NovelToon NovelToon
My Secret Wife

My Secret Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Desy kirana

Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

"Abang tadi ngapain panggil Sean ke ruangan?" tanya Hana penasaran. Ia masih betah berada dalam dekapan sang suami yang menenangkan.

"Nilai mata pelajaran fisika nya turun sayang. jadi abang suruh belajar lebih giat lagi." jawaban Rey sama dengan yang Sean berikan. Padahal mereka sama sekali tidak berkompromi sebelumnya. mendengar jawaban yang sama dengan Sean, Hana menganggukkan kepalanya.

Rey mengurai pelukannya dan menarik tangan Hana untuk duduk di sofa. Ia mendudukkan Hana di pangkuannya.

Hana merasa mual ia kembali menghirup aroma tubuh sang suami hingga bisa meredakan rasa mualnya. Hana tak mengerti kenapa dirinya merasa mual. Ia anggap jika asam lambungnya mulai naik karena ia telat makan.

Rey memejamkan matanya karena merasakan pusing di kepalanya. Entah mengapa tiba-tiba Rey merasa pusing. Ia ingin makan buah yang asam-asam.

Rey ingat jika tadi melihat pohon mangga tempat Hana dan teman-temannya duduk sedang berbuah lebat. Ia langsung membuka matanya karena ingin memetiknya.

"Sayang, tunggu disini sebentar ya. Abang keluar dulu." kata Rey lalu merebahkan Hana diatas sofa.

"Abang mau kemana?"

"Mau kedepan sebentar. Tunggu ya." Rey langsung mengecup kening Hana kemudian keluar menuju ke lapangan sekolah.

Ia berlari menuju ke pohon mangga yang sedang berbuah lebat. Di sekolahan ini memang di tanami berbagai macam pohon buah, selain untuk membuat suasana sejuk juga buahnya bisa di manfaatkan. Pihak sekolah tidak melarang jika ada guru atau murid yang ingin mengambilnya. Tapi murid-murid di sekolah ini bukan siswa yang bringas akan mengambil buah dan memuaskan diri mereka. Mereka akan mengambil secukupnya. Bahkan ada juga yang tidak tertarik dengan buah yang sedang berbuah.

Sesampainya di bawah pohon kepala Rey kembali pusing. Ia memegangi kepalanya dan bersimpuh di atas rumput dengan kedua lututnya.

Ia memanggil salah satu anak basket yang sedang berlatih untuk mengambilkan buah mangga diatas.

"ELANG!!" panggil Rey pada salah satu murid kelas 12 yang sedang berlatih basket.

Elang yang merasa namanya di panggil menoleh kearah Rey. Ia berlari menghampiri sang guru. "Ada apa pak Rey?"

"Tolong ambilkan saya buah mangga di atas ya. Kepala saya pusing!"

"Owh, baik pak." kata Elang. Ia langsung memanjat pohon yang tidak terlalu tinggi itu. Dan memilihkan buah yang sudah matang. Setelah mendapatkan 3 buah mangga yang matang. Elang kembali turun.

"Ini pak mangganya."

"Laah, saya mau yang muda Elang. Bukan yang matang. Ambilkan satu saja yang paling muda.

Elang yang merasa heran hanya menggaruk tengkuknya. Kemudian mengangguk dan kembali memanjat pohon mangga untuk mengambil buah yang masih muda.

"Kenapa nggak ngomong dari awal Bambang kalo mau mangga muda." Batin Elang menggerutu, Elang mengambil mangga muda sebanyak-banyaknya lalu kembali turun.

"Ini pak." Elang menyerahkan sedompol mangga yang masih sangat muda ke hadapan Rey.

Rey langsung tersenyum bahagia melihat buah mangga muda yang di ambil Elang.

"Waah, ini baru betul. Terimakasih ya Lang. Nanti nilai mu saya tambah." kata Rey sambil menepuk salah satu lengan Elang lalu pergi meninggalkan Elang dengan perasaan senang. Elang terpaku menatap guru galak yang hampir tak pernah tersenyum kali ini tersenyum lebar hanya karena mangga muda. Tak ingin berlarut memikirkan sang guru Elang mengambil mangga matang yang ia ambil tadi dan kembali ke teman-temannya yang sedang berkumpul di belakang sekolah.

Saat akan berjalan menuju belakang sekolah. Tiba-tiba Elang kembali di panggil.

"Elang!" pekik Awan lalu berlari mengejar Elang. Ia bersama dengan sang sahabat Bulan.

Melihat yang memanggilnya adalah Awan, Elang tak memperdulikannya, ia kembali melanjutkan langkahnya.

"Elang mau kemana sih, kan Awan udah manggilin dari tadi masih aja di tinggal." kata Awan dengan nada manja dan menggelayut di lengan Elang.

"Awan please deh, Lo itu kaya ulet bulu ya nempel terus di badan gw. Bikin gw gatel, udah sana minggir. Gw mau sama temen-temen gw, hiiih." Bentak Elang kesal. Tapi Awan sama sekali tak perduli. Ia semakin mengeratkan pelukannya di lengan Elang.

Awan sangat menyukai Elang sejak mereka baru masuk ke sekolah ini. Hingga 2 tahun lebih Awan selalu mengejar-ngejar Elang meskipun selalu mendapatkan penolakan.

.

Di ruangan Rey.

Rey masuk ke dalam ruangan dengan perasaan senang. Hana yang melihat sang suami kembali dengan buah mangga muda di tangan merasa heran.

"Abang bawa mangga muda buat apa?"

"Buat ngilangin pusing sayang. Kepala Abang pusing banget. Tiba-tiba kepikiran Pengan makan mangga muda.

Rey meletakkan sedompolan mangga muda dan memetiknya satu yang berukuran sedang lalu mencucinya di wastafel dan langsung memakannya seolah sedang memakan apel.

Rey sampai memejamkan matanya karena menikmati mangga asam itu. Sementara Hana yang melihat keanehan sang suami hanya menatapnya heran.

Hana sedang memakan kacang telur yang selalu tersedia di ruangan Rey. Karena Hana sangat menyukai cemilan tersebut, jadi Rey tidak pernah lupa mengisinya.

"Abang aneh ih, memang nggak asem?"

"Nggak sayang, mau?" Rey menawari Hana mangga yang sedang ia makan. Namun Hana menggeleng. Karena sudah membayangkannya jika mangga itu pasti sangat asam.

.

Hari ini Hana dan Rey memutuskan untuk pulang ke rumah orang tua Rey. Karena ia tiba-tiba sangat ingin makan bubur safar buatan sang mami. Di perjalanan Hana sudah menelpon ibu mertuanya dan meminta di buatkan bubur safar karena Rey sangat ingin makan.

Tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka sudah sampai di halaman rumah orang tua Rey. Saat masuk mereka langsung di sambut dengan si kembar yang sedang beradu mulut.

Rey yang sedang pusing langsung memiting leher kedua adik kembarnya. "Kalau mau berantem jangan adu mulut ya, berisik tau nggak lebih baik kalian adu skill. Sekarang bantu mami di dapur. Siapa yang paling cekatan membantu mami, Abang kasih uang satu juta." tantang Rey. Mendapatkan iming-iming uang satu juta membuat Olla dan Bella langsung mendelik. Meskipun orang tuanya kaya raya. Mereka belum pernah memiliki uang satu juta jika tidak hari raya.

"Tambahin geh bang!" kata Bella.

"Ya sudah Abang tambah jadi 2 juta. Sudah sana!" rey mendorong tubuh kedua adiknya menuju dapur.

Hana hanya tertawa melihat ekspresi Olla dan Bella. Ia juga sama dengan ke dua adik iparnya. Tidak pernah memiliki uang banyak meskipun orang tua mereka mampu. Hana hanya di jatah uang jajan 50 ribu sehari.

Tapi saat sudah menikah dengan Rey. Rey memberikan semua gaji nya pada Hana, Rey mempercayakan Hana untuk mengatur uang dalam rumah tangga mereka. Awalnya Hana menolak, tapi Rey kekeh hingga akhirnya Hana setuju, dengan bantuan sang mama Hana mulai bisa mengelola gaji Rey dengan baik. Ia tidak akan mengeluarkan uang hasil keringat sang suami untuk sesuatu yang tidak terlalu penting.

"Sayang, kita ganti baju dulu yuk." setelah mengantarkan kedua adik nya ke dapur. Rey menggandeng sang istri menuju kamar mereka di lantai 2.

1
Ningram Kama
goog
Sakura 💚🤍
aq kembali Dateng mendukung
Desy kirana: terimakasih kakak🥰🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!