Bercertia tentang anak laki2 yang segala kelebihannya di sembunyikan oleh teman masa kecilnya
Ketika SMP mereka pun mulai berpacaran, namun selama hubungan mereka. Anak laki2 itu justru malah di perlakukan seperti babu.
Puncaknya ketika SMA, anak laki2 itu kerap kali di buat layaknya seperti anjing peliharaann yang selalu patuh dan menurut pada gadis teman masa kecilnya itu.
Namun, setelah sekian lama di posisi itu, anak laki2 itupun akhirnya merasa muak dan memutuskan gadis teman masa kecilnya itu.
Bagaimana kira2 kehidupan anak laki2 itu setelah putus dari teman masa kecilnya itu..?
Yuk simak ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizSlide, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 : Semakin tumbuh..
Mereka pun mengunjungi tempat2 lain di mall itu untuk bersenang, sesekali mereka terlihat saling bercanda menirukan pose model yang ada di poster2 toko disana.
Karin merasa sangat senang dan bahagia bisa menghabiskan waktu bersama dengan Seiji hari ini, begitu juga dengan Seiji yang telihat begitu menikmati waktunya bersama gadis itu.
Mereka juga sempat mampir ke arena permainan yang ada di mall itu. Mereka terlihat sangat menikmati waktu kebersamaan mereka disana.
"Hei itu curang, kau menabrak mobilku.." protes Karin
Mereka kini sedang balapan di mesin arcade yang ada disana.
"Itu adalah trik untuk menang.." ucap Seiji sambil tertawa
"Awas saja, akan kusalip kau di putaran lap berikutnya.." ujar Karin dengan wajah serius menatap kelayar
Di putaran lap terakhir mobil karin semakin mengejar ketertinggalannya, tanpa Seiji duga Karin menggunakan trik yang sama dengan menabrak body samping belakang mobil Seiji dan membuatnya berputar di lintasan.
Itu membuat dia akhirnya kalah dari Karin..
"Yaayy aku menang.." ucap Karin bersorak gembira
"Hei, apa yang kau lakukan..?" kata Seiji
"Hehe itu cuma trik kecil untuk menang.." jawab Karin membalas perkataan Seiji sebelumnya
"Haa.. Baiklah, aku akui kekalahanku.." kata Seiji
"Oke aku anggap hutangmu bertambah.." ucap Karin tersenyum puas
"Hei, apa2an itu. Kita tidak bertaruh apapun kau ingat..?" kata Seiji
"Sudahlah, yang kalah harus mendengarkan yang menang. Bukannya itu cukup adil..?" ujar Karin
"Baiklah baiklah, anggap itu hutangku yang lain.." ucap Seiji
"Pasti lah.." ujar Karin
Setelah itu mereka pun memainkan permainan lain sampai mereka puas. Dan terasa hari sudah mulai gelap dan mereka memutuskan untuk menyudahi kencan mereka hari ini..
Merekapun berjalan bersama menuju stasiun, karena kebetulan arahnya pun sama, mereka juga menaiki kereta yang sama.
Di dalam kereta mereka nampak mengobrol dengan gembira sambil melihat foto2 mereka seharian tadi, Karin nampak begitu senang dan beberapa kali terlihat menggoda Seiji karena melihat beberapa ekspresinya di dalam foto mereka.
Namun setika kereta yang mereka tumpangi berhenti di tempat dimana Seiji seharusnya turun, Karin bingung kenapa Seiji masih terlihat begitu santai dan tidak segera turun dari kereta hingga akhirnya kereta kembali melanjutkan perjalanan.
"Loh bukannya kau harusnya turun disini..?" ucap Karin
"Hmm? Tidak, aku akan mengantarmu sampai ke rumah dulu, tidak membiarkan gadis secantik dirimu pulang sendirian.." ucap Seiji sambil menoleh kearah lain
Mendengar itu membuat wajah Karin memerah dan tersipu malu, tapi Karin juga merasa senang karena Seiji menyebut dirinya cantik.
Dia memandang Seiji dan berkata dalam hatinya..
"Tidak hanya tampan, sikapmu juga sangat baik dan keren, kenapa kita saling mengenal sejak dulu.."
"Ah sial, kau benar2 membuatku jatuh cinta padamu Seiji.." ucap Karin dalam hatinya
Seiji menyadari kalau Karin sedang menatapnya, dia pun menoleh dan itu membuat Karin terkejut sambil memalingkan pandanganya dari Seiji dengan tersipu malu.
Sedangkan Seiji hanya tersenyum melihat ekspresi karin yang baginya sangat imut itu.
Setelah turun dari kereta, mereka bejalan menuju ke rumah Karin yang tidak begitu jauh dari stasiun kereta. Selama berjalan bersama mereka tidak banyak berbicara, mungkin itu karena Karin terkihat masih tersipu malu mendengar ucapan Seiji sebelumnya.
Mereka pun berhenti di sebuah rumah berlantai dua yang tidak begitu besar namun sangat terawat.
Karin pun maju mendekati gerbang rumahnya lalu berbalik menatap Seiji..
"K-kita sudah sampai, ini adalah rumahku.." ucap Karin
"Ah, baiklah kalau begitu.." kata Seiji dengan lembut
"T-terima kasih sudah menemani ku hari ini, aku sangat senang sekali menghabiskan waktu bersamamu.." ucap Karin malu2
"Tentu, aku juga senang menghabiskan waktu bersama mu hari ini, ini pertama kalinya aku keluar dengan gadis dengan merasa begitu senang. Kurasa aku akan mengingat ini untuk waktu yang lama.." ucap Seiji sambil tersenyum
Mendengar itu membuat Karin menjadi semakin bahagia, dia tahu kalau Seiji memiliki kenangan pahit. Tapi dia bahagia karena bisa jadi gadis pertama yang membuatnya bahagia saat pergi dengannnya.
Terlebih ketika Seiji mengatakan kalau dia akan mengingatnya untuk waktu yang lama, itu membuat Karin semakin bahagia.
"Anu.. Seiji aku-......"
Tiba2 seorang gadis yang nampak sedikit lebih tua dari Karin keluar dari dalam rumah dan terlihat terkejut sambil memandang kearah Karin dan Seiji.
"Waaahh, tampan sekali.." ucap gadis itu sambil berlari mendekati Seiji
Karin langsung menahan gadis itu dengan merangkulnya.
"Kakak..!! Jangan membuatku malu di depan temanku..!!" teriak Karin
Ternyata gadis itu adalah kakak kedua Karin bernama Hana. Dia seumuran dengan Kyoko, kakak perempuan Seiji.
Karin sedikit bergelut kecil dengan kakaknya yang berusaha menghampiri Seiji untuk memeluknya karena kagum dengan ketampanan Seiji.
Disini Seiji merasa kalau sifat kakak kedua Karin memiliki sifat yang sama dengan kakaknya sendiri yang mana sangat suka memeluk orang lain.
Yah walau mereka juga tidak melakukan itu kesembarang orang juga sih.
"Ya tuhan, kau tampan sekali. Adikku beruntung sekali memiliki pacar sepertimu.." ucap Hana
Mendengar itu membuat Karin malu dan wajahnya semakin memerah.
"Ka-kakak apa yang kau katakan? K-kami belum berpacaran.." ucap Karin sedikit berteriak pada kakaknya
"Hoo, begitu.." ucap Hana dengan wajah menyeringai
Melihat adiknya yang tersipu malu membuatnya menemukan celah untuk melepaskan diri. Hana pun langsung melepaskan diri dan merangkul lengan Seiji.
Sontak itu membuat Seiji terkejut dan bingung, namun karena yang merangkulnya itu adalah kakak dari Karin, Seiji hanya sedikit menyeringai dan menggaruk kepalanya.
"Kalau begitu kau jadi pacarku saja.." ucap Hana dengan wajah ceria
"Eh..?" ucap Seiji dan Karin bersamaan
"Kakaaak..!!" teriak Karin
Karin maju hendak menarik kakaknya yang sedang merangkul lengan Seiji.
Namun tanpa sengaja itu membuat Karin tersandung dan akan terjatuh.
Melihat Karin yang akan terjatuh, Seiji reflek bergerak untuk menangkap Karin agar dia tidak terjatuh.
Seiji langsung menahan tubuh Karin, dan mereka kini posisinya seperti saling merangkul satu sama lain. Kepala karin ada di dada Seiji dengan wajah menghadap kearahnya.
"Whoa, aku mengerti kalian saling menyukai. Tapi tidak perlu pamer kemesraan di depanku juga kan.." ucap Hana
Sontak itu membuat mereka berdua salah tingkah dan langsung menjauh bersamaan.
"T-terima kasih.." ucap Karin dengan wajah malu2
"Ah, tidak masalah. Yang penting kau tidak terluka.." jawab Seiji
"Beruntung sekali kau Karin. Tidak hanya tampan, dia juga sangat perhatian. Apa kau yakin kau tidak mau jadi pacarku..?" kata Hana menggoda Seiji dan Karin
"Kakaaak..!!" teriak Karin karena malu
Karin menjadi semakin malu dengan tingkah kakaknya itu, dia langsung membawa kakaknya masuk kerumah. Sebelum masuk Karin sempat berdiri diambang pintu yang terbuka dan kembali melihat kearah Seiji.
"Sekali lagi, terima kasih untuk hari ini.."
"Dan behati2lah di jalan.." ucap Karin dengan senyum cantik di wajahnya
Melihat itu jantung Seiji berdegup dengan sangat kencang, dia merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Namun dia masih tidak yakin dan mengerti perasaan apa yang sedang dia rasakan.
"Tentu, kalau begitu aku pulang dulu.." ucap Seiji
"Iya, hati-hati.." jawab Karin
kukira cinta, ternyata permisi ya..