Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerald &Anastasya 2
Anastasya terbangun melihat jam yang saat ini menunjukkan pukul tujuh, akibat lonjakan emosi nya kemarin membuat kepala Anastasya sedikit pening. Ia kemudian terduduk dengan perlahan sedikit meringis akibat luka di lutut nya, karena luka ini lah ia jadi mengingat kembali kejadian sesaat setelah sampai di depan apartment nya sebelum mereka akhirnya berpisah.
Flashback on
Mobil Gerald telah berhenti tepat di depan gedung apartment Anastasya namun kembali dua insan berbeda gender ini dilanda keheningan dikarenakan Anastasya yang tertidur dan Gerald yang tidak mau mengganggu Anastasya.
Gerald menatap lekat wajah Anastasya yang sedang tertidur, tidak berubah sama sekali pikir nya, yang membedakan hanya pipi nya yang tirus berbeda dengan dulu sedikit chubby yang selalu menjadi sasaran keusilan nya untuk mencubit pipi Ann.
Tak lama Anastasya terbangun, hal pertama yang dilihat oleh nya adalah atensi yang menatap nya dengan lekat ia tidak tahu harus bersikap apa.
"Apa sudah sampai.?" Akhirnya hanya pertanyaan klise yang keluar dari mulut nya. Gerald hanya mengangguk namun mata nya tidak berpindah sedikit pun dari wajah Anastasya.
Anastasya yang merasakan tatapan itu sedari tadi langsung mengalihkan pandangan nya pura-pura melihat sekeliling nya.
"Kalau begitu aku turun, terimakasih karena sudah mengantarku." Anastasya dengan sedikit terburu-buru melepas seat belt nya namun saat tangan nya ingin menggapai pintu mobil. Lagi-lagi tangan nya di tahan oleh Gerald.
"Boleh aku mengantar mu hingga depan pintu.?"
Anastasya terdiam sejenak sebelum akhir nya mengangguk tanpa menoleh, ia hanya ingin cepat-cepat keluar dari mobil Gerald. Setelah itu tangan nya pun di lepas ia buru-buru membuka pintu mobil dan berjalan cepat menuju apartment nya tanpa menunggu Gerald di belakang.
Karena ia tau langkah nya akan tersusul oleh kaki panjang Gerald, ia pun berinisiatif menambah kecepatan langkah nya hingga terlihat sedikit berlari namun naas ia tidak terlalu memperhatikan jalan alhasil kaki nya tersandung dan membuat nya terjatuh dengan keras.
"Aww.." Ringis Anastasya saat melihat kedua lutut nya terluka dan berdarah. 'sial' maki nya dalam hati atas kesialan yang menimpa nya kali ini.
Gerald yang posisi nya lumayan tertinggal walau tidak terlalu jauh tidak sempat untuk menahan Anastasya, ia dengan cepat berjongkok melihat keadaan Anastasya yang bisa dikatakan kurang baik. Gerald pun dengan cepat menggendong Anastasya ala bridal style. Anastasya yang kaget dengan tindakan impulsif Gerald langsung berusaha turun.
"Apa yang kau lakukan... turunkan aku sekarang, aku malu.!"
"Kenapa harus malu, tidak ada orang juga disini." Ucap Gerald santai, ia tau Anastasya malu karena posisi mereka saat ini. Tapi ia tidak peduli toh Anastasya juga tidak mungkin bisa berjalan dalam keadaan seperti ini.
Anastasya hanya menghela napas pasrah ia mengakui bahwa saat ini memang hanya ada dirinya dan Gerald, ia malu karena posisi nya yang saat ini sangat dekat dengan Gerald ia bingung harus bagaimana, akhir nya dengan terpaksa Anastasya mengalungkan tangan nya ke leher Gerald dan menyembunyikan wajah malu nya di dada Gerald.
Gerald yang tau bahwa Ann nya kini tengah malu hanya tersenyum tipis ia senang bahwa Ann nya sedari awal tidak menolak sentuhan nya dan itu menandakan Anastasya masih nyaman dengan nya. Dan Gerald tidak akan menyerah untuk kali ini, ia tidak akan memaklumi lagi tindakan Anastasya yang pergi dari nya.
"Turunkan aku." Ucap Anastasya saat sudah sampai di depan pintu apartment nya. Namun Gerald tidak bergeming ia malah semakin mengencangkan gendongan nya kepada Anastasya.
"Kita sudah sampai, turunkan aku sekarang.!" dengan sedikit kesal Anastasya bergerak berusaha lepas dari gendongan Gerald namun sia-sia.
"Aku akan mengantarmu sampai dalam, tidak ada penolakan Ann, kaki mu sedang terluka biarkan aku mengobati nya dulu." Ucap Gerald serius memandang Anastasya yang kini juga memandang nya, Gerald tau kelemahan Ann adalah dirinya kali ini dirinya harus tegas.
Anastasya yang ditatap seperti itu hanya tertegun, dirinya belum pernah melihat Gerald se serius sekarang. Dirinya akui Gerald amat sangat menuruti nya, memahami nya, hampir tidak pernah Gerald memarahi nya. Dan melihat sikap Gerald yang sedikit berbeda seperti ini membuat dirinya sedikit terkejut.
Tanpa berdebat Anastasya pun segera memasukan sandi apartment nya. "Jangan melihat." Titah Anastasya sambil menutupi agar sandi nya tidak diketahui oleh Gerald.
Gerald tidak terlalu memperdulikan tindakan Anastasya yang seperti itu.
"Turunkan saja aku di sofa." Tunjuk Anastasya kearah sofa di ruang tamu nya.
"Tidak, di kamarmu.. aku baru akan menurunkan mu jika di kamar."
"Kau terlalu melebihi batas Gerald, kita sudah tidak memiliki hubungan apapun." Kekesalan Anastasya sudah tak terbendung, Gerald nya dulu tidak se pemaksa ini padanya.
Gerald menahan amarah nya kala mendengar kata-kata Anastasya yang dengan gamblang nya mengungkit status mereka yang sudah tidak memiliki hubungan. Namun ia menahan kata-kata yang akan keluar dari mulut nya amarah tidak akan menyelesaikan apapun, itu yang selalu tertanam dalam pikiran nya.
Gerald pun mengalah dan menurunkan Anastasya di sofa ruang tamu.
"Dimana kotak P3K nya.?" Tanya Gerald.
"Aku bisa sendiri Gerald, kau boleh pulang sekarang." Ucap Anastasya dingin tanpa memandang kearah Gerald yang kini sedang menatap nya.
Gerald pun berjongkok mensejajar kan posisi nya dengan Anastasya. "Jangan memancing ku Ann, anggap aku adalah teman yang ingin membantu mu. Apakah tidak boleh.?"
Anastasya tidak menjawab ia hanya ingin Gerald cepat pergi dari apartment nya, itu saja. Namun harapan nya seperti nya pupus karena sikap Gerald yang seperti ini padanya.
"Di laci bawah tv." Tunjuk Anastasya.
Lagi-lagi hari ini ia banyak mengalah kepada Gerald. Semua nya terlalu tiba-tiba baginya, Anastasya tidak menyangka di hari pertama ia menginjakan kaki di negara nya ia langsung bertemu dengan Gerald. Dia tidak siap hingga dirinya susah untuk membantah Gerald. Apalagi saat ini Gerald terlalu pemaksa dan keras kepala.
"Sudah... seperti nya kau belum bisa berjalan dengan baik besok. Istirahat saja di rumah... besok aku akan kemari lagi." Ucap Gerald sambil membereskan P3K satu persatu.
Anastasya baru tersadar bahwa Gerald sudah selesai mengobati nya, ia langsung memalingkan wajah nya karena tidak mau terpergok sedang memandang Gerald.
"Terimakasih." Ucap Anastasya singkat tanpa memandang Gerald.
Gerald masih terdiam dalam posisi nya memandang Anastasya.
"Aku akan menunggu penjelasan mu padaku Ann, tapi aku tidak bisa kembali jauh dengan mu. Jangan salahkan aku bahwa mulai kali ini aku akan selalu mencoba mendekati mu, entah kau suka atau tidak." Ucap Gerald memilih kata yang tepat untuk mengungkapkan maksud hati nya. Juga menegaskan bahwa dirinya kali ini tidak akan membiarkan Anastasya nya kembali pergi dari nya.
Anastasya hanya diam tidak membalas apapun.
Gerald yang melihat Anastasya yang tidak merespon ucapan nya hanya menghela napas dalam lalu beranjak dari posisi nya."Baiklah aku pulang dulu, istirahat lah dengan cepat." Ia pun segera melangkah keluar apartment Anastasya. Ia berjanji dalam hati untuk selalu menemukan cara meluluhkan An dan mereka dapat kembali seperti dulu.
Flashback off
Anastasya bingung apa yang akan ia lakukan hari ini. Karena benar seperti yang di ucapkan Gerald kemarin bahwa kaki nya belum bisa diajak berjalan dengan baik. Akhir nya ia hanya melakukan rutinitas nya di depan laptop. Sebenar nya sepupu terdekat nya akan melangsungkan pernikahan dan sepupu nya itu sangat memaksa nya untuk hadir jadi karena alasan ini lah ia kembali ke sini, ke negara asal nya. Lagipula hampir seluruh keluarga besar nya ada disini itu lah yang membuat nya tidak bisa 'kabur' sepenuh nya.
"Hai Asya.. kenapa kau belum kesini.?" Tanya sepupu nya Mallory yang saat ini sedang melakukan video call dengan nya.
"Maafkan aku Mally, ada sedikit insiden jadi aku belum bisa pulang ke mansion."
"Kenapa?? apa kau sakit... apa kau terluka.?" Ujar Mallory yang terlihat khawatir.
"Tidak, aku baik-baik saja.. bagaimana kabar uncle dan aunty.?"
"Mereka baik, yang harus kau tanyakan adalah kabar orang tua mu Asya, kau meninggalkan mereka berdua disini. Mereka hanya punya dirimu saja."
Anastasya hanya terdiam ia tahu orang tua nya tidak sepenuh nya mengijinkan nya untuk tinggal ke luar negeri. Terutama ia adalah anak satu-satu nya, tapi dirinya pun punya alasan hanya saja ia belum bisa mengungkapkan nya. Dirinya hanya perlu waktu sendiri ia tidak berencana untuk selama nya tinggal di luar negeri tapi ia juga tidak tau kapan ia akan kembali menetap di sini.
"Aku tahu mereka baik, kau tidak berpikir aku tidak pernah menghubungi mereka bukan.?"
"Kau tahu bukan itu maksud ku Asya."
"Sudah dulu ya.. aku kedatangan tamu, sore aku akan ke mansion bye." Anastasya tidak mau memperpanjang topik ini, jadi ia hanya menghindari segala pertanyaan menyangkut dirinya yang tiba-tiba pergi ke luar negeri.
"Ya sudah dasar keras kepala, ku tunggu secepat nya stay safe Asya, bye." Sambungan pun terputus.
Sebenar nya ia tidak sepenuh nya berbohong karena saat ini ia sedang menuju ke depan pintu apartment nya karena bell yang terus berbunyi. Ia melihat di lubang kecil pintu nya untuk mengetahui siapa yang berkunjung. Dan ternyata Gerald yang saat ini berada di depan pintu apartment nya.
Baru saja Anastasya akan berbalik badan menghiraukan Gerald yang berada di depan.
"Aku tau kau di dalam Ann, kau mau aku memaksa masuk atau kau buka kan pintu dengan baik." Seperti dapat membaca maksud nya Gerald berteriak lantang menyuruh nya segera membuka pintu.
"Atau aku akan memanggil security kemari."
Karena kesal dengan kelakuan Gerald yang terus berbicara dan membunyikan bel apartment nya, akhir nya dengan terpaksa ia membuka pintu apartment nya dengan keras. Menampilkan raut wajah tidak suka nya di depan Gerald.
"Apa mau mu.?" Gerald tidak menggubris pertanyaan Anastasya dan langsung melenggang masuk dengan mudah nya.
Anastasya yang melihat kelakuan Gerald yang se enak nya hanya bisa menahan kekesalan nya sedari tadi. Lalu menutup pintu dan berjalan menuju kamar nya dengan sedikit tertatih. Tanpa menghiraukan keberadaan Gerald yang sudah duduk di sofa nya dengan santai.
"Aku membawa makanan aku yakin kau belum makan, oohh iya aku kesini juga bukan untuk mengantar makanan saja tapi kudengar kau akan ke mansion hari ini. Bersiaplah sudah itu kita makan baru kita pergi, Jangan berpikir macam-macam aku mengetahui nya dari Mallory, sepupu mu baru saja." Ujar Gerald panjang lebar tanpa membiarkan Anastasya untuk menjawab atau membantah.
Anastasya lagi-lagi dibuat takjub dengan perubahan Gerald saat ini, seperti nya hari ini pun ia akan terganggu lagi oleh sikap Gerald pada nya. Kalau seperti ini terus apakah hati nya akan siap. Yang jelas saat ini dirinya harus sangat menyiapkan hati nya dengan segala kemungkinan yang ada.