TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Kaisar merenggangkan ototnya setelah tertidur cukup pulas di kamar sang adik. Rumah Adelia memang hanya memiliki dua kamar, yakni kamar Adelia dan kamar untuk Keiina. Kaisar duduk sembari menggerakan lehernya ke kanan dan ke kiri, tidur yang di tempat tidur biasa dan kecil dengan bantal yang mungkin sudah tidak empuk lagi membuat leher Kaisar menjadi kaku.
Kaisar keluar dari kamar Keiina untuk membersihkan diri di kamar mandi, karena kamar Keiina tidak terdapat kamar mandi di dalamnya.
"Pagi, Sayang." Sapa Adelia dengan tersenyum hangat.
Kaisar mendekat ke arah Adelia dan memeluknya, "Ini bukan mimpi kan, Ma?" Tanya Kaisar.
Adelia membalas pelukan Kaisar dan mengusap punggung lebar anak sulungnya itu. "Mama ada di sini bersamamu, Kai." Jawabnya lembut.
Kaisar mengendurkan pelukannya, menatap wajah cantik Adelia. "Kai mandi dulu, Ma." Ucapnya yang di angguki oleh Adelia.
Adelia membuatkan Kaisar susu coklat hangat dan zupa soup untuk sarapan. Semasa kecil, Kaisar samgat menyukai zupa soup dan kini Adelia membuatkannya.
"Ahh wangi sekali ini, Ma." Kata Kaisar seraya menggosok gosokan telapak tangannya.
"Mama membuatkannya spesial untukmu, kebetulan ada stock pastry di lemari pendingin." Jawab Adelia.
Kaisar tersenyum, "Kai rindu semua masakan buatan Mama." Ucapnya dengan berbinar. "Mama harus memasakan sarapan, makan siang, dan makan malam lagi untuk Kai ya, Ma." Pinta Kaisar.
Adelia mengusap lembut kepala Kaisar. "Iya." Jawabnya singkat.
Mereka menghabiskan waktu sarapan dengan banyak berbincang, sesekali tertawa saat Adelia menceritakan kenangan Kaisar semasa kecil dan berakhir terharu dengan perpisahan selama dua puluh tahun dan akhirnya kembali bertemu.
Sementara di rumah keluarga Wiguna, sarapan yang asalnya tenang tiba tiba saja terjadi sedikit ketegangan, pasalnya Reno anak dari Riska tiba tiba saja berani datang dan menerobos masuk ke dalam rumah.
Keiina merasa bingung dengan adanya keributan, dan hal itu membuat Mutia ikut meradang dan segera berjalan menuju ruang tamu tempat di mana terjadi keributan. Nina dan Keiina pun ikut mengikuti Mutia.
"Ada apa ini?" Tanya Mutia.
Pak Pur menghadap Mutia dan dua sekurity lainnya mencoba menahan Reno.
"Maaf, Nyonya Oma. Tuan Reno memaksa untuk masuk." Kata Pak Pur.
"Lepaskan saya, Nyonya. Saya mau melihat ibu saya yang anda kurung di kamar dan tidak di perbolehkan keluar." Kata Reno geram.
"Saya tidak mengurung ibumu." Jawab Mutia.
"Memang bukan anda, tapi cucu anda yang sangat berkuasa itu yang menahannya agar tidak keluar kamarnya." Balas Reno.
"Itu agar Ibumu tidak berbuat onar, kemarin dia pulang dalam kondisi mabuk." Kata Mutia.
Reno tidak bisa membalasnya, memang sejak Kaisar kembali dan mengambil alih kekuasaan keluarga Wiguna, rumah ini begitu ketat dan banyak aturannya.
"Tapi saya tidak terima!!" Kata Reno tidak mau kalah.
"Ibumu tinggal di rumah ini, dan harus mengikuti aturan di rumah ini." Jawab Mutia dengan tegas.
"Tapi setidaknya biarkan saya menemui Ibu, anda juga seorang Ibu kan? Bagaimana bisa seorang anak bisa meninggalkan Ibunya dengan kondisi yang tidak baik baik saja." Balas Reno dan membuat Mutia mematung.
Mutia diam sejenak dan seolah berpikir.
"Nyonya Oma." Panggil Nina sedikit berbisik.
Mutia hanya melirik dan mengangkat satu telapak tangannya membuat Nina diam tidak berani membantah.
"Lepaskan dia." Kata Mutia pada akhirnya.
"Silahkan kamu masuk ke kamar Ibumu, tapi jangan harap kamu bisa membawanya keluar dari kamar apa lagi berkeliaran di dalam rumah." Ucap Mutia tegas.
Reno melepaskan diri dengan menepis tangan ke dua security yang menahannya lalu membenahi pakaiannya yang sedikit berantakan.
Reno tersenyum semirk, "Terimakasih, Nyonya." Kemudian matanya melihat ke arah Keiina dan Reno terlihat terpukau oleh kecantikan Keiina meski wajah Keiina polos tanpa polesan Make up.
Reno berjalan dengan tatapan tak lepas dari wajah Keiina hingga menghilang di balik tangga.
Mutia menghela nafas, Keiina segera memegang lengan Mutia dan memapahnya untuk duduk di kursi ruang tamu.
"Simpan satu security di dekat kamar Riska, pastikan dia tidak berbuat onar apa lagi anaknya." Titah Mutia yang di angguki oleh Pak Pur, kepala pelayan di rumah Wiguna.
"Nyonya tidak apa apa?" Tanya Keiina yang ikut duduk di sebelahnya.
Mutia tersenyum, meski hatinya mendadak menjadi gelisah, namun ia.mencoba menutupi dari Keiina. "Tidak apa, Keii.. Jangan khawatir." Ucapnya lembut.
Mutia melihat ke arah Nina, "Nina, telpon Key dan kabari apa yang terjadi." Ucap Mutia.
"Baik Nyonya Oma." Jawab Nina patuh.
**
Kaisar berpamitan pada Adelia karena ingin menepati janjinya pada Ryu untuk mengunjungi Villa nya, Kaisar mengajak Adelia namun Adelia menolak karena harus menyiapkan pakaian yang akan ia bawa untuk ikut bersama Kaisar ke Kota.
"Kai tidak akan lama, Ma." Ucap Kaisar pada Adelia.
"Kamu sudah mengatakan itu sepuluh kali, Kai." Jawab Adelia seraya menunjukan sepuluh jarinya dan membuat Kaisar tertawa.
Kaisar masuk ke dalam mobil di mana supir Ryu menjemputnya.
Kurang dari sepuluh menit, mobil yang Kaisar tumpangi tiba di Villa yang Ryu tempati.
"Tuan Kai, Tuan Ryu bilang tunggu saja di Villa, Tuan Ryu ada keperluam sebentar ke klinik." Ucap supir.
Kaisar mengangguk, ia masuk ke halaman Villa dan melihat sekitarnya, namun bukannya masuk ke dalam Villa, Kaisar lebih memilih berjalan jalan di sekitar Villa, hal yang jarang sekali ia lakukan.
Bughhh.
Kaisar bertabrakan dengan Audrey, sesaat pandangan mereka bertemu.
"Maaf." Kata Kaisar dengan sopan.
"Tidak apa, aku yang salah." Jawab Audrey. "Permisi." Kata Audrey lagi lalu berpamitan undur diri.
"Tunggu..." entah mengapa Kaisar menahan Audrey. "Aku tidak tau daerah sini, bisa mengantarku untuk...."
"Maaf, tuan. Aku juga bukan orang sini dan tidak mengenal daerah sini. Lebih baik tuan kembali ke tempat Tuan semula, dari pada nanti tersasar." Jawab Audrey tanpa melihat ke arah Kaisar.
"Aku akan membayarmu." Kata Kaisar pada akhirnya.
Audrey mengepalkan tangannya erat namun menahannya. "Sebelum masuk ke daerah pesisir pantai, disana ada yayasan yang menampung banyak anak yatim piatu, lebih baik uang anda di salurkan ke sana saja." Jawab Audrey ketus.
"Key...!!" Panggil seseorang yang ternyata adalah Ryu.
Ryu menyusul Kaisar yang tengah berjalan jalan di pantai sekitar Villa.
Ryu berlari kecil menghampiri Kaisar. "Apa ada masalah?" Tanya Ryu yang matanya menatap punggung Audrey yang membelakangi Kaisar dan Ryu.
"Tidak, tadi aku hanya tidak sengaja bertabrakan saja dengannya." Jawab Kaisar sambil menunjuk Audrey dengan dagunya.
Audrey melangkah pergi meninggalkan Kaisar dan Ryu, sementara mata Kaisar tidak lepas menatap kepergian Audrey dan hal itu di sadari oleh Ryu.
"Jangan menyukainya, Key.." Kata Ryu pada akhirnya.
Seketika membuat Kaisar menoleh ke arah Ryu.
"Dia sepupu tiriku. Dia berada di Villa yang sama denganku." Ucapnya.
"Sepupu?" Tanya Kaisar meyakinkan. "Bukankah saudara sepupumu itu hanya Kak Disya dan Cean?" Tanyanya lagi yang memang mengenal saudara Ryu.
...****************...