Brittany Moon tidak pernah menduga pernikahannya dengan tunangannya Ralph Smith akan batal karena Ralph lebih memilih bersama Clara William yang jatuh sakit disebabkan kelelahan sehingga dirawat di rumah sakit daripada memenuhi janji suci mereka dalam ikatan pernikahan.
Saat hati Brittany terluka akan sikap Ralph yang membatalkan acara pernikahan mereka demi Clara, dihari itulah Brittany tak sengaja dipertemukan dengan seseorang yang juga sedang kesulitan dikarenakan kekasihnya meninggalkannya dihari pernikahan mereka.
Nama pria itu adalah Adam Bennet, seorang pengusaha kaya raya yang merupakan pemilik perusahaan distributor jam mewah diberbagai penjuru dunia.
Lantas bagaimana kelanjutan cerita ini, saksikan terus disetiap babnya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Ke Rumah Sakit
Brittany tampak berjalan tergopoh-gopoh mengikuti Adam Bennet disampingnya.
Akhirnya Adam mengajaknya pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka ditangan Brittany.
"Aku baik-baik saja, Adam", ucap Brittany saat Adam menggandeng tangannya.
"Tidak, sampai kamu diperiksa oleh dokter, aku tidak akan merasa baik-baik saja, Brittany", kata Adam.
"Tapi luka ini kurasa tidak terlalu parah keadaannya, cukup diolesi obat merah pasti akan sembuh", sahut Brittany.
"Semudah itu jalan pikiranmu ?" kata Adam.
Adam menghentikan laju langkah kakinya seraya membalikkan badan ke arah Brittany.
"Lihatlah tanganmu berdarah seperti ini !" kata Adam sambil mengangkat tangan Brittany.
Telapak tangan Brittany mengucurkan banyak darah hingga Adam ketakutan saat melihatnya.
"Sampai dokter bilang kamu baik-baik saja maka aku akan percaya bahwa kondisimu tidak mengkhawatirkan", kata Adam.
"Tapi..., ini hanya luka gores...", ucap Brittany dengan nada datar.
"Luka gores yang menghabiskan kain ???" kata Adam.
Adam melirik ke arah tangan Brittany seraya tersenyum tipis.
"Bahkan bisa dibilang lukamu ini perlu dioperasi !" lanjutnya dengan wajah masam.
"Emmm !?" gumam Brittany.
Adam memaksa Brittany untuk melanjutkan langkah mereka ke ruangan medis sembari menarik tangan gadis cantik itu.
Tanpa banyak kata, Adam terus menggandeng tangan Brittany menuju ke ruangan pengobatan.
Seorang perawat menyapanya ramah saat Adam dan Brittany melintasi loket utama untuk pendaftaran pasien.
"Maaf, pak ! Mau kemana ?" tanya seorang petugas loket rumah sakit.
Adam menoleh ke arah loket utama didekatnya lalu mendekati tempat itu.
"Kekasihku sedang terluka akibat tergores tutup kaleng minuman, dan aku kesini hendak memeriksakan luka ditangannya", kata Adam.
"Mendaftar dulu disini, setelah itu akan kami proses pemeriksaannya", sahut petugas loket.
"Apa ? Lihatlah tangan dia berdarah sebanyak ini ! Bisakah kami tidak perlu mendaftar lagi ?" kata Adam.
"Bisa pak, tapi kalian langsung ke ruangan IGD, disana akan ditangani oleh petugas jaga tapi saya juga tidak bisa menjamin antriannya, ramai atau tidak diruangan tersebut, pak", sahut petugas loket.
"Kalau disini apa dia akan segera mendapatkan perawatan cepat ?" tanya Adam.
"Akan saya hubungkan langsung dengan dokternya jika mendaftar disini meski agak lama menunggu dokternya", kata petugas loket.
"Baiklah, terserah saja, bisa disini atau di IGD yang penting dia segera dirawat", sahut Adam.
"Anda bisa memilih, dirawat diruangan IGD atau ke ruangan dokternya langsung", kata petugas loket rumah sakit.
"Ke ruangan dokter saja, kalau bisa sekarang dan dipercepat prosesnya", sahut Adam menatap serius ke arah loket.
"Siap, pak ! Kami proses secepatnya !" ucap petugas loket segera melayani permintaan Adam.
"Langsung dibayar cash disini juga ?" tanya Adam.
"Bisa, langsung dibayar tunai sekarang, juga tidak apa-apa, silahkan mengisi form pendaftaran ini dulu, pak", sahut petugas loket.
Petugas loket rumah sakit memberikan kepada Adam Bennet selembar kertas form pendaftaran, untuk diisi lengkap.
Adam segera mengisi kertas form pendaftaran itu.
"Seharusnya, Louis ada sekarang, aku lupa menelponnya untuk datang kemari, biasanya dia yang mengurusi semua", kata Adam sambil menulis.
"Oh, pria yang bersamamu itu, kenapa aku tidak melihatnya lagi ?" tanya Brittany.
"Dia ada di luar negeri, aku mengirimnya kesana untuk suatu pekerjaan", sahut Adam.
"Mmm, pantas aku tidak pernah melihatnya lagi bersamamu, Adam", kata Brittany.
"Yah, begitulah", sahut Adam.
Adam menyelesaikan mengisi form pendaftaran lalu menyerahkannya kembali kepada petugas loket rumah sakit.
Saat petugas loket itu melihat kartu pengenal milik Adam Bennet, dia langsung bereaksi cepat.
Bruk !
Petugas loket menjatuhkan barang dari atas meja dan berdiri tegak seraya berjalan keluar dari meja loket.
"Maaf, pak Adam, atas ketidaktahuan saya, seharusnya saya lebih memperhatikan pemilik rumah sakit ini daripada yang lainnya", kata petugas loket seraya membungkukkan badannya.
"Tidak masalah, sudah seharusnya kamu bekerja lebih serius, memperhatikan pasien daripada mengutamakan status dari pasien", sahut Adam.
"Mohon maaf karena ketidaktahuan saya terhadap pemilik rumah sakit ini, tolong maafkan saya, pak Adam", kata petugas loket.
"Tidak apa-apa lagian aku juga tidak mempermasalahkannya", sahut Adam cuek.
"Silahkan langsung naik ke lantai dua, ke ruangan dokter jaga disana, anda bisa langsung menemui dokter dan memeriksakan luka nona ini", kata petugas loket canggung.
"Ya, baiklah, aku akan kesana sekarang juga, apa aku perlu membayar tagihan rawatnya juga", ucap Adam.
"Tidak perlu, pak...", sahut petugas loket sambil menggeleng malu.
"Mmm, gratis buatku juga ? Bagaimana bisa ?" kata Adam pura-pura terkejut kaget.
"Anda pemilik rumah sakit, mana mungkin saya menagih biaya pengobatan rumah sakit, saya bisa-bisa diberhentikan oleh kepala rumah sakit", sahut petugas loket dengan raut wajah merah padam.
"Ummm, kalau begitu, aku langsung naik ke lantai dua, apa aku masih harus mengantri lagi disana ?" tanya Adam.
"Nanti saya akan memberitahukan pada dokter jaga disana bahwa anda datang kesini", sahut petugas loket bersikap sopan.
"Ya, baiklah, aku ucapkan terimakasih dan permisi, kami akan langsung ke lantai dua", kata Adam.
"Iya, pak", jawab petugas loket sembari menganggukkan kepalanya.
Adam membalas dengan senyuman sembari mengangguk pelan seusai dia berpamitan pada petugas loket rumah sakit.
"Ayo, kita pergi, Brittany !" kata Adam.
"Ummm..., yah...", jawab Brittany.
Adam menggandeng tangan Brittany lalu melanjutkan kembali tujuan mereka, untuk berobat.
Tampak Brittany menuruti perintah Adam Bennet dan berjalan mengikutinya dari arah belakang, mereka melangkah bersama-sama menuju lift.
Tak banyak kata yang diucapkan oleh Adam Bennet saat mereka berdua berada didalam lift menuju lantai dua.
Hanya terlihat perhatian Adam Bennet yang sering melihat tangan Brittany yang terbungkus oleh kain.
Di ruangan periksa.
Tampak Adam duduk dengan raut wajah tegang ketika dokter sedang memeriksa luka ditangan Brittany Moon.
"Untung segera ditangani lukanya kalau tidak akan infeksi dan membekas", kata seorang dokter wanita.
Adam Bennet menghela nafas panjangnya lalu melirik ke arah tangan Brittany yang telah dibuka kain pembungkusnya.
"Ya, aku juga berpendapat sama dengan dokter, karena itulah, aku cepat-cepat membawanya ke rumah sakit", sahut Adam.
"Anda termasuk pria yang peduli pada pasangannya, nona ini sangat beruntung bisa menarik perhatian anda, tuan Bennet", kata dokter itu sembari tersenyum manis.
"Dia calon istriku, kami akan menikah setelah tiga bulan ke depan", sahut Adam.
"Woah, cepat juga anda menemukan pengantin pengganti buat anda, tuan Bennet !" kata dokter itu terkaget-kaget saat mendengar jawaban dari Adam yang memberitahukan bahwa dia akan segera melepas masa lajangnya.
"Tidak juga, pencarianku cukup rumit, tidak semudah yang kau kira, dokter", sahut Adam.
"Oh, iya !?" kata dokter wanita seraya menaikkan alisnya ke atas.
"Yah, kami bertemu juga secara tidak sengaja sehingga kami menjadi saling kenal satu sama lainnya dan memutuskan untuk menikah'', ucap Adam.
"Aku juga dengar rumor kurang menyenangkan tentang pernikahanmu yang gagal bersama Amanda, tapi saat mendengar dari anda sendiri, ternyata anda sangat berbahagia saat ini", sambung dokter wanita itu.
"Memang aku sedang berbahagia", kata Adam.
"Selamat, saya ucapkan atas kabar terbaikmu yang akan segera menikah, semoga berjalan lancar", sahut dokter itu sambil merawat luka pada tangan Brittany.
"Ya, terimakasih atas ucapan selamatnya, doakan lancar sampai acara pernikahan nanti", kata Adam.
"Lantas kemana Amanda sekarang ?" tanya dokter jaga itu.
"Entahlah, aku sendiri tidak tahu kabarnya lagi sekarang ini", sahut Adam seraya mendesah pelan.
uda ada si Adam...
gaya bahasa yg dipakainya natural spt dlm kehidupan nyata...
biasanya aspri yg paling tahu apa² hal mengenai bosnya....
atau aku yg gagal paham ni situasinya 😅😅😅