"Lucy,kau harus mengambil minuman yang diberikan untuk papa ku. Jangan sampai papa meminum itu,tolong aku "
Bisik hendri saat hendri melihat Lucy sedang berdiri di balkon aula hotel itu dan menghirup udara malam dari sana, lucy terkejut melihat kehadiran Hendri tapi dia tak bisa mengatakan apa pun .
Lucy yakin kalau minuman itu pasti mengandung sesuatu yang bisa menjebak Pak Hadinata, hingga akhirnya lucy berjalan cepat ke arah pak hadinata dan mengambil gelas yang berada ditangan pria tua itu.
"Lucy,apa yg kau lakukan ? " tanya Hadinata
Lucy bingung,dia menatap semua orang yang berada didekat mereka saat ini . Lucy tidak menjawab dan langsung meminum nya ,kemudian dia pergi dari sana.
Hendri melotot melihat apa yg dilakukan oleh Lucy,lucy ngak perlu meminum nya sehingga saat ini terlihat tubuh lucy yang mulai kepanasan.
Hadinata yg melihat gelagat ngak benar dari lucy,dia pun mengikuti lucy hingga akhirnya dia melihat Lucy yang berjalan menuju lorong kamar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 30
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Setelah percintaan yang cukup panjang,akhirnya hadinata membiarkan lucy makan. Dia juga merasa sangat lapar,dia menatap wajah lucy yang sudah memerah.
Lucy tak sempat membersihkan tubuh nya karena tidak ada pakaian ganti disana,hadinata juga tak ingin menyiapkan nya . Dia ingin membawa lucy kembali kerumah nya segera, dia ingin lucy menjadi istri nya dalam waktu dekat ini .
"makan yang banyak " ucap Hadinata yang sedari tadi menatap kearah lucy sambil terus tersenyum lembut
Lucy hanya diam saja dengan wajah yang memerah,dia memang benar benar merasa sangat lapar. Kini dia tak percaya dengan tubuh nya yang selalu ingin disentuh dan di jamah oleh pria didepan nya ini ,dia seperti wanita murahan .
Ceklek
Tak lama seseorang mengetuk dan langsung masuk kedalam ruangan dimana hadinata dan lucy sedang makan siang yang terlambat,pria itu merupakan asisten nya hadinata.
"Saya dan hendri sudah membereskan gita,sekarang sebaiknya kalian pulang saja. Istirahat dirumah " ucap asisten pribadi milik hadinata,pria yang sedikit tua dari pada hadinata.
Pria itu merupakan tangan kanan papa nya hadinata, beliau selalu menjadi asisten pribadi pewaris keluarga hadinata hingga kini . Sebentar lagi beliau akan pensiun dan anak nya lah yang akan menggantikan nya untuk menjadi asisten keluarga hadinata, karena saat ini sang anak masih berada diluar negeri untuk pendidikan yang semua nya dibiayai oleh keluarga hadinata .
"oh iya paman,maaf merepotkan paman " jawab hadinata dan dia pun berdiri dengan perlahan ,lucy juga ikut bangun dari tempat tidur dengan pelan juga.
Hadinata berjalan dengan santai keluar dari ruangan itu,dia terus menggandeng tangan Lucy hingga mereka sampai didalam mobil nya . Pria tua yang selama ini menjadi asisten nya itu langsung masuk kedalam mobil juga,dia menjalankan mobil nya menuju rumah utama yang selama ini dia tempati sendirian setelah istri nya meninggal dan hendri memilih mandiri di apartemen nya.
Hadinata terus bersandar di bahu Lucy,dia merasa senang karena bisa memiliki lucy . Wanita yang sudah dia idamkan semenjak dia mencari tau mengenai data pribadi lucy yang ingin dia jadikan calon menantu nya ,tapi malah menjadi jodoh nya.
Hadinata tersenyum sendiri membayangkan hal itu,sementara lucy sudah tertidur dengan damai disamping hadinata. Tubuh nya benar benar merasa lelah ,dia tak tau lagi akan dibawa kemana . Lagi pula dia yakin kalau Hadinata akan membawa nya ke apartemen sederhana nya ,sehingga dia memilih untuk tidur.
Tak lama mobil sampai didepan rumah yang terbilang cukup besar,hadinata mengangkat kepala nya . Dia melihat wajah lucy yang sudah tertidur,kemudian hadinata tersenyum dan mengangkat tubuh nya lucy .
Semua mata menatap ke arah Hadinata yang dari tadi tersenyum, mereka tak menyangka jika hadinata bisa tersenyum selebar itu. Selama istri nya meninggal, hadinata tidak pernah tertawa apalagi tersenyum seperti saat ini .Apalagi hendri yang sering bersama dengan hadinata tak pernah bisa membuat hadinata tersenyum lebar seperti itu, kini mereka ikut senang.
Hadinata membawa lucy kedalam kamar yang selama ini dia tempati bersama mendiang istri nya ,foto pernikahan mereka pun sudah dia suruh untuk diturunkan dari atas tempat tidur nya karena dia tak ingin lucy merasa rendah diri .
Hadinata menatap wajah lucy yang masih terlelap,dia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya kemudian dia mengambil ponsel nya dan memesan beberapa pakaian yang pas dengan ukuran lucy. Dia menyuruh semua pelayan yang bekerja di rumah nya untuk membawa pesanan nya kedalam kamar nya .
Untung nya pakaian milik mendiang sang istri sudah dia pindah kan ke gudang,sebagian sudah dia berikan pada orang karena menurut orang tua dulu. Pakaian itu akan menjadi pahala untuk nya disana jika orang lain menggunakan nya, karena itu banyak sekali pakaian dari istri nya dia sumbangkan ke panti asuhan dan panti jompo .
Hanya ada beberapa saja yang berada dirumah nya ,karena memang selama ini dia masih merindukan sang istri sesekali . Kini dia tidak merindukan sang istri,karena sudah ada pengganti nya tapi bukan berarti dia akan melupakan istri nya.
Hadinata akan tetap mengingat kebersamaan mereka dan sesekali akan mengajak lucy untuk berziarah ke makam mendiang istri nya itu,dia begitu menyayangi istri nya dan Lucy untuk kedepan nya.
Setelah melihat semua sudah ada disana ,dia pun memilih untuk keluar dari kamar nya . Dia sudah menghubungi hendri untuk datang kerumah nya itu,dia ingin mendengar semua nya mengenai gita dan dia juga ingin meminta pendapat Regina dan Hendri mengenai pernikahan yang akan dia buat untuk lucy.
Hadinata ingin pernikahan yang mewah,dia ingin lucy merasa senang karena pernikahan ini pertama untuk nya dan akan menjadi yang terakhir yang akan hadinata buat untuk sang istri.
Hadinata sudah berada diruangan nya, dia memeriksa beberapa dokumen dari perusahaan . Disana ada pak tua yang menemani nya, kemudian tak lama hendri dan Regina datang bersama dengan citra.
"Opaaaa....." teriak citra dengan cukup kuat
Hadinata yang dari tadi sibuk dengan berkas dimeja nya ,kini menatap ke arah anak kecil yang berlari masuk kedalam ruang kerja nya. Hadinata kembali tersenyum, dia memundurkan kursi kerja nya dan memberikan sedikit jalan untuk citra masuk kedalam pelukan nya .
"Aku melindukan opa, dimana oma lucy ?" tanya citra dengan lembut .
Hadinata senang mendengar nya ,dia melirik ke arah Regina juga hendri secara perlahan sambil tersenyum tipis. Dia merasa senang karena kedua nya langsung mengenalkan lucy sebagai oma,tapi apakah lucy mau menjadi tua sebelum waktu nya .
Hadinata merasa sedikit lucu dengan keadaan, tapi apa boleh buat . Lucy memang akan menjadi istri nya dan akan di panggil oma oleh cucu-cucu nya nanti,dia berharap akan ada anak dari hendri dab Regina.
Hadinata jadi memikirkan anak nya dengan lucy,dia tidak tau berapa anak yang akan dilahirkan oleh Lucy . Apalagi lucy masih sangat muda dan pasti nya dia ingin keturunan dari nya, tapi apa dia pantas mempunyai anak lagi dengan usia nya yang cocok dipanggil opa.
Hadinata menatap ke arah Hendri dengan tatapan bingung,dia bukan hanya khawatir mengenai dirinya yang seperti opa-opa tapi pada Hendri juga . Apa hendri mau memiliki adik yang pantas menjadi anak nya ? Atau anak nya hendri yang seusia dengan tante nya sendiri?Hadinata merasa sangat lucu, dia jadi bingung sendiri sehingga tak memperhatikan apa yang dikatakan oleh Citra.
Bersambung
jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘