NovelToon NovelToon
University Prestige School

University Prestige School

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Playboy / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Romansa
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Farhan Akbar

Ketika Akbar tiba-tiba terbangun dalam tubuh Niko, ia dihadapkan pada tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru yang sama sekali berbeda. Meskipun bingung, Akbar melihat kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik sambil berusaha mempertahankan identitasnya sendiri. Dalam prosesnya, ia berjuang meniru perilaku Niko dan memenuhi harapan keluarganya yang mendalam akan sosok Niko yang hilang.

Di sisi lain, keluarga Trioka Adiguna tidak ada yang tau kalau tubuh Niko sekarang bertukar dengan Akbar. Akbar, dalam upayanya untuk mengenal Niko lebih dalam, menemukan momen-momen nostalgia yang mengajarinya tentang kehidupan Niko, mengungkapkan sisi-sisi yang belum pernah ia ketahui.

Seiring berjalannya waktu, Akbar terjebak dalam konflik emosional. Ia merasakan kesedihan dan penyesalan karena mengambil tempat Niko, sambil berjuang dengan tanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi keluarga. Dengan tekad untuk menghormati jiwa Niko yang hilang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Farhan Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga yang Ceria

Di ruang dapur, Maya memandang Yona dengan penuh perhatian. “Kak, hari ini kamu ada kuliah siang?” tanyanya, melihat Yona yang sangat rapi dengan pakaian modisnya.

“Iyah, Mah, ada matkul untuk desain busana,” jawab Yona dengan percaya diri, sambil merapikan rambutnya di cermin dekat meja.

Maya tersenyum bangga. “Kamu kelihatan cantik sekali, Kak. Semangat untuk kuliahnya, ya! Mamah yakin kamu akan bersinar di kelas.”

“Terima kasih, Mah! Aku sudah siap dengan beberapa sketsa yang ingin ditunjukkan kepada dosen,” Yona menjawab dengan semangat, mata berbinar-binar.

Maya mengangguk, merasakan kebanggaan akan dedikasi Yona. “Jangan lupa, kalau ada tugas atau proyek, Mamah siap membantu. Kita bisa brainstorming bareng!”

Yona tersenyum. “Iya, Mah. Aku pasti akan minta pendapat Mamah. Ide-ide Mamah selalu keren!”

Keduanya tertawa, menciptakan momen hangat sebelum melanjutkan aktivitas sehari-hari mereka.

Maya tersenyum lembut dan berkata, “Yaudah, kamu makan siang dulu aja bareng Mamah sebelum ke kampus.”

Yona mengangguk, merasa senang. “Boleh, Mah! Aku lapar juga.” Dia segera duduk kembali di meja, mempersiapkan piringnya.

Maya mulai menyajikan makanan, memperhatikan Yona yang tampak bersemangat. “Hari ini ada ayam panggang kesukaanmu, lho!” katanya dengan antusias.

“Wah, enak sekali, Mah! Pasti enak!” balas Yona, wajahnya berbinar.

Keduanya menikmati waktu bersama, saling bercerita tentang kegiatan mereka. Suasana hangat dan penuh kasih sayang menciptakan kenangan indah sebelum Yona berangkat ke kampus. Maya merasa bersyukur atas momen-momen kecil ini, di tengah kesibukan hidup mereka.

Waktu menunjukkan pukul 11.00 siang ketika Maya dan Yona sedang menikmati makan siang bersama. Suasana hangat menghiasi meja makan, di mana aroma masakan khas rumah semakin menggugah selera. Sementara itu, di dalam kamar mandi, suara air yang mengalir diiringi tawa ceria Ria dan Mbok Atun yang sedang mandi bersama.

Maya memecah keheningan dengan pertanyaan kepada Yona, “Kamu nanti mau bareng Mang Toing dan Ria atau bawa mobil sendiri, Kak?”

Yona yang sedang mengunyah makanan, mengangkat wajahnya dan menjawab dengan penuh percaya diri, “Aku mau bawa mobil sendiri ajah ke kampus.”

Maya mengangguk, merasa bangga dengan keputusan kakaknya. “Baiklah, jadi kamu sudah siap dengan semua bahan kuliahmu?”

“Sudah, Mamah. Tinggal bawa laptop dan buku-buku saja,” jawab Yona dengan semangat, matanya berbinar penuh antusiasme.

Maya tersenyum hangat. “Bagus! Jangan lupa, kalau ada yang butuh bantuan, jangan ragu untuk menghubungi Mamah.”

“Pasti, Mamah! Aku akan ingat,” Yona menjawab, merasa percaya diri dengan dukungan ibunya. Dia kemudian melihat ke arah jam di dinding dan berkata, “Wah, sepertinya aku harus berangkat lebih awal, biar tidak terjebak macet.”

“Iya, itu ide yang baik,” jawab Maya. “Semoga hari ini berjalan lancar.”

Di sudut ruangan, suara air dari kamar mandi semakin terdengar jelas, dan Maya tak bisa menahan senyumnya saat membayangkan Ria yang pasti sedang bermain dengan Mbok Atun. “Ria pasti sedang senang sekali,” gumamnya.

“Dia memang selalu ceria,” Yona menanggapi dengan senyuman. “Jadi, Mamah sudah memikirkan kejutan untuk Kak Niko?”

Maya mengangguk penuh antusias. “Iya, Mamah ingin membuat sesuatu yang spesial untuknya saat dia pulang nanti.”

“Bagus! Kita bisa menyiapkan makanan favoritnya. Itu pasti akan membuatnya bahagia,” kata Yona, semangat.

“Setuju! Ayo kita rencanakan,” jawab Maya sambil meraih ponselnya untuk mencatat ide-ide yang muncul di benaknya.

Hari itu dipenuhi dengan harapan dan keceriaan, menciptakan momen berharga bagi keluarga yang saling mendukung dan mencintai.

...****************...

Maya menatap Yona dengan serius, seolah ingin menekankan pentingnya tanggung jawab. “Nanti kamu awasi adikmu, ya. Pastikan Niko benar-benar bersekolah dan tidak main-main. Tadi sih Mang Toing bilang Niko sudah masuk ke dalam sekolahnya,” katanya.

Yona mengerutkan dahi, sedikit bingung. “Mamah, Niko sudah remaja, lho. Dia bisa jaga diri sendiri,” ujarnya, mencoba menjelaskan.

Maya mengangguk, tetapi tetap bersikeras. “Aku tahu, Kak. Tapi kadang-kadang dia bisa saja tergoda untuk melakukan hal lain. Mungkin dia butuh dorongan dari kamu. Apalagi setelah pertumbuhan remajanya, aku khawatir Niko akan lebih mudah terpengaruh.”

Yona menatap ibunya, memahami kekhawatiran tersebut. “Baiklah, Mamah. Aku akan pastikan Niko tetap fokus. Dia memang sudah besar, tapi kadang-kadang dia butuh pengingat.”

Maya tersenyum lega, merasa berterima kasih atas pengertian Yona. “Terima kasih, Kak. Aku percaya padamu. Kita semua ingin yang terbaik untuk Niko.”

Yona mengangguk, siap untuk menjalankan tugasnya sebagai kakak, meskipun Niko sudah remaja. Dalam hatinya, dia tahu bahwa dukungan keluarga selalu penting, tak peduli seberapa besar seseorang tumbuh.

Maya menghela napas, mengekspresikan kekhawatirannya. “Mamah khawatir kemarin-kemarin, Niko yang belum punya SIM memaksa untuk mengendarai mobil Lambor-gini milik ayahnya. Walaupun dia sudah mahir berkendara dia belum boleh membawa mobil dengan umur seusianya,” ungkapnya dengan nada serius.

Yona mengangguk, mengingat peristiwa tersebut. “Iya, Mamah. Niko memang kadang terlalu nekat. Itu kenapa Mamah menyuruh Mang Toing untuk menjemput dan mengantar dia sekarang, ya?”

Maya mengangguk. “Betul. Mamah tidak mau risiko terjadi sesuatu. Kecelakaan bisa saja terjadi jika dia tidak hati-hati. Kita harus menjaga dia.”

Yona memahami kekhawatiran ibunya. “Aku akan pastikan Niko mengerti betapa pentingnya mengikuti aturan. Dia harus belajar bertanggung jawab dengan kendaraan.”

Maya menatap Yona dengan penuh perhatian dan menekankan pesannya, “Yaudah, kamu hati-hati bawa mobilnya, ya. Jangan ngebut-ngebut di jalan.”

Yona tersenyum, berusaha meyakinkan ibunya. “Tenang saja, Mamah. Aku akan berkendara dengan hati-hati. Keselamatan itu penting.”

Maya mengangguk, merasa sedikit lebih tenang mendengar jawaban Yona. “Aku hanya ingin kamu selamat sampai di kampus. Ingat, jalanan bisa ramai dan tidak terduga.”

“Pasti, Mamah. Aku akan jaga diri dan patuhi semua rambu lalu lintas,” jawab Yona, menunjukkan sikap bertanggung jawab.

Maya merasa bangga. “Good! Semoga hari ini berjalan lancar. Jangan lupa kabari Mamah setelah sampai, ya.”

“Siap, Mamah! Aku akan kabari,” kata Yona, lalu menambahkan dengan senyum lebar, “Jadi, Mamah juga jangan khawatir.”

Dengan suasana hati yang lebih ringan, Maya kembali menikmati makan siangnya, sementara Yona bersiap-siap untuk berangkat, memastikan semua yang dibutuhkannya sudah siap.

Yona mendekat dan mencium pipi Maya dengan lembut. “Mamah, hari ini nggak sibuk, mah?” tanyanya, penasaran.

Maya tersenyum, sedikit mengernyitkan dahi. “Hmm, ada beberapa pekerjaan yang perlu Mamah selesaikan, tapi Mamah akan berusaha menyisihkan waktu. Kenapa, Kak?”

Yona mengangkat bahu, “Cuma mau pastikan Mamah bisa istirahat sedikit. Mungkin kita bisa nonton film bareng nanti malam?”

Maya merasa senang mendengar tawaran itu. “Itu ide yang bagus! Mamah suka nonton film bareng kalian. Kita bisa memilih film yang seru.”

“Setuju! Aku akan cari film yang bagus,” jawab Yona dengan semangat. “Jadi, Mamah jangan terlalu capek, ya!”

Maya mengangguk, merasa beruntung memiliki anak seperti Yona yang peduli. “Mamah akan berusaha, Kak. Terima kasih sudah mengingatkan.”

Ria keluar dari kamarnya dengan ceria, sudah mengenakan seragamnya yang imut. Dengan senyuman lebar di wajahnya, dia berlari menghampiri Maya. “Mamah!” teriaknya penuh semangat sambil memeluk Maya erat-erat.

Maya tertawa dan membalas pelukan Ria. “Hai, sayang! Imut sekali ini anak Mamah!”

Di belakang Ria, Mbok Atun muncul dengan senyuman hangat. “Aduh, Non Ria, semangat sekali ya!” katanya sambil mengusap kepala Ria. “Tadi mandinya cepat sekali, ya?”

Ria mengangguk dengan bangga. “Iya, Mbok! Ria nggak sabar mau ke sekolah!”

Maya melihat Ria yang bersemangat dan merasa senang. “Kamu siap untuk hari ini, kan? Pastikan belajar dengan baik ya!”

“Siap, Mamah! Ria mau jadi yang terbaik!” jawab Ria penuh semangat.

Mbok Atun menambahkan, “Ayo, Ria, kita siap-siap. Jangan sampai telat!”

Ria mengangguk dengan cepat, kemudian kembali berlari, diikuti Mbok Atun. Suasana penuh keceriaan itu membuat Maya tersenyum, merasakan betapa bahagianya memiliki keluarga yang saling mendukung.

Yona mengangkat Ria ke pelukannya, menggendongnya dengan penuh kasih. Dia mengelus pipi Ria dengan pipinya, tersenyum lebar. “Ih, adikku ini gemesin banget!” serunya dengan ceria.

Ria tertawa bahagia, merasa senang diperhatikan. “Kakak Yona, Ria mau jadi adik yang baik!”

“Pastinya! Kita sama-sama baik, ya,” jawab Yona, memeluk Ria lebih erat. “Kalau kamu baik, Kakak juga akan lebih sering menggendong mu.”

Ria menatap kakaknya dengan mata berbinar. “OK, Kak!”

Yona tertawa dan meletakkan Ria kembali ke lantai. “Sekarang, ayo kita siap-siap. Kita harus berangkat sebelum terlambat!”

Ria mengangguk semangat, dan mereka berdua berlari ke arah pintu, diiringi tawa dan keceriaan. Suasana hangat antara kakak dan adik itu membuat hari mereka semakin cerah.

Maya melihat kebahagiaan yang terpancar dari kedua anak perempuannya dan merasakan hangat di hatinya. Yona dan Ria tampak begitu akrab, saling tertawa dan bercanda. Melihat momen indah itu, Maya tidak bisa menahan senyumnya.

“Sehat-sehat terus ya, anak-anak,” pikirnya sambil mengamati mereka. Momen kecil ini membuatnya merasa bersyukur, menyadari betapa pentingnya kebersamaan dalam keluarga.

Maya kemudian melangkah mendekati mereka. “Kalian berdua, jangan lupa senyum selama di sekolah, ya! Itu yang membuat hari lebih cerah.”

Yona dan Ria mengangguk serentak, masih tersenyum lebar. “Iya, Mamah! Kita akan berusaha!” jawab Yona.

“Ria akan jadi anak yang ceria!” tambah Ria dengan semangat.

Maya merasa bangga, melihat ikatan yang kuat antara kakak dan adik. Dalam hati, dia berdoa agar kebahagiaan ini selalu menyelimuti keluarga mereka, apapun yang terjadi.

Mang Toing muncul di halaman depan, menyapa Ria dengan senyuman hangat. “Ayo, Non Ria! Kita berangkat!” katanya penuh semangat, siap mengantar ke sekolah.

Ria melompat gembira, “Yeay! Ria siap!” Dia segera berlari menghampiri Mang Toing, tangan kecilnya menggenggam erat tas sekolah.

Di sisi lain, Yona melangkah menuju mobilnya sendiri, memastikan semua sudah siap sebelum pergi ke kampus. “Hati-hati di jalan, ya, Ria!” serunya sambil melambai.

“Bye, Kak Yona!” Ria menjawab dengan ceria, merasa bersemangat untuk hari baru di sekolah.

Mang Toing membukakan pintu mobil untuk Ria, “Masuk, ya! Kita akan sampai cepat.” Ria melangkah masuk, masih penuh antusias, sementara Mang Toing mengemudikan mobil dengan penuh perhatian. Suasana di menjelang siang yang cerah ini memberi energi positif bagi mereka semua.

1
Delita bae
salam kenal 👋jika berkenan mampir juga😇🙏
Delita bae: sip mangat ya😁🙏
neerxlight: salam kenal juga kak
total 2 replies
arfan
semangat up terus bos
neerxlight: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!