NovelToon NovelToon
Sayangi Aku Ibu (Pilih Kasih)

Sayangi Aku Ibu (Pilih Kasih)

Status: tamat
Genre:Tamat / Keluarga
Popularitas:32k
Nilai: 5
Nama Author: Lianali

Bagi seorang anak baik buruknya orang tua, mereka adalah dunianya. Mereka tumpuan hidup mereka. Sumber kasih sayang dan cinta. Akan, tetapi sengaja atau tidak, terkadang banyak orang tua yang tidak mampu berlaku adil kepada putra-putri mereka. Seperti halnya Allisya. Si bungsu yang kerap kali merasa tersisih. Anak yang selalu merasa dirinya diabaikan, dan anak yang selalu merasa tidak mendapatkan kasih sayang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lianali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

"Baiklah Bu Alexa, saya sudah menelpon ibunya Mira, beliau akan segera datang ke sini. Jadi, sebelum beliau datang, baiknya ibu semua tenang saja dulu. " ucap Bu Nani mencoba menenangkan Bu Alexa, yang wajahnya sudah seperti kebakaran, merah padam penuh amarah.

"Bagaimana mau tenang Bu, ini anak semata wayang saya di buat seperti ini sama anak orang miskin ini. Dia kira kalau kepalaanak saya kenapa Napa bisa diganti sama kepala dia, nggak kan? Dasar anak orang miskin, nggak didik saya rasa sama ibunya di rumah" ucap Bu Alexa dengan sombong.

Dada Mira rasanya berdegup kencang mendengar kalimat orang miskin dan tidak didik oleh ibunya. Ingin rasanya dirinya menjambak Jambak mulut orang yang sudah berucap demikian. Tapi apa daya, dirinya tak ingin menambah masalah, yang akan membuat posisinya semakin terancam, dan menyusahkan kedua orang tuanya.

"Iya, saya tahu, kerna saya juga seorang ibu, tapi kita perlu bersabar. Selesaikan dengan kepala dingin" ucap Nani berusaha menenangkan Alexa.

"Awas aja kalau orang tua si anak ini kalau nggak mau ganti rugi, lebih baik aku polisikan saja. Bawa kejalur hukum, biar tahu rasa" gerutu Alexa.

Bu Nani hanya bisa geleng geleng kepala, untuk membela Mira pun dirinya tak mampu, kerna Mira mengakui bahwa ia menendang batu dengan keras hingga mengenai kepala si gading, anak orang paling kaya di sekolah ini.

"Ya sudah Bu, saya mau keluar dulu, cari angin, bisa bisa emosi terus saya kalau terus terusan melihat wajah anak ini" ucap Bu Alexa lalu pergi meninggalkan ruangan BK, sambil mengibaskan rambutnya.

"Baik Bu, silahkan" ucap Bu Nani.

"Kira kira ibumu masih lama tidaknya datangnya Mira?" Tanya Bu Nani.

"Kalau itu saya tidak tahu bu"

"Kalau dari rumahmu kesini berapa menitan?" Tanya Bu Nani.

"Kira kira 30 menitan Bu, kalau angkotnya cepat datang dan cepat lajunya "

"Wahhh lama juga ya"

"Iya Bu"

"Ya sudahlah, kalian berdua tunggu di sini, jangan kemana mana nanti ibu susah nyarinya, ibu mau ke kamar mandi sebentar. Kalau ibumu sudah datang, suruh duduk saja dulu." ucap Bu Nani pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan tersebut.

"Baik Bu" ucap Mira seraya menunduk.

"Apa maksudmu dengan semua ini?" Tanya Mira kepada gading, saat Bu Nani sudah ia kira jauh dari ruangan BK tersebut.

"Maksud apanya? Kamu nggak liat aku dan ibuku minta ganti rugi buat berobat" ucap Gading santai.

"Aku tahu kamu hanya pura pura, aku mohon kamu sudahi kepura puraan kamu ini. Kami hanya orang susah, nggak akan mampu bayar uang sebanyak itu buat berobat kamu. Aku mohon" kali ini Mira mengalah, dirinya bersimpuh di kaki gading memelas memohon kepada Gading agar gading menyudahi sandiwaranya ini. Namun gading sepertinya tidak perduli.

"Hehh, ku kira kau setangguh kemarin, ternyata nyalimu ciut juga hanya dengan uang dua juta" ucap gading sombong.

"Ya, aku minta maaf, aku tak perduli serendah apa aku di matamu, tapi aku mohon kamu jujur bahwa aku nggak ngapa ngapain kamu kemarin kepada Bu Nani, ibuku, dan khususnya  kepada ibumu. Kasihan ibuku, ibuku bukan orang kaya, makan saja kami susah, bagaimana dengan ganti rugi untuk berobat kamu, sebesar 2 juta lagi. Orang tuaku sungguh tak akan mampu buat bayar segitu besar" Mira memelas di kaki gading.

"Sudah lah, tak ada gunanya kamu memohon begitu, sudah terlambat semuanya. Kemarin kamu nggak mau milih kan, sekarang aku ambil tindakan sendiri, kamu malah memelas begini" ucap gading menatap Mira sekilas lalu memalingkan mukanya dengan sombong kearah jendela di ruangan itu.

"Tapi, kemarin kamu nggak apa apa kan"

"Ya, itu kemarin kerna aku pura pura kuat aja, kan kamu nggak tahu gimana sakitnya. Pas nyampe rumah baru deh kepala aku terasa sakit, dan di bawa ke rumah sakit" ucap gading berbohong.

"Tolonglah, aku minta maaf, aku nggak sengaja "

"Kamu nggak denger apa kata Bu Nani tadi, kamu sengaja atau enggak sengaja maka kau tetap harus bertanggung jawab"

"Astaghfirullah, aku mohon sama kamu Ding, aku nggak tahu harus apa, orang tuaku hanya orang susah."

"Bukan urusanku"

"Apapun akan aku lakukan asal kamu mengakui bahwa aku tak bersalah, dan tak wajib ganti rugi"

"Apapun?" Gading memperjelas ucapan Mira.

"Ya" ucap Mira ragu. "Apapun " sambungnya lagi.

"Baiklah, aku mau selama satu semester ini kamu jadi pembantu ku, benar benar jadi pembantuku. Mengikuti semua perintahku, membersihkan laci laci mejaku, kalau kuperintahkan ke kantin kamu mau, membersihkan sepatuku yang terkena debu, membawakan tas ku, dan melap mejaku setiap harinya selama satu semester alias 6 bulan brturut turut," ucap gading panjang lebar menjelaskan tugas Mira.

"Kau... Kau sudah gila, jadi pembantumu, selama 6 bulan berturut turut? Apa tak ada yang lain."

"Kau bilang apapun kan"

"Kalau begitu aku tak mau"

"Ya terserah"

"Tapi, aku tak salah, kenapa kau mempersulit aku begini, apa Untungnya bagimu"

"Untungnya adalah aku merasa senang. Aku senang mempermainkan orang susah sepertimu" ucap Gading dengan angkuh.

"Kau tak sakit kan?" ucap Mira emosi dan berusaha membuka perban di kepala Gading, kesabarannya sudah habis dalam menghadapi gading. Lagipula dirinya sangat yakin kemarin gading tak apa apa karena terkena batunya.

"Ehhh, apa apaan kau ini" tiba tiba saja Bu Alexa datang ke ruangan dan menghentikan tindakan Mira.

"Anak kurang ajar kamu ya"  "plak" Bu Alexa menampar keras wajah Mira.

"Bu...." ucap gading syok melihat tindakan ibunya, dirinya tak menyangka kalau ibunya akan menampar Mira sedemikian kerasnya.

"Biarkan, anak nakal seperti dia ini memang harus diberi pelajaran.

Mira meneteskan air mata, lalu melapnya dengan kasar oleh tangannya sendiri.

"Gading anak ibu bukan? Kalau dia anak ibu mestinya ibu tahu apakah dia sedang berkata jujur atau sedang berkata bohong" ucap Mira penuh penekanan, suaranya bergetar berusaha menahan tangis. Pipinya memerah dan terasa sangat panas oleh akibat dari tamparan keras Alexa yang mendarat di pipinya.

Alexa menunduk seketika, dirinya tahu bahwa anaknya sebenarnya sedang berbohong. Namun, dirinya tak ingin menginjak nginjak harga dirinya, dirinya ingin menunjukkan bahwa tak ada satupun orang yang bisa mengusik kehidupan keluarganya.

"Tau apa kamu soal anak hah, kamu itu hanya anak kecil yang nakal" ucap Alexa sambil mengacungkan jari telunjuknya menunjuk nunjukk wajah Mira

"Sudah Bu, kan sebentar lagi orang tuanya akan datang buat ganti rugi, sudah malu kalau sampai diliat guru guru yang lain" ucap Gading menenangkan ibunya.

Alexa pun mereda, lalu duduk di kursi dengan wajah kesal. Gading pun ikut duduk di samping ibunya, namun dengan wajah tak tega. Dirinya merasa tak tega melihat Mira yang harus menerima tamparan keras dari ibunya, ia mengira kasus ini tak akan separah ini. Ada sedikit penyesalan di hatinya, namun rasa angkuhnya lebih tinggi daripada rasa ibanya.

"Bagaimana Mira, apa ibumu sudah datang" Bu Nani datang dari luar dan masuk ke ruangan.

"Emmm, belum Bu, mungkin ibu saya sulit dapat angkot Bu, soalnya di kampung saya kalau jam jam segini angkot pada nggak narik Bu. Narik ya nanti pas jam pulang anak sekolah"

"Ohhh, ya sudah, kita tunggu saja"

"Kepalamu tak apa apa kan gading?"

"Iya Bu, karena sudah di obatin, ini juga masih terasa berdenyut denyut Bu"

"Ohhh iya, semoga lekas sembuh"

"Dimana orang tua anak ini, lama sekali, kok belum datang" gerutu Bu Alexa

"Sabar Bu, mungkin lagi dalam perjalanan."

"Perjalanan dari mana, kita sudah nunggu 1 jaman lebih ini, habis waktu saya hanya buat nunggu dia saja"

Bu Nani hanya bisa geleng geleng kepala, ia tahu betul Tabiat wanita dewasa di hadapannya ini. Keras, sombong, angkuh, dan selalu merasa benar.

"Tukk... Tuk... Assalamu'alaikum"

Semua orang diruangan itu menoreh ke arah suara, di bibir pintu seorang wanita dengan pakaian lusuh tengah berdiri di sana.

1
ana cahaya
Luar biasa
lena
cerita novel mu bgs thor
Asyatun 1
endingnya sedih thoor
lena
lanjut thor, karya mu bgs
Asyatun 1
lanjut
yonahaku
belum ada lanjutannya apa cukup lama ini
lena
ko tamat thor,, karya mu bgs thor
lena
mana si yg bener nama ya bayu, atau wahyu thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!