adinda shadiqa seorang wanita cantik dan cerdas asal kota Bandung, di besarkan oleh keluarga sederhana menjadikan nya wanita yang mandiri dan jauh dari kata manja.
ayah nya seorang buruh pabrik tekstil dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa, berkat kecerdasan nya ia lulus dengan nilai terbaik atau cumlaude sehingga ia bisa masuk ke salah satu perusahaan terbesar di kota Bandung
Dinda yang tak pernah memikirkan urusan hati kali ini harus merasakan getaran cinta terhadap atasan nya .
bagaimana kelanjutan kisah cinta adinda? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy Ss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
apartemen saksi bisu
sepulangnya dari tempat acara semua keluarga besar baskara masih berkumpul di mansion
Dinda yang sedang asyik ngobrol dan bersenda gurau dengan keluarga baru nya sampai lupa dengan suaminya
" untuk malam ini Dinda tidur sama Oma ya, besok pagi Oma pulang kita akan lama tidak bertemu " ucap Oma Devin yang tinggal di Australia
Oma sangat menyukai Dinda karena Dinda sangat sopan dan lemah lembut
" ga bisa gitu dong Oma, malam ini kan malam pertama ku " kata Devin kesal
" mas... " panggil Dinda mengingatkan Devin
" iya sudah terserah kamu saja " ucap Devin dan berlalu berbaur dengan kumpulan bapak-bapak
" ngapa Lo " tanya Doni
Doni adalah sepupu Devin maka dari itu Doni masih termasuk keluarga besar baskara
" ga papa " jawab Devin ketus
" gagal unboxing? Hahahaha " ejek Doni
" kampret Lo " omel Devin
" sabar bos... " kata Doni
Devin tak menjawab
dan akhirnya malam ini Dinda tidur bersama Oma sedangkan Devin tertidur di ruang keluarga karena semalam main PS hingga larut dengan Doni
...
Pagi ini Oma dan keluarga baskara yang lain nya pulang ke rumah mereka masing-masing
Dinda pun harus segera pulang ke rumahnya karena ibu dan ayahnya menunggu
" mah pah Devin sama Dinda ke rumah Dinda dulu ya karena keluarga dari Bandung juga mau pulang dan kamu harus pamitan " ucap Devin
" iya Vin hati-hati bawa mobilnya " kata papa
" Din, sampaikan salam mama dan papa untuk ibu dan ayah kamu ya, maaf mama ga bisa kesana " ucap mama
" iya mah pah nanti Dinda sampaikan " jawab Dinda
" kamu sering-sering main kesini ya, jangan kaya Devin yang hampir lupa sama mama dan papa nya " ucap mama merajuk
" siap mah " kata Dinda
Lalu mereka pergi meninggalkan mansion
...
Tiba di rumah Dinda semua keluarga sudah rapi bersiap untuk pulang ke Bandung
Satu persatu dari mereka menyalami Dinda dan Devin untuk berpamitan
Bus yang akan mengantar mereka sudah terparkir di depan rumah Dinda
" hati-hati ya semuanya, terimakasih sudah mau datang jauh-jauh kesini semoga Allah balas dengan berkali-kali lipat " kata Dinda
ibu dan ayah juga sudah siap untuk pulang ke Bandung tapi menggunakan mobil pribadi yang di kendarai oleh sopir kantor
" Ayah dan ibu pulang dulu ya nak, kalian yang akur kalau ada waktu main ke Bandung ya " kata ibu lalu memeluk Dinda
" iya Bu... Hati-hati di jalan ya bu yah " ucap Dinda melow
" Devin... Ayah titip Dinda ya, jaga baik-baik, Dinda anak perempuan ayah satu-satunya jangan pernah sia-siakan Dinda ya nak " ucap ayah pada Devin
" iya yah pasti " jawab Devin
lalu ayah dan ibu juga arif masuk ke dalam mobil dan mobil melaju meninggalkan rumah Dinda
" sedih deh... " ucap Dinda
" ga usah sedih setiap saat kalau kamu mau kita bisa berkunjung ke Bandung " kata Devin dan Dinda tersenyum
" yuk masuk " ajak Devin
Dinda dan Devin masuk ke dalam rumah dan duduk di ruang tv
" kamu masih cape? " tanya Devin
Dinda mengangguk " kenapa? " tanya Dinda
" kamu istirahat aja, aku mau ambil beberapa baju aku di apart, mungkin kita akan tinggal disini sementara waktu " kata Devin
" kenapa sementara? Memangnya kita akan tinggal dimana mas? " tanya Dinda
" rumah ini cuma aku sewa sayang, dan aku sudah siapkan rumah yang lebih bagus dan nyaman dari pada rumah ini untuk kita tempati, tapi masih di renovasi, kemungkinan satu Minggu lagi baru bisa di tempati " kata Devin
" padahal buat aku asal sama kamu dimana pun aku nyaman " kata Dinda
" istri aku bisa gombal ternyata , haha " ucap Devin
" ihh... Aku serius " kata Dinda
" ya udah aku mau ke apart dulu " kata Devin
" aku ikut " kata Dinda manja
" katanya cape " ucap Devin
" ga papa mas, mau ikut kamu aja " kata Dinda
" ya udah ayo " ajak Devin dan Dinda mengalungkan tangan nya di lengan Devin
Mobil melaju menuju apartemen Devin
Di sepanjang jalan tangan Devin terus menggenggam tangan Dinda dan sesekali menciumnya.
" aku bahagia sayang " ucap Devin
" aku juga mas " jawab Dinda
tiba di apartemen Devin membuka pintu apartemen
Dinda terpaku di ruang televisi
" kenapa diam disitu? " tanya Devin
" aku jadi teringat kejadian waktu itu sama elena " ucap Dinda membuat Devin memutar badannya dan menghampiri Dinda
" ga usah di ingat-ingat, buang yang buruk ambil yang baiknya " ucap Devin mengelus kepala Dinda
" trauma aja, serem banget marahnya " kata Dinda
" aku akan hapus memory buruk itu dan aku ganti dengan yang lebih manis " ucap Devin dan mencium bibir Dinda
Mereka saling memaut, menyesap dan mendalami perasaan masing-masing
Ciuman yang awalnya lembut semakin lama semakin menuntut
tangan Devin tak tinggal diam, terus merayap mencari tempat yang ia inginkan
Dinda mengalungkan tangan nya di leher sang suami dengan bibir yang terus menyatu.
" mas " panggil Dinda berat saat tangan Devin menyentuh bukit kembar nya
Devin hanya menatap mata Dinda penuh hasrat, seakan meminta izin kepada sang istri untuk memulai nya
Devin menjatuhkan tubuh Dinda di atas sofa dan mulai memainkan lidahnya, leher dan dada sang istri sudah penuh dengan kiss Mark yang Devin tinggalkan
Kini tubuh Dinda sudah tak terbalut benang sehelai pun
Devin merasa kagum memandang tubuh indah di depannya, putih dan berliuk indah
" kamu sempurna sayang " bisik Devin
lalu dengan gagahnya Devin menggendong tubuh sang istri ke lantai dua menuju kamar utama milik nya
Ia baringkan tubuh indah itu di atas tempat tidur super besar itu
Devin melepaskan semua yang menempel di tubuhnya di hadapan Dinda membuat Dinda merasa malu melihat sesuatu yang sudah berdiri tegap
" astaga... Sebesar itu? " batin Dinda
Devin kembali menghujani Dinda dengan serangan mautnya. tak serinci pun tubuh Dinda terlewat dari kecupan bibirnya hingga sampai pada titik terlemah Dinda
" ouuwwhhh " lenguh Dinda ketika Devin bermain di antara kedua paha nya
" aaahhh massss " Dinda terus mendesah membuat Devin tersenyum lebar
Devin mulai mengarahkan juniornya ke bagian inti Dinda
Dinda mendesis menahan perih " ssshhhh "
" rilex sayang " ucap Devin
Devin menjeda gerakan nya, setelah Dinsa terlihat enjoy Devin kembalinmendorong hingga berhasil masuk membobol pertahanan Dinda
" mmmhhhh " rintih Dinda dan kedua tangan nya menancap di punggung Devin
Devin membiarkan junior nya berada di dalam agar Dinda beradaptasi dulu, setelah Dinda terlihat tenang barulah Devin mulai bergerak pelan
Dinda mulai mendesah menikmati gerakan Devin
Rasa sakit mulai berganti nikmat dan Dinda menyukainya
Devin mempercepat tempo nya membuat Dinda kewalahan, ukuran yang lumayan big membuat Dinda merasa tubuhnya terbelah
semakin lama gerakan Devin semakin cepat
" aaahhhh kamu nikmat sayang " ucap Devin
" aku mau pipis mas " ucap Dinda
" keluarkan sayang, aku juga sudah mau sampai "
Devin terus bergerak hingga pada puncaknya mereka berdua mendesah bersama menikmati gelombang cinta yang membuncah
" ooouuuhhhhh..."
Devin ambruk di atas tubuh Dinda, dan mencium kening Dinda
" terimakasih sayang " dan Dinda mengangguk
Devin bangkit dari atas butuh Dinda dan memakai kembali boxer nya
Ia biarkan tubuh bagian atas nya tanpa baju
Devin mendekati Dinda dan berbisik
" kamu mau minum? " tanya Devin
Dinda mengangguk
" aku turun dulu ya ambil minum " kata Devin
" hemm" jawab Dinda
Devin berlalu keluar kamar dan tak lama kembali dengan segelas air minum untuk Dinda
" ini sayang " ucap Devin
Dinda mencoba duduk tapi terasa perih di arena bawahnya
" ssshhh " rintih Dinda
" kenapa sayang? " tanya Devin
" perih mas " kata Dinda
" pelan-pelan sayang " Devin membantu Dinda bangun dan Dinda meminum airnya
Devin menyandarkan tubuh Dinda kepada dirinya dan mengecup singkat pucuk kepala Dinda
" terimakasih sayang kamu luas biasa " ucap Devin
dinda tersenyum " aku harap hanya aku yang bisa memuaskan hasrat mu mas " ucap Dinda
" sakit banget ya? " tanya Dinda
" iya... Kaya nya sobek deh, junior mu sangat besar " ucap Dinda
Devin tersenyum " sini aku lihat " kata Devin
" gak ah, malu " ucap Dinda
" ngapain malu orang tadi juga aku liat kok " kata Devin
" iya ya hihihi " Dinda tertawa
Devin membuka kedua kaki Dinda dan melihat Miss V Dinda sedikit membengkak dan merah
" sangat menggoda " batin Devin
Tanpa ragu Devin menjilah nya dengan rakus membuat Dinda kembali mendesah
" aaaaahhhhh " desah Dinda
Dinda kembali naik dan kini Dinda yang lebih berani, Dinda bangkit dari tidur nya dan mendorong tubuh Devin hingga Devin berada di bawah diri nya
" sayang... Very nice "
Dinda bergerak manja di atas tubuh Devin membuat Devin yang kini mendesah tak berhenti
" oouuhhh nikmat sayang "
" terus bergerak sayang " ucap Devin
Hingga saatnya kini Devin melakukan pelepasan ke duanya
Dinda ambruk di atas tubuh Devin
Devin membalik posisinya dan menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka
lope lope dah