Aku Bukan Wanita Penghibur

Mobil Alex berhenti di depan gang kontrakan Sendu. Setelah kejadian di hotel permata tadi, Sendu tak tahu lagi harus berbuat apa. Dia hanya memikirkan nasib pekerjaannya. Bagaimana jika dia dipecat oleh Pak Gio? Apakah itu artinya dia harus kembali ke desa?

"Setelah ini, apa pak...?" Tanya Sendu. Tatapannya masih lurus ke depan. Begitu juga dengan Alex.

"Kemasi barang-barang mu." Perintah Alex santai.

Sendu mengalihkan atensinya kepada Alex. Apa maksud pria nekat ini dengan memerintahkan Sendu untuk mengemasi barang-barangnya? Dia mau membawa Sendu kemana? Ke rumahnya?

"Untuk apa pak?" Tanya Sendu.

"Mulai hari ini kamu tinggal bersama ku." Ucap Alex tanpa ragu.

"Tinggal bersama bapak? Bersama istri bapak juga?" Tanya Sendu dengan nada terkejut.

Alex melihat kepada Sendu dengan spontan. Dia tidak paham apa yang di maksud oleh gadis jelita itu.

"Istri?" Tanya Alex.

"Iya, istri bapak. Bapak punya istri kan? Maaf Pak, saya nggak mau jadi duri dalam rumah tangga bapak." Sendu membuka pintu dan langsung keluar dari dalam mobil. Tak lupa dia membuka heels-nya dan menggantinya dengan sendal jepit miliknya.

Alex dengan cepat turun karena merasa ada yang salah dengan kalimat Sendu tadi.

"Hey.. hey... Tunggu. Maksud kamu apa sih? " Tanya Alex yang memang benar-benar bingung.

"Pak. Bapak jangan pura-pura nggak ngerti. Saya tau kalau bapak itu suami orang. Jadi maksud bapak, saya ini mau dijadiin istri kedua gitu? " Sendu menggeleng dan kemudian kembali berjalan.

Alex kembali mengejarnya.

"Jadi selama ini kamu pikir, aku ini suami orang?" Alex masih mengikuti Sendu yang terus melangkah masuk ke dalam gang.

"Iya bapak kan emang suami orang..." Sendu juga terus berjalan seraya memegang gaunnya yang kepanjangan.

" Astaga, saya nggak punya istri lain, Sendu. Istri saya cuma kamu." Jelas Alex.

Mereka sudah sampai persimpangan gang. Sendu lalu berhenti sesaat. Dia melihat tiga pemuda mabuk tempo hari sedang duduk dan melihat ke arah mereka.

Kemudian Sendu berbalik melihat Alex yang berada di belakangnya.

"Saya lebih percaya kalau mereka uda nggak mandi selama tiga hari, dari pada saya percaya bapak nggak punya istri." lirik sendu ke tiga pemuda di samping mereka.

Alex melihat kepada ketiga pemuda mabuk itu seraya mengangkat kedua bahunya tanda tidak mengerti. Pemuda-pemuda itu juga mengangkat bahu mereka.

"Sendu... Sendu... Dengerin aku dulu.. " Alex memegang tangan wanita ayu tersebut. Membuat Sendu menghentikan langkah kakinya.

"Apa kamu... " Tanya Alex namun langsung di potong begitu saja oleh Sendu.

"Bapak tahu kenapa saya lari dari bapak pada malam itu? Bukan karena saya mau menipu bapak atau mengkhianati bapak. Tapi karena saya menemukan buku pernikahan bapak dengan wanita lain. Kenapa bapak nggak bilang sedari awal kalau bapak udah punya istri sih pak?" Air mata Sendu tiba-tiba saja menetes begitu saja.

Alex tak bisa berkata-kata lagi tatkala ia melihat Sendu menangis di hadapannya. Dengan cepat Alex langsung memeluknya.

"Hei hei.... kok jadi nangis sih? Kamu salah paham."

"Apa bapak memang cuma menganggap saya hanya sekedar sebagai wanita penghibur untuk bapak?

Alex langsung melepaskan pelukannya dan melihat sendu yang tertunduk pilu. Dia memegang dagu sendu dan mengangkatnya perlahan.

"Aku nggak pernah menganggap kamu sebagai wanita penghibur, Sendu. I...ya, mungkin awalnya begitu, karena kita bertemu di tempat yang salah, tapi setelah menikahi mu, kamu adalah istri ku."

Alex kembali memeluk gadis desa itu. Sendu hanya terdiam tanpa penolakan. Seolah itulah yang Sendu butuhkan saat ini. Sendu kembali menangis dalam pelukan Alex.

"Aku nggak pernah bohongi kamu Sendu. Aku memang nggak punya istri selain kamu. Yang kamu lihat itu.....itu hanya masa lalu ku."

Sendu melepaskan pelukan Alex. Dia menatap Alex dengan tatapan penuh tanya.

"Aku memang pernah menikah. Tapi cuma satu hari saja. Dia kabur..." Ucap Alex dengan nada pilu.

"Satu hari?" Tanya Sendu. Alex menganggukkan kepalanya. Sendu ternganga mendengar cerita Alex.

"Bapak apakan istri bapak, sampai dia kabur dalam satu hari pernikahan... "

"Astaga, aku nggak buat apa-apa Sendu. Aku juga nggak tau apa alasan dia pergi."

Alex lalu menarik napas dalam. Dia menengadahkan kepalanya ke atas sejenak. Kemudian kembali mengalihkan atensinya pada wanita berhijab yang ada di depannya.

"Itu juga yang menjadi alasan aku ada di klub malam waktu itu. Aku marah dan melampiaskan kekecewaan ku dengan mencari wanita-wanita malam dari klub ke klub. Sampai akhirnya.....aku bertemu kamu, Sendu." Jelas Alex seraya menatap Sendu tanpa berkedip.

Sendu hanya terdiam mendengar cerita Alex. Sorot matanya sarat akan makna prihatin. Mungkinkah Sendu berubah pikiran dan mau mengikuti Alex untuk tinggal bersama?

"Jujur sejak mantan istriku pergi begitu saja aku menjadi benci dengan yang namanya pernikahan, sebelum akhirnya kamu datang dan meminta ku untuk menikahi mu, Sendu. Seolah aku mendobrak mindset ku sendiri. Yang awalnya hanya ingin menikmati mu, menjadi ingin memiliki mu."

Sendu membisu mendengar pengakuan Alex. Bagaimana jika Sendu juga merasakan apa yang Alex rasakan? Yang awalnya hanya meminta Alex menikahinya agar mereka tidak berzina, berubah menjadi keinginan untuk terus bersama.

Lalu bagaimana dengan rencana pernikahan Sendu dan Pandu?

Alex meraih tangan Sendu.

"Tinggallah bersama ku. Jadilah istri ku, Sendu. Kamu mau kan?" Tanya Alex.

...🍃🍃🍃...

Pagi-pagi sekali pintu kontrakan Sendu sudah di gedor-gedor dengan sangat keras. Sendu terperanjat dari duduknya. Dia bergegas menuju pintu dan dengan cepat membukanya.

"Duit sewa mana?" perempuan gemuk dengan roll rambut masih menempel di kepalanya, berteriak kepada Sendu seraya menengadah kan tangannya.

"E, bu... saya... "

"Alah, lama... bilang aja kamu nggak ada uang." Wanita itu masuk ke dalam kamar Sendu dan langsung mengambil tas Sendu yang memang sudah Sendu siapkan di atas kasurnya.

"Pergi lo dari sini... " Ucap wanita itu.

Wanita pemilik kontrakan itu membuang tas Sendu keluar rumah begitu saja. Membuat Sendu sangat terkejut. Dia pun segera keluar rumah untuk mengambil tasnya. Namun dia tertegun saat melihat Alex sudah berdiri di depannya.

Alex yang penampilannya seperti biasa memakai pakaian kantor (jas dan dasi), langsung menunduk untuk mengambil tas Sendu.

"Siapa Lo? " Tanya ibu pemilik kontrakan sinis.

"Anda ini manusia atau siluman yang berwujud manusia? Apa anda tidak tahu caranya menghargai orang lain?" Ucap Alex dengan ekspresi kesal.

"Apa urusan lo? Jangan ikut campur."

Alex menarik tangan Sendu untuk segera pergi dari sana. Namun wanita itu tampaknya belum puas untuk menghina Sendu.

"Alah, palingan juga jual diri sama tu lakik."

Alex geram mendengarnya, dia berhenti dan segera berbalik mendekati wanita gemuk itu. Alex mengarahkan jari telunjuknya dan menunjuk wanita pemilik kontrakan tersebut

"JAGA UCAPAN ANDA YA?! Sekali lagi anda menghina istri saya, saya nggak akan segan-segan menjebloskan anda ke penjara." Ancam Alex.

Wanita itu mendadak menjadi bisu. Dia tampak ketakutan melihat Alex sampai segitu marahnya saat dirinya menghina Sendu.

Alex dan Sendu akhirnya benar-benar meninggalkan kontrakan. Alex terus menggandeng tanga Sendu yang berjalan mengikutinya. Hingga sampai ke tempat dimana Alex memarkirkan mobilnya.

Alex membukakan pintu mobilnya untuk Sendu. Sendu pun langsung masuk. Mereka lalu mulai bergerak meninggalkan lokasi kontrakan Sendu tersebut.

Namun sepanjang jalan yang akan entah kemana Alex mau membawa Sendu, gadis cantik itu terus murung yang membuat atensi Alex tertuju kepadanya.

"Kamu kenapa?" Tanya Alex.

"Enggak apa-apa pak... "

"Kepikiran wanita laknat tadi... "

"Pak.. "

Alex dan Sendu terdiam sesaat. Pandangan mereka sama-sama lurus ke depan.

"Pak... apa saya memang terlihat seperti....pelacur?" Tanya Sendu dengan nada rendah

"SENDU.. kamu apa-apa sih? Perempuan itu cuma iri aja sama kamu."

"Kenapa dia harus iri pak?" Tanya Sendu.

"Iyaahh.. karena kamu bisa dapat cowok tampan kayak aku... " Alex menaikkan kedua alisnya kepada Sendu.

Sendu tersenyum malu. Alex lalu mengelus kepala Sendu.

"Pak.. ih... " Ucap Sendu seraya menyingkirkan tangan Alex dari kepalanya.

Tak terasa mereka sudah sampai di sebuah gedung apartemen...

"Bersambung...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR YA. DUKUNGLAH KARYA-KARYA AUTHOR DENGAN SHARE DAN SUBSCRIBE.... 😊