Arya, seorang pria yang memiliki istri yang sangat cantik dan juga memiliki seorang putera yang masih balita harus menelan pil pahit saat mengetahui sang istri dijodohkan oleh keluarganya dengan pria kaya raya.
Hal yang menyakitkannya, sang istri menerima perjodohan itu dan berniat melangsungkan pernikahan meskipun mereka belum sah bercerai.
Semua itu karena Arya dianggap pria miskin dan tak layak mendampingi Tafasya yang cantik dan memiliki body sempurna.
Bagaimana kisah selanjutnya, maka ikuti novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode-20
Kedua wanita itu mengeluarkan ultimatum berisi ancaman yang tidak main-main. Hal ini didengar oleh Tony yang sedari tadi berada didalam ruangan.
"Hei, emak-emak! Jangan nyerocos aja ya. Emang Tafasya punya masalah apa sama kalian!" tanya Tony sembari mengacakkan pinggangnya.
"Dia berhutang dan menggunakan KTp adik saya!" jawab Nita kesal.
Seketika Tony tertawa terbahak. "Eh, jaman sekarang masih percaya sama orang modelan seperti kamu? Jelas itu identitasmu, dan kamu meminta hutangmu dilunasi!" pemuda itu menatap sangar.
Seketika Nita merasa jengkel. Ia yang bertugas sebagai letua kelompok dalam pengambilan bank keliling harus pusing dengan urusan Tafasya yang melarikan uang setelah menerimanya dan tidak pernah sama sekali membayarnya.
Kini ia harus mendapatkan amukan dari para anggota lainnya karena Tafasya yang kabur, sebab mereka harus menanggung iuran milik Tafasya.
"Kamu itu tau apa! Kakakmu itu penipu, apakah kalian ini sekongkol untuk menipu!" Nita kembali berang.
"Eh, jaga mulutmu! Sebaiknya kamu pergi dar8 sini, sebelum ku robek mulutmu!" Ani menyela dengan nada tinggi.
"Sudah jelas Tafasya yang berhutang, tapi kalian menutupinya. Kalian harus ingat karma itu berlaku!" Nita sudah kehabisan kata-katanya untuk melawan argument keduanya.
Ia merasa sangat sia-sia menemui Ani dan sepertinya ia harus memviralkan wajah Tafasya dimedia sosial untuk memberikan efek jera.
Nita memilih untuk perhi, dan meninggalkan rumah yang ia anggap jika pemilik dan anggota keluarganya semuanya penipu.
*****
Arya berada dikantornya. Ia memandang lengannya yang mana baru saja diperiksa oleh sang dokter muda. Ia menatap.nanar pada dinding ruang kerjanya.
Sesungguhnya ia masih belum mengisi ruang kosong didalam hatinya yang masih basah oleh luka sebuah pengkhianatan. Akan tetapi, entah apa yang membawa langkahnya harus bertemu dengan Jasmine.
Terdengar sebuah langkah kaki memasuki ruangannya. Ia tahu jika itu adalah langkah bodyguardnya.
"Bos, kami sudah menyelidiki siapa yang melakukan penyerangan pada Bos diparkiran Mall dan saat ini sedang melakukan pemburuan terhadap keduanya," pria itu menegaskan ucapannya.
"Bagaimana dengan wanita itu?" tanyanya datar.
"Mantan istri Bos saat ini sedang berada ditangan Tomy, dan sepertinya boa tau bagaimana Tomy-bukan?" tanya pria bertubuh tinggi itu.
"Baiklah, dan terus awasi," titah Arya dengan nada sedingin es.
Pria itu menganggukkan kepalanya, lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan.
Arya mengenduskan nafasnya dengan berat. Tak berselang lama, sebuah panggilan video masuk kedalam ponselnya. "Assalammualaikum, Ayah," sapa seorang bocah tampan dari seberang sana.
Ketampanannya mewarisi wajah ibunya. Namun tidak dengan sikapnya. Sebab ia adalah anak yang penurut, dan juga baik.
"Waalaikum salam, Sayang. Apa.kabarmu?" tanya Arya dengan lembut, namun saat ini hati dan fikirannya sedang tidak sinkron, tetapi mencoba terlihat baik-baik saja.
"Kapan ayah menjemputku?" tanya bocah itu dengan tatapan sendu.
"Bersabarlah. Ayah akan menjemputmu, tetapi situasinya belum memadai untuk kamu kembali ke sini," Arya mencoba memberikan pengertian yang mungkin dapat dimengerti oleh bocah tersebut.
"Bolehkah aku bertemu dengan ibu? Ada sedikit rindu untuknya. Apakah ia tidak memiliki rasa yang sama sepertiku?" tanyanya dengan begitu polosnya.
Seketika Arya merayakan rasa sakit didalam dadanya. Bagaimana mungkin ia akan memberikan penjelasan tentang perasaannya saat ini pada sang bocah, yang tentu saja sangat membuatnya dilema.
"Akan ayah usahakan. Nanti ayah telfon lagi, tetaplah disana, ayah ada banyak pekerjaan," ucap Arya mencoba mengalihkan pertanyaan puternya.
Keduanya mengakhiri percakapan mereka dan kini Arya dalam keheningan.
******
Malam semakin larut. Sebuah club malam dengan ke bingaran yang terlihat begitu bebas dan penuh dengan segala kemaksiatan yang terlihat begitu nyata.
Seorang wanita berpakaian vulgar sedang berjalan diatas sebuah panggung yang diatasnya juga sudah puluhan wanita yang menari dengan tanpa sehelai benangpun.
Sementara itu, wanita dengan rambut ikal mayang itu menggunakan CD dan bra warna senada yang hiasi butiran mutiara. Ia ikut meliuk diantara wanita lainnya.
Seketika ruangan itu penuh dengan sorak sorai yang dipenuhi ucapan-ucapan menjijikkan yang mereka lontarkan.
Wanita itu akan menge-jang ketika mencoba melambatkan gerakannya, sebab seseorang sudah mengontrolnya dengan sebuah remote yang ia kendalikan dari jarak jauh.
Seketika wanita itu harus mengikuti semua perintah pria tersebut dan tidak ada bantahan disana.
Ia kembali meliukkan tubuhnya. Lalu alan mendapatkan sebuah strum jika saja melemah.
Terlihat pria bernama Tomy begitu senang dengan mainan barunya, sebab para pengunjung begitu antusias memberikan tepuk tangan dan sorak-sorai.
Terlihat seseorang berjalan diantara para pengunjung dan menyaksikan apa yang menjadi pertunjukan tersebut.
Ia memandang wanita itu dibalik sinar matanya dingin dan entah apa yang saat ini sedang ia fikirkan.
Tiba-tiba listrik padam. Tomy tersentak.kaget. Sebab ia sudah mengantisipasi kemungkinan dengan generator cadangan untuk pasokan listriknya, sepertinya ada yang sedang menyabotasenya.
"Brengsek!" makinya, lalu menghempaskan remote control ditangannya dan menghidupkan sebuah lampu otomatis yang berada tak jauh daei ia duduk.
Sementara itu, kepanikan terjadi didalam ruangan club tempat dimana adanya pesta maksiat sedang berlangsung.
Para pengunjung ada yang berteriak karena berdesakan satu sama lain, akan tetapi tak menemukan jalan keluar.
Meteka seolah kehabisan oksigen dan saling injak. Rasa sesak mulai terasa dan mereka saling dorong, bahkan saling injak.
Bebarapa orang dalam kondisi sekarat karena orang-orang menginjaknya tanpa sengaja.
Sesaat lampu hidup kembali, tetapi kekacauan sangat begitu kentara dan hal yang membuat Tomy merasa amarah ialah penari utamanya menghilang dari lantai panggung.
"Brengsek...! Siapa yang melakukan ini padaku! Cari sampai ketemu, aku ingin memenggal lehernya!" Tomy tampak berang, dan para bodyguardnya bergerak keluar untuk mencoba mengejar sang penyusup.
Sementara itu, sebuah mobil melaju kencang dijalanan dan didalamnya terlihat seorang wanita sedang diikat pergelangan.tangannya kebelakang, mulutnya dilakban dan kepalanya dipakaikan sebuah penutup.sehingga ia tidak dapat melihat siapa yang sedang menculiknya.
Mobil terus melaju, dan tiba-tiba saja dari arah belakang tampak dua buah mobil ikut mengejar, lalu terjadi sebuah tembakan yang tujukan pada mobil yang disinyalir telah menculik seorang penari yang merupakan penghasil uang pada sebuah club malam.
Pengemudi yang tampak begitu dingin membuat jalur yang ber zig-zag untuk menghindari serangan lawannya.
Kedua mobil pengejar melaju kencang dan berada disisi kiri dan kanan mobil yang sedang mereka incar.
Saat keduanya mencoba merapatkan badan mobil untuk mencegah pengemudi melatikan diri, tiba-tiba saja hal tak terduga terjadi.
Pemiliknya menurunkan laju mobil, dan dengan sigap memundurkan mobilnya dengan kecepatan tinggi, lalu berbalik arah, dan tak lupa ia mengeluarkan senjata api kalibernya, dan memberikan tembakan pada dua mobil pengejar secara bergantian dan hal itu membuat kedua mobil meledak terbakar.
kejam bingit bu any ini. tega meracuni suami sendiri
kan berarti dia sudah dapat keluar.
kecuali jika "DIA BERUSAHA KELUAR KARNA MERASA BOSON"
(BERUSAHA KELUAR)