Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Setelah berganti pakaian keduanya turun lagi kebawah. Saat masih di tangga mereka mencium aroma pandan yang sangat sedap dari arah dapur.
"Hmm! Wangiii! jadi tidak sabar." ungkap Rey. Ia lalu merangkul bahu Hana dan membawanya untuk turun menuju dapur kotor yang berada di bagian luar.
Sesampainya di dapur Hana dan Rey melihat mami Risa sedang berdiri di depan kompor membuat bubur sum-sum sementara si kembar sedang membuat biji salak. Mereka membentuk bulatan-bulatan kecil dari adonan tepung ketan.
"Waah, ada yang bisa Hana bantu nggak mi?" tanya Hana mengajukan diri.
"Eeh, Hana Rey kalian makan siang saja dulu. Nanti setelah makan baru bantu mami ya."
Rey dan Hana mengangguk setuju lalu menuju meja makan. Setelah makan Hana memutuskan untuk membantu sang mertua dan adik iparnya. Sementara Rey masih merasa pusing kembali ke kamar untuk beristirahat.
"Mana Abang Na?" tanya Bella saat melihat Hana hanya datang sendiri.
"Kepalanya pusing, jadi istirahat di kamar." kata Hana lalu ikut bergabung bersama kedua adik iparnya.
Setelah beberapa saat kemudian bubur safar permintaan Rey tersaji di meja makan.
Hana sedang memanggil sang suami di kamar mereka.
"Mi, bukannya Abang nggak suka makanan manis ga sih?" tanya Olla saat mami Risa sedang membagi bubur ke dalam mangkuk-mangkuk untuk mereka semua.
"Iya juga, kenapa tiba-tiba minta buatin bubur ya?" sahit Bella kemudian.
"Apa Abang lagi ngidam ya mi? Aku pernah denger kalo bisa aja istrinya hamil tapi suaminya yang ngidam, bisa aja kan Hana hamil terus Abang yang ngidam." lanjut Bella.
Mendengar perkataan Bella mami Risa menghentikan pergerakan tangannya. Ia menatap lekat mata Bella. Perasaannya gamang mendengar kemungkinan yang Bella katakan.
"Sudah kalian makan saja buburnya. Biar nanti mami tanya sama Hana tentang hal ini." putus Risa.
Olla dan Bella pun mengangguk, jika benar dugaan mereka benar, sungguh mereka sangat senang karena akan memiliki keponakan. Tapi bagaimana dengan sekolah Hana. Entahlah, mereka tidak ingin pusing memikirkan permasalahan Hana.
Mereka menyantap bubur safar yang terdiri dari bubur sum-sum hijau dan putih, sagu mutiara, ketan hitam, biji salak, dan kacang hijau. Rasa manis legit dari gula aren dan gurih dari kuah santan benar-benar perpaduan yang pas.
Beberapa saat kemudian Hana kembali bersama Rey menuju meja makan. Wajah Rey berbinar melihat bubur safar yang sangat menggoda. Ia langsung duduk di kursi lalu mulai menyantap bubur safar itu dengan lahap.
Hingga beberapa menit berselang bubur itu tandas tak bersisa. Rey bahkan minta sang mami untuk memberikannya lagi.
Hana dan lainnya merasa heran melihat Rey makan dengan lahap. "Abang sejak kapan suka makanan manis? Bukannya Abang nggak suka makanan manis ya?" Hana tak bisa menahan diri untuk tidak menanyakan hal itu.
Mendengar pertanyaan Hana mereka semua menunggu jawaban Rey. "Entah, tiba-tiba lagi pengen aja makan bubur safar." jawab Rey santai sambil menyuapkan bubur ke mulutnya.
"Fix ini mah, Abang yang ngidam!" kata Olla yakin. Bella menganggukkan kepalanya setuju.
"Maksudnya?" tanya Hana heran.
"Sayang, kamu minum pil KB nya terus kan?" tanya mami Risa.
Hana mengangguk yakin."Iya mi, nggak pernah telat minum pil KB."
Mendengar jawaban Hana Risa mengangguk dan tersenyum. "Apa kamu telat datang bulan?"
Hana kembali mengangguk mendengar pertanyaan itu. Karena memang hingga hari ini ia belum datang bulan.
"Kalau gitu mami suruh bibik pergi ke apotik untuk beli tespek ya. Mami khawatir kamu hamil tapi terus meminum pil KB. Jika tidak ya tidak apa, jika hamil kita bisa pikirkan bagaimana baiknya." kata Risa tegas. Ia lalu meminta salah satu pekerjanya yang bekerja di rumah untuk pergi ke apotek.
Mendengar perkataan mami Risa membuat mereka semua harap-harap cemas. Terutama Hana, ia memikirkan sekolahnya yang hanya tinggal hitungan bulan. Rey yang mengerti kekhawatiran sang istri pun berusaha menenangkan nya. Rey menggenggam tangan Hana yang sudah berkeringat.
"Jangan takut, kamu bukan hamil di luar nikah karena aku suamimu." mendengar perkataan Rey, Hana dan lainnya mengangguk setuju.
tak menunggu waktu lama, akhirnya sang pekerja yang membeli tespek sudah kembali. Hana langsung masuk ke dalam kamar mandi yang berada di kamarnya bersama Rey.
Sementara Olla,Bella dan mami Risa menunggu di bawah sambil menonton televisi.
Hana meletakkan satu strip ke dalam urin yang sudah ia tampung dalam tabung kecil yang ada di dalam kemasan.
Hana memeluk Rey dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Rey karena belum siap melihat hasilnya. Sementara Rey mengusap-usap punggung Hana agar tidak tegang.
Setelah beberapa detik Rey mengangkat tespek tersebut dan melihat hasilnya.
Saat melihat 2 garis merah yang terlihat jelas itu Rey mengeratkan pelukannya. "Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah sayang. Kamu benar hamil." kata Rey dengan raut bahagia. Rey tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya karena Hana tengah mengandung benihnya.
Mendengar perkataan Rey Hana menangis di dalam pelukan Rey. Pikiran Hana berkecamuk entah ia harus senang atau sedih, Hana bingung bagaimana harus bersikap.
Mendengar Isak tangis Hana, Rey mengurai pelukannya. "Kenapa menangis? Hmm! Kamu tidak senang?" tanya Rey. Hana menggelengkan kepalanya, Hana bingung untuk menjawab apa.
Rey kembali memeluk Hana, ia tau jika istri kecilnya bingung saat ini. "Tenanglah, semua akan baik-baik saja." kata Rey menenangkan.
Hana mengangguk dan Rey mengurai pelukanya, ia mengusap air mata di wajah istri kecilnya kemudian membawanya untuk menemui mami Risa dan si kembar di lantai satu.
Sesampainya di lantai satu, dengan senyum merekah mengatakan pada mami Risa dan si kembar bahwa Hana benar-benar hamil.
"Alhamdulillah!" kata mereka bertiga serempak.
Mami Risa sampai meneteskan airmata bahagia dan memeluk Hana. "Tidak usah khawatir sayang, kamu masih tetap bisa bersekolah. Mami akan mengatakan hal ini pada orang tuamu dan juga papi. Percayalah, mami, papi, Rey dan juga orang tuamu akan melakukan yang terbaik untuk mu." kata mami Risa sambil mengusap punggung Hana untuk menenangkan Hana yang tengah menangis.
Olla dan Bella yang melihat Hana menangis juga ikut menangis. Mereka seolah ikut merasakan kekhawatiran yang Hana rasakan. Mereka juga mengatakan mulai saat ini akan selalu menjaga Hana saat di sekolah. Karena mereka sadar sang kakak tidak akan bisa melakukan hal itu karena akan menimbulkan kecurigaan banyak orang jika Rey memperhatikan Hana.