaskan tangan pria tersebut, dan menyuruh nya untuk segera pergi dari sini. Preman tersebut pun langsung pergi dengan tatapan yang sedih. Entah apa yang ia pikirkan, saat mendengar ucapan Arba.
"Apa ku bilang, memang jago Abang ku boxing." Ucap Cila sembari menyilang kan tangan nya di dada. Mendengar ucapan Cila, seketika Arba langsung menatap Cila dengan tatapan tajam. Sesungguh nya, ia masih kesal dengan Cila, yang berbicara sembarangan tentang nya.
Cila yang mendapatkan tatapan tajam dari Arba pun langsung memberikan senyum tanpa dosa nya. Lalu ia pun mengambil sesuatu dari plastik belanjaan mereka tadi.
"Hehe, sorry bang. Jangan marah marah lah kau, nah buat bang Arba, kesukaan kau itu." Ucap Cila sembari tersenyum manis pada Arba, dan memberikan cemilan kesukaan Arba, agar Arba tak marah marah pada nya.
"Heiss....sudah lah, cape aku marahin kau." Arba pun menghela nafas berat, ia sudah tak punya energi lagi untuk memarahi Cila. Ia pun mengambil cemilan yang Cila berikan, untuk sedikit merendahkan emosi nya.
Saat sedang menikmati cemilan bersama sama, tiba tiba ada seseorang yang menghampiri Liza. Ia adalah Rafa, entah apa tujuan nya menemui Liza, dan ntah dari mana ia bisa menemui Liza.
Tanpa izin, Rafa pun duduk di sebelah kiri Liza, Arba yang duduk di sebelah kanan Liza pun langsung melihat tak suka ke arah Rafa.
"Hi, Liz." Sapa Rafa sembari tersenyum manis pada Liza.
"Kak Rafa, lu kok ada di sini?." Liza sedikit kaget melihat Rafa yang tiba-tiba ada di sini.
"Lu gak perlu tau, yang perlu lu tau, gua suka Ama lu." To the point Rafa yang membuat Liza langsung menatap Rafa tak percaya. Ia sangat kaget mendengar pengakuan Rafa yang tiba tiba, sedang kan Arba. Ia langsung berdiri dari duduknya, lalu menatap Rafa dengan tatapan tajam nya.
"Lu mabok ye, mending pulang Sono?!" Usir Arba.
"Gua gak mabok, lu kira gua cowok apaan suka gituan!!" Jawab Rafa yang tak terima di bilang mabuk oleh Arba.
"Kalo gak mabok, terus maksud lu apaan!!" Arba benar benar kesal dengan Rafa yang mengganggu rencananya untuk Confess, malah keduluan Rafa sebelum ia ingin Confess.
"Ya Confess lah bodoh!" Ketus Rafa sembari menatap Arba tak suka.
"Bangs*t lu, calon pacar gua anying!!" Arba pun mengangkat kerah baru Rafa lalu menatap nya penuh emosi.
"Baru calon kan?." Tanya Rafa sembari memperlihatkan wajah songong nya.
"Ya lu ngapain tiba tiba datang, terus Confess!!" Jawab Arba yang tak terima keduluan Confess oleh Rafa.
"Emang apa urusan nya Ama lu, terserah gua mau Confess kapan aja!!" Ucap Rafa sembari mengangkat balik kerah baju Arba.
"UDAH!!" Bentak Liza sembari mendorong pundak Arba dan Rafa, agar sedikit berjauhan.
"Sadar woy, lu berdua udah gede, apa gak malu di liatin nih bocah." Ucap Liza sembari sekilas melihat ke arah Cila dan Nathan yang terdiam melihat Arba dan Rafa yang bertengkar.
"Gua suka lu, Liz." Ucap Rafa sembari menatap lekat ke arah Liza.
"Gua juga suka lu Liz." Sambung Arba.
Liza pun menghembus nafas panjang, ia sangat lelah dengan dua pria yang ada di hadapannya. Sifat mereka masih terlalu kekanak Kanakan, hingga membuat Liza menjadi bingung untuk mengambil keputusan. Liza pun memijat pelipisnya sembari memejamkan mata nya, setelah berpikir sejenak, ia pun mulai bicara.
"Lu berdua seharusnya ngertiin kondisi dong, kalian gak liat ada anak kecil, pemandangan kek gini, seharusnya gak pantas mereka liat!" Ucap Liza sembari melihat mereka berdua bergantian.
"Oke, gua minta maaf. Mungkin gua terlalu cepat ungkapin ini, tapi satu hal yang harus lu tau, Liz." Ucap Rafa, lalu ia pun sedikit mendekati Liza agar bisa membisikkan sesuatu.
"Gua bakal tunggu Jawaban lu, Liz." Bisik Rafa tepat di depan telinga Liza, lalu pergi begitu saja. Tanpa berbicara sepatah kata pun.
Arba pun melihat kepergian Rafa dengan tatapan tak suka. Ia sangat kesal, karena Rafa ia gagal jadian dengan Liza.
...----------------...
"Liza, lu ngambek ye?." Tanya Arba sembari melihat ke arah Liza yang wajah nya sangat masam.
"Gak, udah diem lu!" Jawab Liza dengan tegas, sembari memakan cemilan nya untuk menutupi emosi nya.
"Itu apa?." Tanya Arba yang tau jika Liza sedang kesal dengan nya.
"Mikir dong lu, masa Confess depan adek gua. Kalo ibuk gua tau gimana, mati gua!!" Jawab Liza sembari menatap Arba dengan tatapan kesal.
"Ya, maaf. Tapi kalo boleh tau jawaban Lu apa?." Tanya Arba yang malah menanyakan hal itu di saat Liza sedang kesal kesal nya dengan nya.
"Lu bener bener ye, Ar. Gua Gak bakal mau pacaran Ama orang yang masih kekanak Kanakan kek lu!" Tegas Liza, setelah mengucapkan itu, Liza pun langsung mengajak Nathan pergi tanpa berpamitan pada Arba maupun Cila.
Arba pun menunduk sembari mengusap wajah nya. Ia tak mengerti apa maksud Liza berbicara begitu padanya. Namun, Arba menganggap itu adalah sebuah penolakan. Cila pun menghampiri Arba yang sedang galau, lalu mengelus punggung Arba, berniat menenangkan nya.
"Yang sabar ya bang." Cila ikut sedih melihat Abang nya yang kelihatan nya sangat galau.
"Udah yok bang, kita ke mobil." Ajak Cila sembari menarik tangan Arba, agar mengikuti nya.
...🌷to be continued 🌷...
...--------------------------------...
Maaf ya author jarang up, soal nya lagi banyak tugas sekolah nih, mohon di maklumi ya 😁🙏🏻
Aku author Tanz >.<
Sekian, terima kasih 🙏🏻
See you tomorrow, my month 👋🏻
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗