Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35 — Kemesraan Saudara Tiri
Masih di dalam rumah nya Fina, Alvin yang ingin pulang ditahan sebuah pelukan, karena Fina merasa bahagia.
Alvin melepas dan ingin berpamitan "Besok kita bisa ketemu di sekolah Fin" katanya sambil memegang kedua pundak.
Bagaimana Fina bisa meleleh sama orang yang pertemuan pertamanya melalui sepatu nyasar.
Selama Fina sakit. selalu di jaga penuh perhatian oleh Alvin, namun mereka enggan berpacaran, karena saling mawas diri.
Alvin sadar kalau Fina banyak penggemar.
Fina sadar kalau Alvin mempunyai kekasih.
Padahal kesan pertama bertemu Alvin. mereka Ribut parah yang membuat Fina mempunyai musuh yang bernama melati, gadis yang tak kalah cantiknya dengan Fina.
"Untuk Melati dia sebenarnya fans kamu, tapi tidak mau ngomong, pura-pura jadi rival" Pengakuan Alvin mengejutkan Fina.
Refina tersenyum samar dengan kedua sudut bibir mengangkat ke atas. "Berarti kalian selama ini?" kata Fina yang terhentak menoleh Rio yang baru saja datang.
Fina langsung berlari menghampiri Rio dan menginjak sepatu dengan keras "Jangan bucin mulu, lu gak sadar sudah buat orang lain kerepotan?" Kata Fina galak.
Alvin menghampiri dengan senyum samar nya "Engga Fin, sama sekali ga ngerepotin kok, kan gue sendiri yang mau direpotkan lu" Sahut nya.
Rio menggaruk kepala dan mengiyakan biar cepat selesai. "Gue mau mandi dulu ya" kata Rio polos seperti terkena masalah.
Alvin menoleh dan lihat jam pada dinding tembok nya "Kan sudah mau malam" katanya Rancau didengar Fina dan menyuruhnya pulang.
Refina menghampiri Rio sambil memeluk boneka pemberian nya diam-diam "Riiii" pekik nya dari balik kamar mandi.
"Kenapa Fina" Sahut Rio sambil mematikan keran air untuk mendengar ucapan Fina biar tidak samar.
"Lu ada masalah?" Tanya Fina datar.
"Gue fokus mandi dulu ya, lagi sampoan mata gue perih cuk" Omel Rio tajam
"Kan goblok" Fina kecewa membalik badan menuju ruang tamu nya.
Dia duduk dan mengelus kangen sandaran sofa empuknya "Ditinggal 4 harian aja kangen banget apa lagi setahun" katanya lebay seperti orang gila yang bicara sendiri.
"Astaghfirullah anak papah ngomong sama sofa" Kata pak Ahmad sambil membawa kopi yang melihat dan mendengar.
"Eh mana ada, Fina cuma kangen pah. selama Fina dirumah sakit, kangen rumah tau" Fina mengelak dengan nada alay.
"Yaudah ayah ke luar ruangan kolam renang dulu" kata pak Ahmad mempertegas.
"Oki doki Daddy"
Sambil menunggu, Refina melihat kembali konten pribadi nya dari ponsel. sambil melihat kemajuan novel online nya Anisa.
Terlihat juga pembaca novel online naik drastis berkat pembelajaran singkat nya dulu.
Sambil senyum-senyum sendiri, Fina melihat konsol game PS-5 kesenangan Rio. dia mencoba menyalakan tv dan memainkan game yang ada di dalam nya.
Mata Fina seolah terkunci dengan rasa penasaran saat melihat logo game yang bertuliskan it takes two
Tak lama Rio yang habis mandi mendengar suara game yang tak asing dari ruang tamu "Kaya kenal suaranya" Dia menoleh tajam sambil menuruni tangga.
"EH" Rio terkejut dan menghampiri Refina "Game nya bisa main berdua, kalau mau nanti main bareng malam ini" ajaknya yang membuat Fina semakin semangat
"Serius bisa berdua?" kata Fina dengan memegang kedua alis tajam
Rio mengangguk mengiyakan "Bentar gue ambil joystick tambahan dulu dikamar" katanya sambil berlari.
"Kita mulai dari awal" Kata Rio setelah kembali dari kamarnya. Setelahnya dia menoleh ke arah boneka yang sedang di pangku nya "Boneka dari siapa kamu pangku Fin?" Katanya pura-pura polos.
"Dari Alvin gue senang banget bonekanya lucu gemesin" Jawab Fina yang yang habis berkata-kata saking senangnya.
"Syukurlah kalau kamu menyukainya, kalau gitu kita langsung mulai saja ya" Sahut Rio namun di hentikan oleh Fina yang sudah berdiri
Rio menoleh heran saat dia sudah mulai duduk "Loh mau kemana Fina?" Tanya nya kepo.
"Bentar mau naruh boneka dulu" Kata Fina sambil membalik badan dan berjalan santai
Dia menaruh di samping boneka beruang pemberian dari Rio, dia belum sadar pajangan boneka itu adalah semua pemberian dari Rio yang dititipkan lewat Alvin.
Refina meninggalkan kamarnya dengan berlari centil mengangkat-angkat kaki.
"Ayo main" kata Fina yang sudah kembali
Setelah memasuki game nya, alur cerita nya sangat membuat Fina penasaran. karena di awal sudah diperlihatkan scene sedihnya, yang dimana kedua orang tua mereka dibuat menjadi boneka kecil oleh anaknya.
Berawal dari anaknya melihat perdebatan mereka di balik jendela kamarnya, sehingga dia melakukan segala cara untuk mengembalikan orang tuanya biar tidak cerai.
Fina tiba-tiba menoleh ke arah kamar "Jangan-jangan boneka yang di kasih Alvin boneka kutukan? Eh dia orang anjir"
Rio yang lagi minum tersedak mendengar omongan Fina sambil terkekeh "Si anjir bisa-bisa nya kepikiran diluar nalar" Sahut Rio yang mengembalikan pandangan Fina.
"Tapi ada kaitannya kan, bener kan?" Kata Fina dengan wajah takut.
Hal itu ditepis Rio dengan mengelus rambut indahnya "Sudah main saja dulu ya"
"Gak mau ini anak nya juga brengsek, kejam banget mengutuk kedua orang tua" Protes Fina tidak terima sambil menatapi game nya tajam.
"Ya ampun Fin kan cuma game" Rio mempertegas. Dan Fina melanjutkan game nya.
Karena terlalu asik dimainkan mereka sampai lupa waktu membuat pak Ahmad menyuruh mereka untuk tidur.
Mereka menoleh ke arah pak Ahmad dengan anggukan kepala, Mata nya saja sudah mulai ngantuk "Padahal main cuma 3 jam tapi game nya seseru itu" Kata Fina sambil menguap.
Rio mematikan game console nya setelah dia simpan progress permainannya.
"Gampang Fin sudah gue save kok, yang penting besok harus fokus sekolah, lagi pula kamu sudah 3 hari ga masuk" Kata Rio mempertegas
"Sebentar lagi juga kenaikan kelas 2" lanjutnya yang membuat Refina pergi memasuki kamar dengan menguap.
Dalam kamarnya Fina masih kebayang story dari game nya "Anaknya baik sih berharap orang tua nya baikan setelah minta permohonan, tapi ya goblok juga kenapa malah bawa boneka" Kata Refina sambil melihat boneka pemberian Rio dan dia menarik selimut takut
"Kok jadi serem anjing" celoteh nya dari balik selimut, tak lama tidak bisa tidur karena masih kepikiran dia pindah kamar menuju ke ibu Lastri
Besoknya Ibu Lastri setelah bangun tidur kaget, setelah di kamar nya ada Fina yang lagi mendengkur halus.
Bu Lastri melihat jam masih jam 5 membiarkan anak tirinya untuk tidur.
Setelah Bu Lastri menyiapkan sarapan untuknya. dia membangunkan Fina dengan lembut, setelah bangun dilanjut membangunkan Rio.
"Sarapan sudah ibu siapkan di meja ya" pekik Bu Lastri dari bawah yang di dengar kedua anak nya yang berada di kamar mandi.
Pak Ahmad melihat jiwa keibuan Bu Lastri mengental sangat tebal. Dia pun beralih untuk mencium pipi istri sekaligus orang tua sambung dari anak kandungnya.
"Terima kasih Lastri"