Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 : Yuri pindah..
Dalam perjalanan pulang Seiji kembali mengingat momen2 kebersamaannya dengan Karin.
Dia tidak menyangka kalau pergi bersama seorang gadis akan semenyenangkan ini, dan dia sangat bersyukur karena dia mengajak Karin untuk pergi dan menikmati kebersamaan bersamanya.
Seiji pun sampai dirumah..
"Aku pulang.." ucap Seiji
Terdengar suara langkah kaki perlahan mendekat. Seiji jelas tahu siapa yanh berlari menghampirinya, dan benar saja itu adalah kakaknya.
Ketika kakaknya mendekat Seiji memejamkan matanya karena biasanya dia pasti akan di tabrak oleh kakaknya untuk memeluk dirinya.
Namun hal itu tidak terjadi, Seiji pun penasaran dan membuka matanya.
Ketika dia membuka mata terlihat kalau kakaknya sedang tertegun menatapnya, Seiji tidak mengerti apa yang salah dengannya.
Setelah dia mengecek seluruh tubu, ternyata ada bekas lipstik menempel di baju putih polosnya itu. Kalau dilihat dari warnanya, itu sama persis dengan lipstik yang di pakai oleh Karin.
Seiji kembali menatap wajah Kyoko untuk menjelaskannya, namun Kyoko terlanjur berteriak..
"Ibuu.. Seiji baru saja mencium seorang gadis..!!" teriak Kyoko seraya kembali kedalam
"Kakak.. Apa yang kau katakan..!!" balas Seiji berteriak pada kakaknya
Seiji langsung mengejarnya hingga keruang keluarga, disana ibunya kebetulan sudah pulang bekerja dan sedang duduk di sofa sambil menonton televisi.
"Ibu.. Seiji baru saja mencium seorang gadis.." ucap Kyoko mengadu
"Kakak.. Aku tidak mencium siapapun, hetikan bualan mu itu.." seru Seiji
"Lihat ibu, lihat.. Ada bekas lipstik di bajunya.." ucap Kyoko
"Kyoko jangan berteriak begitu, ini sudah malam.." kata ibunya
Meski begitu keduanya masih tetap berdebat karena hal itu, walau Seiji sudah menjelaskan kalau dirinya tidak berciuman Kyoko masih saja menggoda adiknya dengan mengatakan itu.
"Itu tidak di sengaja, tadi Karin hampir terjatuh dan aku hanya membantunya.." ucap Seiji
"Hoo jadi namanya Karin, itu nama yang bagus. Aku yakin dia juga sangat cantik.." ucap Kyoko
"Sudahlah Kyoko, berhenti menggoda adikmu.." ucap Reiko
"Hehe iya bu iya.." kata Kyoko sambil menggaruk kepalanya
"Apa kau sudah makan Seiji..?" tanya ibunya
"Belum, tapi aku tidak lapar bu.." jawab Seiji
"Benarkah..? Kalau begitu pergilah mandi dan istirahat setelahnya.." kata Reiko
"Baik bu.." jawab Seiji
...
Beberapa hari setelahnya, Seiji terlihat sedang mengobrol di kelas bersama teman2nya..
Karin, Miki dan Kenji berkumpul di meja Seiji untuk mengobrol. Namun disini Karin dan Miki terlihat begitu murung.
"Hey, apa2an suasana ini, apa ini adalah sebuah pemakaman..?" ucap Kenji
"Ini lebih menyedihkan dari pemakaman.." ucap Karin yang kepalanya di rebahkan di meja kelas
"Sekarang semuanya akan jadi sepi.." ucap Miki lesu
"Ayolah teman2, Yuri pindah sekolah karena alasan yang jelas. Dan itu bukan berarti kita tak bisa bertemu dengannya lagi.." kata Seiji
Karin dan Miki bersedih adalah karena Yuri terpaksa pindah sekolah, alasan nya karena orang tua Yuri pindah ke desa untuk menjaga nenek mereka yang sedang sakit parah.
Karenanya mau tidak mau Yuri harus ikut pindah kesana karena dia tidak punya keluarga lain di kota ini, jadi dia harus ikut pindah kesana juga.
"Kita bisa mengunjunginya lain waktu, kalian tidak perlu sedih.." ucap Seiji
"Tempatnya itu jauh, aku tidak begitu nyaman naik transportasi umum selama berjam-jam.." ucap Karin
"Yah kalau aku sih setuju dengan Seiji, kita bisa mengunjunginya lain waktu.." ucap Kenji
"Yah itu juga benar sih, tapi tetap saja jadi terasa sepi.." ucap Miki
"Bagaimana jika kita mengungjunginya akhir pekan nanti..?" ucap Seiji
Mereka sedikit terkejut ketika Seiji mengatakan itu, karena jauh pasti akan butuh uang dan juga waktu untuk sampai kesana.
"Boleh juga, aku tidak ada keluhan. Kebetulan akhir pekan ini aku kosong.." kata Kenji tersenyum
"Aku juga.." ucap Miki sedikit antusias
"Aku juga, tapi aku tidak yakin akan betah di kereta berjam-jam. Setidaknya untuk kesana kita harus naik Shinkansen, dan itu butuh uang yang cukup lumayan.." kata Karin
"Benar juga, kau kan selalu merasa kurang nyaman di kereta berjam-jam.." kata Miki
Seiji terlihat sedikit bingung, nampaknya ada yang ingin dia katakan.
"Kenapa naik kereta..?" tanya Seiji
Itu justru membuat teman2nya semakin heran dengannya.
"Hei, apa kau berencana naik bis kesana? Itu akan memakan lebih banyak waktu.." kata Kenji
"Benar Seiji, apa kau mau menyiksaku seperti itu? Kursi di transportasi umum itu membuat pantat ku pegal kau tahu.." ucap Karin
"Aku juga berfikir begitu.." ucap Miki
"Kapan aku bilang kita akan naik transportasi umum? Dirumah ku ada mobil dan kita bisa menggunakan mobil itu jika kita mau.." ucap Seiji dengan wajah santai
"Eh..?" Karin
"Eh..??" Kenji
"Eeeeehh..!!??" teman2nya berteriak kaget
"Tunggu siapa yang akan mengemudi..? Jangan bilang itu kau Seiji.." ucap Karin dengan rasa penasaran kaget
"Hmm? Memangnya kenapa? Aku sudah punya SIM, lagi pula aku sudah berusia 17 tahun.." ucap Seiji memandang dengan santai pada teman2nya
"Serius kau sudah punya SIM..?" ucap Kenji antusias
"Tentu, aku membuatnya beberapa bulan lalu.." jawab Seiji
"Tunggu2 dan kau bilang di rumahmu ada mobil, jangan bilang itu mobilmu.." ucap Miki
"Hmm? Tidak, itu mobil ayahku. Tapi dia ada mobil lain yang bisa di gunakan.." jawab Seiji
Mendengar Seiji yang begitu santainya mengatakan itu membuat teman2nya kehabisan kata2, entah berapa banyak kejutan yang Seiji miliki untuk mereka.
"Kau ini, seberapa banyak sih kau akan membuat kami terkejut..?" ucap Karin
"Ya, lagi pula kita ini kan masih pelajar, kenapa juga kau sangat terburu2 untuk membuat SIM mu..?" kata Miki
"Haha kau memang yang terbaik kawan, lihat wajah mereka.." ucap Kenji
Tatsuya ternyata sejak tadi mendengarkan percakapan kami dari tempat duduknya, dia adalah tipe orang yang sangat giat belajar dan lebih sering membaca buku ketimbang mengobrol atau semacamnya.
Tiba2 dia berdiri dan menghampiri Seiji dan teman2nya dan berkata..
"Jika boleh, izinkan aku ikut bersama kalian.." ucap Tatsuya
Semua orang langsung menoleh kearahnya..
"Hmm boleh saja, lagi pula mobil ayahku bisa menampung maksimal 7 orang.." kata Seiji
"Tunggu, kenapa kau ingin ikut bersama kami..? Biasanya kau bahkan tidak perduli pada kami semua.." ucap Karin
"Ah, itu.. Aku.." ucap Tatsuya ragu2
"Ada apa kawan, katakan saja.." kata Kenji
"Kami kesana ingin menemui Yuri, dan aku tidak ingat kau dekat dengan Yuri.." kata Miki
Tatsuya terlihat sedikit ragu namun akhirnya dia mengatakan kalau..
"Sebenarnya, aku dan Yuri sudah berpacaran selama beberapa bulan terakhir.." ucap Tatsuya
Seiji dan teman2nya terdiam dengan wajah terkejut, merka sama sekali tidak tahu tentang ini. Kesampingkan Seiji dan Kenji, bahkan Karin dan Miki yang sudah berteman dengan Yuri sejak tahun pertama tidak mengetahui hal itu.
"Apa..!!? Kau berpacaran dengan Yuri..?" ucap Karin terkejut
"Jangan bercanda Tatsuya.." kata Miki
"Aku tidak bercanda, kami memang sudah dekat melalui pesan sejak tahun pertama, dan memutuskan jadian beberapa bulan belakangan ini.." jawab Tatsuya
"Hahaha, nampaknya kalian kecolongan darinya Karin, Miki.." kata Kenji
"Kufikir aku sudah menduga itu sejak lama.." ucap Seiji
Semua orang langsung menatap Seiji dengan wajah terkejut, entah kenapa Seiji akhir2 ini sangat sering membuat kawan2nya itu heran dan sampai terkejut.
Berapa banyal sih kejutan yang dia miliki..
kukira cinta, ternyata permisi ya..