Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 Penyergapan
Merasakan Batu Energi di tangannya telah hancur menjadi abu, Juan Bai langsung membuka mata.
Tapi, saat dia membuka matanya, banyak pasang mata yang sedang melihatnya dengan tatapan tidak puas. Ada yang marah, benci, ragu-ragu dan ada juga yang kagum.
"Kau akhirnya bangun juga, kami sebelumnya sempat berfikir bahwa anda telah menjadi mayat!"
Suara anggun bak Dewi dari langit ke tujuh mengalihkan fokus Juan Bai. Saat pandangan matanya melihat ke arah tersebut, itu adalah wajah oval, mata seperti bulan sabit, bibir semerah mawar dan kulit seperti giok susu, sangat indah dan menawan.
Dengan gaun merah yang sedikit transparan, itu menambah keindahan tak terlukiskan dari wanita itu, wanita itu adalah Yun Xiao.
Juan Bai bersumpah, dalam hidupnya ini adalah kedua kalinya dia melihat wanita secantik ini. Yang pertama adalah kak Dewi Pedang yang selalu hadir dalam mimpinya, yang kedua adalah Yun Xiao. Tapi jika mereka berdua di bandingkan, Yun Xiao ini seperti cahaya lilin, sementara kak Dewi Pedang seperti cahaya bulan purnama, tidak setara.
Oleh karena itu, Juan Bai tidak terlalu terbuay oleh kecantikan wanita itu, dia pun dengan cepat bangkit dari atas batu dan naik di atas kereta kuda.
"Cih, jika bukan karena dia sangat kuat, nona Yun Xiao tidak akan repot-repot menghabiskan waktu untuk menunggunya!"
"Bah, memangnya apa gunanya menjadi hebat, tetap saja dia juga bekerja sebagai pengawal, tidak ada bedanya dengan kita."
Mendengar orang-orang membicarakan dirinya, Juan Bai terlalu malas menghiraukan orang-orang itu, dia menghampiri Patrick lalu duduk di sampingnya.
Melihat tatapan acuh tak acuh dari Juan Bai, Yun Xiao sedikit terkejut. Biasanya setiap pria yang melihatnya akan terpesona hingga hampir meneteskan air liur, tapi Juan Bai adalah orang pertama yang melihatnya dengan acuh tak acuh seperti ini.
Jelas, sikap Juan Bai menimbulkan fluktuasi di hatinya.
. . .
"Senior, berapa lama semua orang menungguku?" Juan Bai bertanya pada Patrick.
"Hampir 7 jam lamanya."
"Jika bukan karena Nona Yun Xiao yang meminta untuk menunggumu bangun, kamu akan di tinggalkan disini!" Ucap Patrick.
"Hehe, tak disangka akan memakan waktu selama ini!" Dengan senyum canggung, Juan Bai menggaruk kepalanya.
Setelah memastikan semua orang sudah naik ke dalam kereta kuda, perjalanan kembali di lanjutkan.
Perjalanan menuju kota Wumei cukup memakan waktu, jadi Juan Bai terus berkultivasi di sepanjang jalan.
Kadang-kadang mereka akan bertemu perampok yang memiliki banyak anggota, namun itu dengan cepat di selesaikan. Juan Bai juga akan selalu turun tangan melawan perampok, dia memanfaatkan hal ini untuk sekalian berlatih.
Hanya saja, Juan Bai tidak menyadari, bahwa setiap kali dia mengambil tindakan, Yun Xiao diam-diam akan mengintipnya dari balik tirai.
"Nona, apakah nona tertarik pada anak itu?" Pelayan di depan Yun Xiao bertanya dengan aneh.
Jelas-jelas dari segi status, nona nya jauh lebih baik dari pemuda itu, dari segi kultivasi juga Yun Xiao jauh lebih tinggi, sangat tidak masuk akal jika dia tertarik pada orang biasa seperti Juan Bai.
Merasakan tatapan aneh pelayannya, Yun Xiao berujar pelan, "Dia cukup menarik!"
"Hiss.. Nona, kamu tidak boleh memikirkan orang biasa seperti dia, jika Holius Chang mengetahui hal ini, nona akan menderita, anak ini juga tidak akan berakhir baik!"
Pelayan Yun Xiao kembali mengingatkannya untuk tidak berfikir terlalu jauh.
"Tentu saja aku tahu ini, aku hanya merasa dia menarik, aku tidak memiliki perasaan apapun pada orang biasa seperti dia, aku juga menyadari kami bukan orang yang setara."
Yun Xiao merapikan rambutnya dan berkata, setelah itu dia menutup tirai dan memejamkan matanya seolah sedang tidur.
Dua hari kemudian, rombongan kereta kuda melewati jalur curam, sisi kiri adalah jurang ratusan meter, disisi kanan adalah tebing menjulang ke langit.
Meskipun jalan ini sangat menakutkan, namun tidak ada pilihan lain, ini adalah satu-satunya akses jika ingin ke kota Wumei.
Menyaksikan jurang tanpa dasar di sisi kiri kereta kuda, bulu kuduk Juan Bai berdiri tanpa sadar, dia merasakan jiwanya seolah akan meninggalkan tubuhnya. Jika di gambarkan, ini seperti orang yang pertama kali naik pesawat yang lepas landas, sedikit syok.
Namun, setelah mengamati ekspresi semua orang, dia menyadari hanya dirinya yang memiliki ekspresi ini, sementara yang lainnya sangat tenang.
Lu Xin, yang melihat ekspresi ketakutan Juan Bai, menawarkannya anggur.
"Apa kamu bisa minum anggur labu?" Lu Xin bertanya pada Juan Bai.
"Aku tidak minum alkohol!" Juan Bai langsung menolak.
Saat ini usianya baru 16 tahun, dia tidak pernah meminum alkohol. Tentunya dia menolak karena usianya yang masih muda, jika dia sudah dewasa mungkin dia akan mencobanya.
Saat semua orang sedang mengobrol, kuda-kuda yang menarik kereta langsung berteriak dan mulai berlari kiri kanan. Sontak hal ini membuat kereta yang di tariknya menjadi tidak stabil.
"Cepat turun!"
Seseorang berteriak, lalu dia langsung melompat dari kereta kuda yang membawa mereka.
Tak berselang lama setelah beberapa orang turun, batu besar yang jatuh dari tebing langsung menimpa gerbong kereta kuda hingga hancur berkeping-keping.
Gerbong yang terbuat dari kayu seperti kertas saat tertimpa oleh batu besar yang jatuh dari atas tebing.
Bamm!
Kini, batu lain lagi jatuh menggelinding menabrak gerbong yang tersisa. Saat batu besar menabrak gerbong kereta, beberapa orang yang lambat bereaksi langsung terseret masuk ke dalam lembah yang dalam bersama gerbong kereta kuda.
"Penyergapan, ini penyergapan!"
"Cepat bersiap, ini adalah trik dari Aliansi Perampok!"
Pria yang menggunakan baju besi berkata pada semua orang yang masih hidup.