Membawa Anak Kembar Sang Presdir

Membawa Anak Kembar Sang Presdir

BAB 1

Baru sebulan orangtua Andini meninggal, Oma nya harus di opname di Rumah Sakit, akibat penyakit jantungnya yang kambuh, Andini sudah 2 malam menginap di Rumah Sakit, dan 2 hari izin tidak sekolah. Andini takut jika Oma nya ikut menyusul kedua orangtua nya, pasalnya keluarga yang Andini punya hanya Oma dan Om Tirinya. Setelah di bujuk, akan di antarkan ke makam orang tuanya, karena Andini sangat rindu dengan kedua orang tuanya, akhirnya Andini mau ikut pulang bersama Om Tirinya, agar besoknya mau untuk sekolah, hari itu kesempatan besar untuk membuang Andini, sebelumnya Andini sudah di beri minum yang berisi pil tidur agar aksi Om jahatnya, bisa lancar tanpa hambatan. Selama perjalanan Andini tertidur, sehingga Andini tidak tau sudah di bawa menuju luar kota.

" Agrrr, sakit Om, Om tadi bilangnya, setelah dari rumah sakit, mau nganter Andini ke makam Mama Papa, tapi kenapa nggak sampe - sampe makam, ini di mana Om? Andini takut gelap banget." ucap Andini yang baru bangun tidur dan dipaksa keluar dari dalam mobil, dengan di cak*r lengannya.

" Diam kamu, anak pemb*wa si*al," ucap Om jahat, dengan menyeret Andini keluar dari mobil

" Jangan Om, jangan keluarin Andini dari mobil Om, Andini takut," ucap Andini dengan bercucuran air mata, dan terduduk dipinggiran jalan.

Andini sudah dise*et untuk keluar dari mobil, Andini sangat ketakutan, suasana memang sangat gelap jam menujukkan pukul 23.30, Andini di buang di depan Panti Asuhan jauh dari kota dimana Andini tinggal. Setelah berhasil mengeluarkan Andini dari mobil, Om nya yang jahat, masuk ke dalam mobil dengan cepat, agar Andini tidak bisa mengejarnya.

" Om jangan tinggalin Andini sendirian Om, Om jahat," ucap Andini, tangis Andini pecah melihat mobil yang di kendarai Om nya melaju dengan kecepatan penuh, Andini  mencoba untuk mengejarnya, namun tidak bisa ia lakukan  ia malah terjatuh dan terluka.

Sejak saat itu Andini tinggal di panti asuhan kehidupannya jauh dari kata mewah.

11 tahun berlalu~~

Andini di pertemukan lagi dengan cinta pertamanya laki - laki bernama Andrian Wiratmaja seorang Presdir Direktur di perusahaan King Wiratmaja Company, laki - laki tampan berbadan besar tinggi, berusia 26 tahun, teman semasa SMP Andini, yang menaruh hati kepada Andini, dulu waktu SMP Andrian dan Andini memang pernah dekat, Andrian pernah memberikan gelang untuk Andini, dan pernah berjanji untuk menikahi Andini setelah meraka sama sama dewasa, namun ada kejadian yang membuat Andini dan Andrian berpisah, selama mereka berpisah Andrian selalu mencari Andini namun tidak kunjung bertemu dengan Andini, Andrian tidak bisa melupakan Andini, Andini adalah cinta pertama Andrian, padahal hal mudah bagi Andrian untuk mendapatkan wanita yang ia inginkan dengan kedudukannya sekarang, setelah mereka berpisah selama 11 tahun akhirnya mereka dapat bertemu kembali. Mereka di pertemukan lagi di panti asuahan. Saat Andrian menggantikan posisi Ibunya yang sudah meninggal menjadi donatur di panti asuhan tempat Andini tinggal.

Siang itu menjadi pertemuan antara Andini dan Andrian, padahal Andrian sudah beberapa kali berkunjung di panti asuhan, walaupun panti asuhan yang ia kunjungi jaraknya lumayan jauh dari rumahnya, namun baru kali ini, ia bertemu dengan Andini. Andrian pertama kali melihat Andini agak ragu mau menyapa, namun setelah ia melihat gelang yang dipakai Andini ia semakin yakin, jika memang itu Andini wanita yang selama ini ia cari, gelang pemberian dari nya masih di pakai Andini sampai sekarang, Andrian memberanikan diri untuk menyapa Andini.

" Andini, kamu Andini kan?" tanya Andrian saat sedang berkunjung di panti asuhan, Andrian akan memeberikan uang dan beberapa kebutuhan pokok seperti beras dan lain sebagainya untuk anak panti.

" Maaf siapa ya Mas?" tanya Andini, yang tidak mengenali Andrian, mamang penampilan Andrian sangat berbeda, Andrian dari kantor menyempatkan waktu ke panti asuhan ia masih mengenakan pakaian rapih, jas masih terpasang di badanya, Andini sampai tidak mengenali Andrian.

walaupun pakaiannya terlihat longgar dan menganakan jilbab, Andini kelihatan sangat Anggun sampai - sampai Andrian tidak bisa memalingkan pandanganya.

"Aku Andrian Wiratmaja, masa kamu lupa sama aku Andini." ucap Andrian agak sedih

" Andrian, beneran ini kamu Andrian?" tanya Andini kaget, Andini menutup mulutnya dengan kedua tanganya. Andini sangat terkejut bisa bertemu lagi dengan Andrian.

" Iya, aku Andrian, teman kamu semasa SMP, aku nggak disuruh duduk nih." ucap Andrian dengan tersenyum

" Iya, ayok duduk Andrian, kamu ngapain kesini?" tanya Andini, Andini berusaha menyembunyikan gelanya namun telat, Andrian sudah melihatnya

" Aku kan donatur di panti ini, aku sering banget kok kesini, tapi aku baru ketemu dan liat kamu hari ini, ngomong - ngomong gelang pemberian dari aku, masih kamu pakai ya." ucap Andrian dengan melihat gelang yang melingkar di tangan Andini dan tersenyum

" Iya Andrian, memang masih aku pakai." ucap Andini gugup dan malu, Andini juga sanagt senang bisa bertemu lagi dengan Andrian.

" Nggak usah di sembunyiin Andini, aku seneng banget kamu masih nyimpen gelang pemberian ku." ucap Andrian dengan tersenyum, Andrian sangat bahagia bisa kembali bertemu dengan Andini.

" Kamu mau minum apa?" tanya Andini

" Nggak usah Ndin, aku ketemu kamu aja udah seneng banget, Andini, kamu masih inget kan, janji aku dulu ke kamu, kalau kita udah sama - sama dewasa aku bakalan nikahin kamu, aku seneng banget bisa ketemu kamu lagi Andini, aku bakalan mewujudkan janji aku ke kamu dulu." ucap Andrian

" Iya Andrian, tapi." ucap Andini terpenggal

" Tapi kenapa? Kamu belum menikah kan?" tanya Andrian, kalau hanya pacaran Andrian bisa saja melakukan segala cara agar mendapatkan Andini

Andini menggelengan kepalanya

" Terus?" tanya Andrian dengan mengerutkan dahinya

" Kita nggak sejajar Andrian, aku takut orangtua kamu nggak merestui kita." ucap Andini

" Tenang aja Andini, itu bisa diatasi, Mamaku udah meninggal 7 tahun lalu, aku nggak mau kehilangan kamu lagi, aku nggak bisa hidup tanpa kamu Andini, mau ya menikah sama aku." ucap Andrian.

" Beri aku waktu ya Andrian, aku bukan nggak mau, tapi tolong hargai keputusan ku," ucap Andini

" Iya Andini, aku akan beri kamu waktu, dan aku akan memperjuangkan cinta kita, aku minta mulai dari sekarang kamu panggil aku Mas ya, kayaknya lebih enak di denger, lagian juga lebih tua aku kan dari kamu," ujar Andrian dengan tersenyum, sebenarnya lebih seneng lagi kalau Andini memanggil Andrian sayang, tapi Andrian mau menghormati Andini yang sekarang berhijrah, itu juga tujuannya Andrian ingin langsung menikahi Andini, bukan sekedar pacaran, karena Andrian tau, Andini pasti akan menolaknya, jika Andini hanya di ajak pacaran.

Sejak saat itu Andrian, semakin sering mengunjungi panti asuhan untuk bertemu dengan pujaan hatinya.

Walaupun Pak Wiratmaja Papa dari Andrian menentang keras  hubungn mereka berdua, sampai Andrian berani kabur dari rumah, Andrian bertekat tetep akan menikahi Andini, walaupun tanpa restu dari Pak Wiratmaja.

Selang 7 bulan,  mereka melaksanakan akad nikah di masjid dekat panti asuhan tanpa restu dari Pak Wiratmaja.

Dan di hadiri beberapa anak panti, ibu panti asuhan,  penghulu, tidak ada yang mengetahui Andini dan Andrian menikah, kecuali orang panti, sahabat Andrian yang bernama Natan juga tidak ia beri tahu.

Acara yang sangat sakral yang sudah Andini dan Andrian tunggu selama ini tiba juga, Andrian mengucap ijab kabul.

"Saya trima nikah dan kawin nya Andini Mahalina Aditama binti (Alm  Aditama Perkasa) dengan mas kawin dan seperangkat alat sholat di bayar tunai." Andrian mengucap ijab kabul dengan suara lantang.

" Bagaimnaa para saksi." tanya Penghulu.

Sah..

Sah..

Andrian dan Andini sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Setelah Andini dan Andrian menikah mereka sepakat, Andini ikut bersama Andrian, dan pergi dari panti asuhan, Ibu panti sangat sedih namun juga bahagia, sedihnya Andini akan meninggalkan panti asuhan, bahagianya melihat Andini  menemukan belahan jiwanya.

Andini dan Andrian memutuskan untuk mengontrak di dekat perusahaan tempat Andrian bekerja, karena Andrian sudah diterima di perusahaan yang bergerak di bidang komunikasi. Andrian menerima  pekerjaan itu, karena Andrian sangatlah susah untuk mencari pekerjaan lain, semua pekerjaan kantoran sudah di blok oleh Pak Wiratmaja, tujuannya agar Andrian hidup susah, dan bisa kembali lagi mandatangi Pak Wiratmaja, tapi usaha Pak Wiratmaja sia - sia.  Andrian dan Andini hidup bahagia sampai Andini hamil.

Andini sudah pindah di kontrakan barunya, 2 bulan berlalu.

Di pagi hari jam menujukkan pukul 05.00 Andini sudah bangun dan ingin mengambil air wudhu lalu melaksanakan sholat subuh.

Saat hendak akan masuk ke kamar mandi.

Hoek.

Hoek.

Andini merasa mual dan muntah disertai kepalanya terasa pusing.

Andrian yang juga sudah bangun menunggu istrinya di kamar, Andini hanya pamit untuk berwudhu namun, sudah 30 menit, Andini tak kunjung kembali ke kamar mereka, Andrian memutuskan untuk, mencari istrinya di kamar mandi.

" Sayang, kamu dimana?" tanya Andrian

Namun tak mendapat jawaban dari Andini.

Hoek..

Hoek..

Andrian malah mendengar istrinya muntah - muntah di kamar mandi, Andrian langsung menghampiri istrinya.

" Sayang kamu kenapa?" tanya Andrian dengan memegang tengkuh leher Andini

" Nggak tau Mas, tiba - tiba mual banget." ucap Andini

" Kamu sakit ya, badan kamu sampai dingin begini, nanti kita kedokter aja ya, pas banget aku libur kok sayang." ucap Andrian

Andini tidak menjawab, Andrian segera menggendong istrinya dan membawanya ke kamar lalu menyelimuti istrinya, sebelumnya Andrian sudah membalurkan kayu putih di badan istrinya dan memberikan minum hangat.

" Kamu istirahat dulu aja ya sayang, aku mau sholat dulu." ucap Andrian, Andrian pergi meninggalkan istrinya dan menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat.

Setelah selesai sholat, Andrian menghampiri istrinya diranjang.

Andini terlihat sanget lemas, Andrian memutuskan untuk kedapur membuat makanan untuk sang istri.

" Sayang bentar ya aku mau kedapur dulu," ucap Andrian dengan mencium Andini. Perlakuan Andrian membuat hati Andini luluh

Andrian memasak sop dan membuat teh untuk Andini, setelah selesai Andrian kembali lagi ke kamarnya dengan membawa sop dan teh, semenjak menikah dengan Andini Andrian jadi bisa sangat mandiri bisa masak dan pekerjaan rumah tangga lainnya.

" Sayang, makan dulu ya, biar nggak lemes lagi, muka kamu pucet banget sayang." ucap Andrian dengan mendekati sang istri.

Andini hanya mengguk kan kepalanya, Andirian duduk di tepian ranjang dengan membawa sop.

"Mas kamu masak apa sih bau banget, aku mual mas, mau muntah rasanya nyium bau itu Mas." ucap Andini yang tidak biasanya protes masakan suaminya.

" Sayang, ini masakan kesukaan kamu sayur sop." ucap Andrian.

" Mas tolong jauhkan dari aku." ujar Andini sambil merasa mual dan ingin muntah.

" Jangan - jangan kamu hamil lagi sayang." ucap Andrian.

" Nggak tau Mas, aku udah telat 7 hari sih Mas, tapi kan kadang haid ku juga nggak teratur." ujar Andini

" Coba tespek sayang, aku keluar ke apotik sebentar ya, buat beli tespek." ucap Andrian.

" Iya Mas." ucap Andini

Andrian keluar dari kontrakkan nya dan menuju ke apotik, jam menujukkan pukul 07.00 belum ada apotik yang buka, Andrian melajukan motornya berkeliling untuk mencari apotik, akhirnya ada apotik yang sudah buka, Andrian segera menghentikan motornya di depan apotik dan masuk untuk membeli tespek, setelah ia selesai membeli tespek, Andrian memutuskan untuk langsung pulang kerumah, Andrian memang tidak pernah malu untuk membeli keperluan istrinya, karena Andrian mengagap kebutuhan istrinya adalah tanggung jawabnya.

Sampailah Andrian di kontrakannya ia langsung masuk kedalam rumah dan memberikan tespek ke Andini.

" Sayang ini tespeknya," ucap Andrian, Andrian tidak mendaptkan istrinya di kamar

Andrian langsung mencari Andini di kamar mandi.

" Sayang kamu muntah lagi ya?" tanya Andrian yang menghampiri Andini.

" Iya Mas, mual banget Mas, ucap Andini, mana Mas tespeknya?" tanya Andini.

" Ini sayang, " ucap Andrian sambil memberikan tespek ke Andini.

Andini masuk ke kamar mandi dan melakukan tes kehamilan, Andini menunggu selama dua menit setelah melakukan tespek.

Andini takut untuk melihat garis yang ada pada tespek. Matanya terpejam dan perlahan membuka, dan saat matanya membuka Andini melihat hasil tespek ada garis dua berwarna merah.

" Aku hamil, masyaAllah, sehat sehat diperut Bunda ya sayang." ucap Andini lirih dengan mengelus perutnya yang masih datar. Andini meneteskan air mata dan menutup mulutnya dengan satu tanganya, ia tidak menyangka akan secepet ini di berikan momongan.

Andini sangat bahagia, Andrian yang menunggu di luar kamar mandi penasaran Andini tidak keluar juga dari kamar mandi sudah ada 10 menit, Andrian menggedor kamar mandi.

Bruk..

" Sayang kok lama banget kamu nggak papa kan?" tanya Andrian panik, takut istrinya malah pingsan dikamar mandi.

" Iya Mas, aku nggak papa Mas, ini mau keluar Mas," ucap Andini dengan menangis bahagia.

Andini keluar dari kamar mandi dengan membawa, hasil tespek.

" Kamu kenapa sayang kok nangis?" tanya Andrian

Andini menyerahkan hasil tespek, Andrian melihat ada garis dua, Andrian tidak tau postip hamil itu garis nya satu atau dua.

" Maksudnya ini apa sayang?" tanya Andrian sambil mengerutkan keningnya dan masih penasaran dengan hasilnya dia bener - benar tidak bisa membedakan hasil positip hamil itu garis satu atau dua.

" Aku hamil Mas." ucap Andini dengan masih meneteskan air matanya.

" Yang bener sayang? Alhamdullilah, terimaksih ya Allah," ucap Andrian dengan bersujud syukur dan memeluk istrinya.

" Aku bahagia benget Mas, meskipun sangat cepat." ucap Andini

" Aku juga sayang, bahagia banget, hidupku akan lebih sempurna sayang, nanti kita kedokter ya sayang, kita USG." ajak  Andrian.

" Iya Mas." ucap Andini.

" Jadi kamu maunya makan apa sayang, nanti aku cari keluar, atau aku buatkan kalau aku bisa." tawar Andrian

" Pingin makan bakso Mas," ucap Andini

" Yaudah kalau bakso aku harus beli sayang, aku nggak bisa bikinya, bentar ya sayang aku keluar dulu nyari bakso." ujar Andrian.

Setelah Andrian mendapatkan bakso yang di minta Andini, Andini memakanya dengan lahap.

Jam menujukkan pukul 10.00 Andini dan Andrian memutuskan untuk ke dokter kandungan. Dengan mengendarai motor Andini dan Andrian menuju ke klinik dokter kandungan.

Sampailah mereka di klinik doker kandungan terdekat, mereka berdua langsung menuju ke pendaftaran untuk mendaftar. Beruntung masih sepi belum terlalu ramai, Andini mendapatkan antrian nomer 04 dan sekarang yang masih dipriksa nomer antrian 02.

Andini dan Andrian menunggu dipanggil diruang tunggu. Selang 15 menit nama Andini dipanggil.

"Ny Andini." panggil bidan jaga

Mendengar namanya di panggil Andini segera beranjak dari duduk nya dan menghampiri bidan jaga.

" Iya Sus saya." ucap Andini,  dengan menghampiri bidan jaga. Sebelum masuk keruangan Andini di tensi terlebih dahulu.

" Ibu saya tensi dulu ya." ucap Bidan jaga

" Iya Sus." ucap Andini dengan mengulurkan tangnya.

" Tensinya bagus ya Bu, 110/70 mmHg artinya normal ya Bu, setelah ini silakan masuk keruang pemeriksaan Bu." ucap Bidan jaga

" Iya Sus, makasih ya Sus." ucap Andini

Setelah selesai di tensi, Andini masuk keruang pemeriksaan dan Andrian mengekor dari belakang.

" Assalamulikum, permisi dokter." ucap Andini

" Wa'alaikumsalam, silakan duduk Bu." ucap Dokter Naila.

" Iya dokter." ucap Andini yang duduk berhadapan dengan dokter Naila. Dan Andrian duduk di samping Andini.

" Ibu ada keluhan?"tanya dokter Naila.

" Tadi pagi saya mual dan muntah dok, terus saya tespek, positif hamil dok." ucap Andini

" Haid terakhir masih ingat Bu?" tanya dokter

" Tanggal 2 apa tanggal 5 ya, lupa dok, haid saya kadang tidak teratur dok." ucap Andini

" Baik lah Ibu, saya akan melakun pemeriksaan USG ya Bu, Ibu silakan berbaring di ranjang pasien." Perintah dokter Naila.

" Iya dok," ucap Andini, mengikuti perintah dokter Naila, Andini berbaring di ranjang pasien dibantu dengan bidan yang berjaga.

" Maaf Ibu naikan sedikit bajunya ya Bu." ucap Bidan jaga

" Iya Sus." ucap Andini mengikuti perintah Bidan yang berjaga.

Setelah perutnya sudah terbuka sedikit bidan jaga memberikan gel diperut Andini, agak terasa dingin.

Dokter jaga mulai melakukan pemeriksaan dengan meletakkan alat di perut Andini yang sudah di beri gel, dan memaju mundurkan alatnya.

" Ibu coba liat di layar monitor ada dua titik, artinya calon bayi Ibu dan Bapak  ada dua," ucap dokter Naila

" Maksud dokter kembar dok?" tanya Andrian yang syok campur bahagia

Andini juga syok, Andini tidak mengelurkan satu kata pun, Andini menutup mulutnya dengan kedua tanganya.

" Iya Pak, benar sekali, ini detak jantung nya juga sudah bisa di dengarkan juga Bu Pak, suaranya dug dug normal ya Bu Pak, sesuai dengan usia kehamilnya sudah 7 minggu." ucap Dokter Naila

"Alhamdulilah," Andini meneteskan air matanya lagi, ia sangat bahagia.

Dokter sudah selesai melakukan pemeriksaan, Andini dan Andrian duduk di depan dokter.

" Bu Andini tadi kan keluhanya mual dan muntah, ini saya resepkan obat untuk mengurangi mual dan muntahnya ya Bu, dan ada vitamin juga yang harus ibu minum, 1x1 ya Bu, Ibu kan hamil anak kembar, Ibu harus lebih ekstra hati - hati ya Bu, mengingat kehamilan kembar lebih beresiko." ucap dokter Naila.

" Iya dok, Makasih banyak ya dok, kami permisi ya dokter, Assalamualaikum." ucap Andini

" Iya Bu, Wa' alaikum salam." jawab dokter Naila.

Andini dan Andrian keluar dari ruang dokter dan menebus obat yang sudah di resepkan oleh dokter.

Setelah itu mereka pulang.

Sejak Andini positif hamil Andrian lebih posesif, Andini tidak di perbolehkan untuk melakukan hal yang berat, kadang untuk mencuci saja, kalau Andrian saat pulang kerja tidak lelah, lebih baik Andrian yang mencuci baju mereka, kecuali saat terdesak.

~~

Tiba di saat Andini dikontrakan sendiri, Andini di datangi oleh orang suruhan Pak Wiratmaja dan diacam untuk berpisah dengan Andrian.

Andrian sudah pulang kerja, setelah sholat dan makan Andrian baru merebahkan badanya di ranjang, Andini baru berani bilang dengan suaminya.

" Mas tadi ada orang suruhan Papa kamu dia ngancam buat, misahin kita,  untung tadi pas ada Dita main ke kontrakan, jadi orangnya pergi karena tadi Dita teriak teriak jadi Mas Damar dan Pak Surya kesini, aku takut Mas." ucap Andini

" Tapi kamu nggak di apa - apain kan sayang?" tanya Andrian

" Nggak kok Mas, tapi aku trauma banget Mas, udah berapa kali aja, Papa kamu nyuruh orang buat misahin kita," ucap Andini dengan meneteskan air mata.

" Yaudah besok kita pindah kontrakan  ya sayang, kita cari kontrakan baru lagi, kita cari yang agak jauh dari kantorku, biar Papa nggak bisa nemuin kita lagi." ujar Andrian menenangkan Andini.

Sejak saat itu Andini tidak diperbolehkan menerima tamu sembarangan oleh Andrian. Pak Wiratmaja memang sudah sering kali mengancam agar Andrian kembali kepadanya, namun ancamanya selalu gagal, sampai pernah hampir menculik Andini, tapi usaha nya selalu gagal untuk memisahkan mereka, Andrian dan Andini sudah tiga kali pindah kontrakkan, gara - gara di usik oleh Pak Wiratmaja dan yang ketiga ini, Andini dipertemukan dengan Bunga sahabatnya semasa di panti asuhan.

Terpopuler

Comments

Bilqies

Bilqies

aku mampir Thor /Smile/
jangan lupa mampir juga di karyaku yaa

2024-05-08

1

Maya Paja

Maya Paja

haeuiemgaeui

2024-04-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!