Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
*(Flashback)
Langit di kala senja, segalanya jadi terlihat indah. Sang mentari selalu terbenam di ufuk barat, memberikan warna baru di langit yang cerah, sang mentari membawa pesan untuk kita, tentang cerita sebuah kehidupan. Dimana selalu ada cinta, ada perih, ada pedih, dan kebahagiaan.
Clara duduk di ruang tv rumahnya. Kedua manik mata terus menatap langit kearah cahaya yang kian tenggelam. Satu tangannya terus menggenggam benda pipih. Sudah beberapa kali ia mencoba menghubungi suaminya namun tidak diangkat-angkat juga. Sejak pagi hingga menjelang malam, suaminya Adam benar-benar tidak memberikan kabar apa-apa.
"Kenapa akhir-akhir ini dia jarang sekali memberikan kabar ?? Apa ada meeting lagi di luar jam kantor...??" wajah Clara kian merenggut. Suaminya Adam merupakan seorang Arsitek di sebuah perusahaan konstruksi. Sudah selama sebulan ini Adam tengah sibuk menjalani sebuah proyek, sampai-sampai jarang pulang.
"Bu..., bibi mau pulang dulu ya, semua pekerjaan hari ini sudah selesai bibi bereskan semua." ujar bi Ijah asisten rumah tangga Clara dan Adam. Bi Ijah sudah dua tahun bekerja harian di apartemen mereka.
Clara dan Adam merupakan pasangan suami-isteri muda yang baru saja menjalani pernikahan mereka selama dua tahun.
"Iya bi, saya antar ke bawah ya." seru Clara, segera memakai sweater untuk keluar dari rumah.
Sebagai majikan yang baik, Clara mengantarkan bi Ijah sampai ke depan pagar rumah, Clara memberikan sekantong sembako berisi minyak, tepung, dan gula kepada bi Ijah. Mereka berdua berdiri sambil mengobrol, sembari menunggu tukang ojek yang datang.
Namun sebelum bi Ijah hendak pergi, tiba-tiba bi Ijah memegang tangan Clara dan menatapnya sendu. "Maaf ya Bu Clara, bukannya bibi berpikiran negatif sama bapak. Tapi sudah sejak Minggu lalu perasaan bibi gak tenang."
"Loh...?? Gak tenang bagaiman bi..??" tanya Stella yang bingung melihat tatapan mata bi Ijah.
Sebelum berbicara lebih lanjut, bi Ijah menengok ke kanan dan ke kiri. Lalu mencondongkan tubuhnya ke arah sang majikan, bi Ijah berbisik pada Clara. "Bu, seminggu yang lalu, bibi menemukan jejak lipstik di kerah kanan bapak. Lalu tercium wangi parfum juga tapi bukan punya ibu..., bibi yakin itu wangi parfum wanita, wanginya kayak kembang tujuh rupa." bisik bi Ijah, dengan wajah serius.
Kata-kata bi Ijah membuat Clara tersentak kaget. Sebenarnya ia sudah lama curiga, saat melihat gelagat suaminya yang tiba-tiba bersikap cuek padanya, Namun Clara mencoba tetap berpikiran positif pada suami yang amat ia cintai.
"Eh?? Maksud bibi suami saya berselingkuh!" celetuk Clara berpura-pura tidak tahu.
"Ma-maafkan bibi ya bu, bukannya bibi mau ikut campur urusan rumah tangga, habis bu Clara akhir-akhir ini juga suka mengeluh soal pak Adam yang jarang pulang dan selalu sibuk diakhir pekan, soalnya bibi suka lihat berita-berita perselingkuhan di sosmed, gelagat bapak memang mencurigakan. Makanya bibi terus kepikiran."
"Ah. Sudahlah bi-, jangan terlalu lebay, mas Adam itu, gak mungkin selingkuh. Sejak dulu mas Adam selalu setia sama saya, dia bukan tipe cowok genit." ucap Clara membela suaminya.
"Yah-, semoga saja firasat bibi yang salah. Ya sudah Bu, bibi pamit pulang dulu, ojeknya sudah datang." bi Ijah pun pamit, ia duduk di atas motor yang sudah datang menjemput.
"Hati-hati ya bi," Clara melambaikan tangan.
Namun sejenak Clara masih berdiri di depan pagar rumahnya, ia terus menatap ke arah jalanan yang sudah sepi.
"Sudah pasti dia sibuk dengan karir kedokterannya kan," Clara bergumam lirih. Berusaha menghempaskan rasa cemas yang tiba-tiba muncul di hati.
Selama menunggu kepulangan suaminya di rumah kontrakan yang gelap dan sepi. Rasa cemas dan khawatir terus menghampiri, Clara jadi terus mengingat sikap dingin Adam pada dirinya akhir-akhir ini. Clara berupaya mengingat kembali, sejak kapan sikap dingin suaminya mulai muncul, pasti ada pemicunya, bukan.
Rasanya selama menjalani pernikahan semua berjalan baik-baik saja.Tidak ada pertengkaran yang sampai membuat mereka saling benci. Kalaupun masalah belum memiliki anak, sejak awal menikah memang keduanya sengaja menunda dahulu selama tiga tahun, demi perjalanan karir sang suami. Namun dalam hati Clara sangat ingin memiliki anak seperti para sahabatnya yang sudah menikah juga.
Setelah menikah dengan Adam, memang banyak hal yang telah Clara korbankan demi mendukung karir sang suami. Clara tidak pernah mau bekerja lembur ataupun tugas dinas keluar kota. Itu semua dia lakukan demi melayani suaminya di rumah. Ada banyak kesempatan karir yang di korbankan Clara, itu semua ia lakukan demi menyenangkan sang suami di rumah.
.
.
Clara terduduk lemas, kedua netra terus memandangi foto pernikahan yang terpajang di dinding ruang tamu.
Cekrek.
Saat tengah malam, akhirnya Adam pulang. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Clara langsung berdiri dari sofa dan berjalan menghampiri suaminya yang sedang membuka dasi dari kerah kemeja yang ia kenakan.
"Mas...!! Kenapa baru pulang jam segini?! Kenapa juga tidak memberikan kabar padaku, balas pesanku apa susahnya sih...!!" ucap Clara dengan nada nyaring, menatap marah suaminya, sembari berkacak pinggang. Istri mana yang tak kesal suaminya tidak memberikan kabar apapun sampai tengah malam.
Adam pun tersentak diam, bulir-bulir keringat menetes dari dahinya, ia terlihat amat syok, jarang sekali Clara tiba-tiba bersikap ketus padanya.
"Ada apa sayang...?? Aku capek habis meeting, tumben sekali jam segini kamu belum tidur...??" tanya Adam balik, dengan raut wajah yang terlihat panik.
"Jawab dulu pertanyaanku mas!!" pekik Clara, mantap nyalang.
Air wajah Adam langsung berubah suram, dahinya mengkerut dan menatap sinis istrinya. "Aku capek, bahas besok pagi saja." Adan tidak kalah ketus. Clara langsung terdiam.
Tanpa mempedulikan istrinya, Adam segera berjalan cepat menuju ke kamar tidur utama. Badannya lengket dan penuh keringat. Adam cepat-cepat masuk ke kamar mandi dan melakukan ritual bebersih diri.
Air shower keluar dengan deras, lalu membasahi seluruh tubuhnya. Adam dengan santai menggosok seluruh badan dengan sabun, berlama-lama didalam sana. Dalam hati ia terus berharap, sang istri sudah tidur karena lelah menunggu dirinya yang sedang mandi.
.
.
Cekrek.
Setelah 30 menit berlalu, Adam keluar dari kamar mandi, menggunakan baju tidur, sambil menggosok rambut yang basah dengan selembar handuk.
"Clara!!" kejut Adam saat melihat sang istri sedang menangis dengan wajah yang sangat merah, Clara menggenggam benda pipih ditangannya yang gemetaran.
Tanpa berkata apapun, Clara langsung memperlihatkan sebuah bukti foto di hp-nya. Seorang wanita yang tidak asing, mengirimkan sebuah foto kebersamaan bersama suaminya di atas ranjang. Foto mereka begitu mesra, layaknya seperti pasangan pasutri yang sedang honeymoon.
Tangan Clara gemetaran saat memperlihatkan bukti foto itu pada suaminya. Hatinya patah dan hancur berkeping-keping. Tidak disangka sang suami telah tega bermain api dengan sahabatnya sendiri.
Plak!!
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kanan Adam. Rasa perih dan pedih di pipi itu langsung menjalar hingga merasuk ke hati Adam.
Clara menatap suaminya dengan sorot mata kebencian. Pria yang selama ini ia puja dan ia sayang melebihi dirinya sendiri, telah tega mengkhianatinya dengan cara yang kejam.
"Tunggu Ra!! Aku bisa jelaskan!!" Adam panik, ia berupaya menahan kedua tangan istrinya yang hendak memasukan baju-bajunya ke dalam koper.
Sampai subuh dini hari, Adam terus membela dirinya. Membuat Clara menjadi sangat muak, tidak mau lagi berucap. Clara terus menggelengkan kepala, dan menepis tangan Adam yang terus berusaha meraih lengannya, menahan dirinya agar tidak pergi dari rumah.
Untuk pertama kalinya dalam pernikahan mereka, terjadi sebuah keributan hebat sampai membangunkan tetangga. Pada dini hari jam empat subuh, Clara pergi meninggalkan suaminya. Ia memesan taxi dadakan menuju ke rumah orangtuanya.
.
.
Waktu telah mengalun begitu saja. Clara terus menghindari ajakan rujuk suaminya. Dengan bantuan keluarga dan para sahabat, Clara bangkit kembali dari keterpurukan.
Sampai akhirnya Clara dan Adam memilih bercerai. Mereka bertemu kembali di ruang pengadilan, sebelum sidang perceraian ini dilakukan, Adam terus berusaha menemui Clara, memohon sambil berlutut dan meminta maaf, kepada Clara dan kedua mantan mertuanya.
Namun Clara tidak bergeming, ia tetap bersikukuh untuk bercerai dari suami yang baru dinikahi selama dua tahun itu. Bersyukur sekali mereka belum punya anak. Pembagian harta jadi tidak sulit di urus. Adam sebagai suami yang telah berselingkuh, harus membayar denda pada Clara. Habis sudah tabungan yang ia miliki untuk membeli rumah. Namun Clara tidak lagi peduli lagi pada pria yang kini sudah sah menjadi mantan suaminya.
.
.
POV Clara.
"Hingga sekarang air mata ini tidak bisa berhenti mengalir, terus saja berjatuhan hingga tiada jeda. Mau mempertahankan bagaimana..., kalau buah cinta mereka sedang bertumbuh."
"Adam, mantan yang ku kasihi untuk sekian waktu. Maaf, Aku sudah tidak bisa lagi mempertahankan mu hingga kapanpun. Dua orang telah menanti kepulangan mu, mereka akan mengasihi kamu dengan lebih banyak cinta."
"Meski aku harus jatuh ke lubang kepiluan ini, kenyataan menyakitkan yang terjadi dulu, tidak akan pernah berlalu dalam hidupku. Kenangan kita terus meluap jatuh dibawa air mata ini, layaknya sungai yang takkan bisa mengering."
"Bye, Adam."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
*Terimakasih sudah baca 🩷🩷🩷
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔