Andini Mahalina Aditama seorang perempuan berusia 25 tahun yang menjadi yatim piatu sejak usianya 14 tahun. Setelah kedua orangtua nya meninggal akibat kecelakkaan pesawat terbang, kehidupan Andini tidak berjalan dengan baik - baik saja, Om nya yang dianggap orang yang bisa menyayanginya malah tega membuangnya, karena Om angkatnya ingin menguasai harta orangtua Andini, Andini di tinggalkan di panti asuhan pada malam hari, setelah itu hidupnya berubah jauh dari kemewahan. Setelah menikah dengan Andrian Wiratmaja, laki - laki tampan berbadan tinggi besar seorang Presidir Direktur. Andrian adalah cinta pertama Andini semasa SMP dan begitu sebaliknya, Andini merasa Kebahagian akan datang, Andrian rela meninggalkan hartanya, bahkan pangkat Presidir Direktur dan lebih memprioritaskan Andini, tetapi Papa Andrian tidak tinggal diam, Papa Andrian tidak rela jika Andrian menikahi Andini dan mencoba memisahkan Andini dengan Andrian dengan berbagai cara, sehingga Andini dan Andrian terpisah deng
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novia nur rohmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Ke esokan harinya jam menujukkan pukul 06.30 Andini termenung sendiri duduk di depan mesin jahit, mau tidak mau ia harus menyelesaikan pesanan sebanyak 300 pcs dalam waktu kurang dari 7 hari, Andini masih memikirkan bagaimana caranya agar Bunga bisa memaafkannya, Andini sudah mencoba untuk mengirim pesan ke bunga bahkan menelpon berkali - kali namun nomer Andini malah di blokir oleh Bunga.
" Aku harus gerak cepat ini baru 100 pcs yang aku buat, kurang 200 pcs lagi, aku nggak mungkin jadi memesan hijab sama Arya." gumam Andini
Ada suara mobil berhenti depan Kontrak kan Andini, dan seseorang turun dari mobil itu, tak lama ada yang mengetuk pintu kontrakkan Andini
Tok..
Tok..
Assalamulaikum," Arya memberi salam
Andini segera beranjak dari duduknya dan melangkah ke ruang tamu
Salam dari Arya tidak ada jawaban, Arya memberi salam lagi " Assalamulikum."
" Wa'alaikum salam." jawab Andini dalam hati
Saat sudah dekat dengan pintu, Andini mendengar suaranya tidak asing.
" Bukannya suara Arya ya, mau ngapain sih Arya kesini lagi, masih pagi banget juga." guman Andini
Untuk memastikan Andini mengintip dari jendela.
" Bener Arya." ucap Andini sambil menutup mulutnya dengan kedua tanganya
Andini melihat Arya datang dengan membawa plastik yang berukuran besar, ia tidak tau isinya apa, Andini tidak ingin membuka kan pintu untuk Arya Andini mengendap - endap jalan menuju kamar nya.
Sudah 3 kali mengucap salam Andini tidak keluar juga.
"Andini kemana ya, marah benget apa ya sama gue, gue telpon aja nggak di angkat, nomer gue malah di blokir, sekarang di rumah nya juga, nggak ada orang, ini hijab nasibnya gimana ya, nggak mungkin gue bawa pulang lagi, gue tinggal disini aja lah, besok gue balik lagi kesini, kalau ini hijab masih ada berarti Andini bener - bener pergi dan menghindar dari gue, kalau udah nggak ada ya berarti di ambil Andini, dia kan butuh banget, nggak mungkin juga dia bisa jahit 300 pcs dalam waktu 7 hari, bisa potel itu tangan mulus Andini, udah lah gue balik ke kantor aja, kerjaan juga masih banyak, kalau bukan karana Andini aja, nggak bakal gue bela - belain, ini peperbagnya gimana ya, cincin ini harusnya udah di jari manis kamu Ndin." gumam Arya
Arya memutuskan pergi dari kontrakan Andini dan menuju ke mobilnya, Arya masuk kedalam mobil dan menginjak pedal mobilnya menuju ke kantornya. Ternyata Bunga melihat kedatangan Arya ke kontrakan Andini.
" Bener - bener ya Mas Arya sama Andini jahat banget, liat aja ya Andini aku nggak bakal maafin kamu, dasar nggak tau di untung, udah banyak di bantu nggak mikir." gumam Bunga yang berada di dalam mobil, Bunga akan berangkat bekerja
" Kayaknya suara mobil Arya udah pergi, aku pastiin lagi lah, " ucap Andini
Andini berjalan ke depan pintu sebelumnya ia melihat ke arah jendela mobil Arya sudah tidak ada, Andini baru berani membuka pintu.
Ceklek.
"Udah nggak ada Arya, syukurlah, ini apa kok ditinggal." ucap Andini yang penasaran dengan isi plastik besar itu
Saat Arya sudah di perjalanan, Arya baru sadar peperbag yang berisi cincin untuk Andini tertinggal, Arya ingin putar balik tapi ia urungkan niatnya.
" Aduh cincin buat Andini kayaknya ketinggalan juga lagi, yaudah lah kalau ilang nanti beli lagi." guman Arya meneruskan perjalananya ke kantor karena akan ada meeting
Andini sangat penasaran dengan plastik yang berukuran besar namun takut membukanya.
" Nah ini ada peperbag, tapi aku takut mau bukanya, tapi ini nggak tertutup, bismillahirohamnirohim coba aku liat deh." gumam Andini yang mengambil peperbang dan masuk ke dalam ruang tamu.
Andini membuka peperbeg yang berisi cicin dan ada selembar surat cinta dari Arya.
" Ini cincin, buat apa cincin? Ada surat juga, ini tukisan Arya, aku masih inget banget," gumam Andini.
Arya memang pernah jadi teman satu kelas Andini jadi Andini hafal tulisan Arya. Andini mulai membaca selembar surat dari Arya.
{Andini, maaf ya kalau kemarin menurut kamu aku udah bikin persahabatan kamu dan Bunga hancur, tapi demi Allah aku nggak ada niatan untuk itu, aku cuman berniat untuk berbicara sejujurnya kalau aku mencintai kamu Andini, aku mau nya menikah dengan kamu Andini, besar harapan aku ke kamu Andini mau ya menikah dengan ku, kita besarkan anak kambar kamu bersama, dan nanti kamu jadi ibu buat anak kita, Andini ini aku bawakan 300 hijab untuk kamu, ini nggak usah kamu ganti, jangankan hijab, kamu minta nyawaku aja akan ku kasih Andini, Andini aku bawakan cincin untuk kamu, itu simbol rasa cinta aku ke kamu, semoga kamu suka dan mau memakai nya ya, I love you Andini, Arya Wiraguna}
Andini sudah selesai membaca surat dari Arya dan langsung mengembalikan nya lagi ketempat yang sama sepeti Arya meletak kan peperbag.
" Arya apa - apaan sih, nekat banget dia, aku kan udah bilang nggak bisa nikah sama dia, dia memang nggak bisa menerima keputusan ku, aku jadi takut Arya bakal lebih nekat lagi, Arya juga nggak memikirkan perasaan Bunga lagi, apa aku pergi aja ya dari kontrak kan ini, biar Arya nggak bisa nemuin aku lagi, semoga dengan begitu Arya bisa balik lagi ke Bunga, tapi aku harus menyelesaikan orderan dulu, baru aku sama si kembar bisa pergi." ucap Andini yang masuk ke dalam kontrakkan dan melanjukan untuk menjahit hijabnya, hari ini ia targetkan membuat 50 pcs, si kembar masih pulas tertidur.
Andini mengembalikan peperbag yang berisi cincin dan surat ke tempat semula.
**
Semantara Andrian masih sarapan di meja makan bersama Pak Wiratmaja.
" Andrian hari ini kamu jangan sampai lupa menemani Andini untuk fitting baju buat acara lamaran kalian, kurang 2 minggu lagi loh." ujar Pak Wiratmaja.
,ia
" Iya Pa," jawab Andrian dengan malas
" Andrian kamu juga jangan telalu cuek sama calon istri kamu, Andini itu gadis baik, pinter berpendidikan jangan sampai kamu bikin malu Papa lagi ya." ujar Pak Wiratmaja.
" Iya Pa, yaudah ya Pa, Andrian mau berangkat ke kantor." ucap Andrian
" Yaudah kamu hati - hati ya, kalau ada apa - apa kabarin Papa ya." ucap Pak Wiratmaja.
" Iya Pa." ucap Andrian dengan beranjak dari tempat duduk nya dan berjalan menuju ke mobilnya, Andrian sudah berada di dalam mobil dan menginjak pedal mobilnya ke arah perusahaan milik nya, sampailah Andrian di kantor, ia langsung masuk keruang kerjanya dan menyempatkan mambuka benda pipih yang ada di saku nya, terdapat pesan masuk dari Andini palsu.
Andrian membukanya dengan sangat malas
[Baby, jagan lupa ya nanti jamput aku, kita kan mau fitting baju] Andrian sudah membaca pesan dari Alisa
Dan meletakkan hp nya kembali di meja, tanpa membalas pesan dari Alisa.
Walupun lupa ingatan Andrian sudah ingat tentang tugasnya menjadi seorang Presidir Direktur.
Natan mengetuk pintu ruang Presdir Direktur
Tok..
Tok..
"Permisi Pak." ucap Natan
" Iya Masuk." suruh Andrian.
Natan masuk membawa berkas - berkas penting yang harus segera Andrian tanda tangani.
" Pak ini ada berkas yang harus Bapak tanda tangani." ucap Natan dengan menyidorkan berkas
Andrian membaca terlebih dahulu berkas yang akan ia tanda tangani, begitu selesai membaca Andrian langsung menandatanganj berkas tersebut
" Udah nih Natan." ucap Andrian
" Iya Pak, makasih ya, saya permisi dulu." ucap Natan pamit kepada Andrian
" Tunggu," ucap Andrian
" Ada apa Pak?" tanya Natan
" Tan katanya kemaren lo bilang nya kalau lo itu sahabat gue, tapi kok lo kaku banget ngomong sama gue." ucap Andrian yang sudah sedikit mengingat tentang Natan
" Maaf Pa, kemarin saya salah." ucap Natan
" Udah si Tan, nggak usah pura - pura lo ini, gue udah inget siapa lo." ujar Andrian
" Beneran lo udah inget gue lagi Andrian." ucap Natan
" Iya ngapain gue bohong." ucap Andrian
Natan seketika memeluk sahabatnya " woy Andrian gue ini kangen sama lo, lo kemana aja lah," ucap Natan keceplosan
" Kan gue udah bilang, gue abis kecelakaan dan udah lupa sama samuanya." ujar Andrian
" Mati gue, hampir aja gue keceplosan yang lain," guman Natan
" Lo kenapa jadi diem aja Natan, Natan gue mau tanya, apa yang lo tau tentang gue?" tanya Andrian
" Nggak papa Andrian, gue izin keluar dulu ya, mau ngerjain kerjaan gue yang lain," ucap Natan
" Yaudah, balik lah lo sana, gue tanya nggak di jawab." ucap Andrian
" Lain kali aja Andrian gue takut, kerjaan gue nggak selesai kalau lo aja ngobrol aja." ucap Natan yang beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah pintu meninggalkan Andrian, Natan takut atas acaman yang bmdi berikan oleh Pak Wiratmaja
" Sialan lo Natan." ucap Andirian kesal pertanyaanya tidak di jawab Natan
**
Ke esokan harinya Arya datang lagi ke kontrakan Andini, ia sangat sedih barang - barangnya tidak diambil oleh Andini, tapi Arya tidak patah semangat untuk tetep mendekati Andini