Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Tiga Puluh
Sekian lama mencari dan bahkan sudah mengerahkan mata-mata dan para bodyguard, tidak juga menemukan Bintang. Marley sangat marah, ia menghajar lima bodyguard sampai babak belur karna tidak bisa menemukan Bintang.
“Cari dia!!”
Suara Marley menggelegar diruangan kerja nya, membuat para bodyguard langsung melanjutkan tugas nya. Karena tidak mau terkena amukan dari Marley lagi, dan Alga hanya diam sambil menunggu telpon dari mata-mata yang mungkin bisa menemukan Bintang.
“Dia sangat kecil, tidak tahu apa-apa. Aku takut terjadi sesuatu yang buruk pada nya..” Ucap Marley, ia terduduk di kursi kerja nya dengan raut wajah yang tidak bisa di katakan seperti apa.
Pandangan Marley jauh memandang ke jendela besar yang memperlihatkan keramaian kota Jakarta, ia menyesal telah mengabaikan Bintang. Kehilangan Bintang adalah hal yang paling ditakutkan oleh nya, dan Marley baru menyadari itu.
Tiba-tiba ponsel Alga berbunyi, salah satu mata-mata menelpon nya.
“tuan, kami telah menemukan nona Bintang. Aku akan mengirim kan lokasi nya, kami pastikan nona Bintang tidak akan kemana-mana.”
Alga lega mendengar nya, ia langsung mematikan panggilan itu sepihak.
Seperti nya Marley tidak mendengar apa yang dikatakan mata-mata kepada Alga, ia terlalu fokus memikirkan kesalahan dan kejadian buruk yang ia takutkan terjadi pada Bintang.
“Tuan muda, nona muda sudah ketemu. Ayo kita temui dia..”
Marley langsung bangkit, ia dan Alga langsung berlari. Tidak ada yang dipikirkan Marley kali ini, selain segera menemukan Bintang dan membawa nya pulang.
Sementara itu, Bintang sedang asyik berjualan bunga mawar. Ia berkeliling kala lampu merah mulai menyala, menawarkan bunga nya kepada orang-orang.
Bintang diajari oleh bocah perempuan itu, ternyata pekerjaan yang sangat mudah.
“Bunga nya, ibu. Seger-seger loh..” Tawar nya, ibu itu tidak mau membeli bunga mawar nya.
Bintang tidak putus asa, ia terus menawarkan bunga nya kepada orang orang. Hingga ada juga yang membeli hingga seluruh bunga yang ia punya habis, dan kini menjual bunga yang kedua.
Karna kelelahan dan cahaya terik matahari membuat Bintang lemas, ia duduk di bangku yang ada di Taman sambil meminum minuman dingin yang ia beli tadi. Sekarang Bintang sedang memikirkan tempat tidur nya, bocah tadi mengatakan kepada nya jika mereka tidur bersama-sama di depan toko.
Sambil minum Bintang menatap kearah bunga-bunga yang masih banyak, ia harus berjuang lagi agar dagangan nya habis.
“izinkan aku membeli semua bunga milik mu.” Suara itu membuat tubuh Bintang membeku, ia tahu siapa pemilik suara itu.
Bintang segera bangkit, ia membawa bunga-bunga itu lalu ingin berlari. Tapi, langkah nya terhenti kala melihat banyak pria bertubuh tegap yang menghalangi jalannya.
Gawat, Bintang sudah dijebak. Ia tidak bisa kemana-mana lagi, dan pasti nya di antara pria bertubuh tegap itu ada pria yang sangat ia kenal.
Pria tampan yang memiliki rahang tegas, mata tajam seperti mata elang dan tubuh yang jangkung. Bintang selalu kagum dengan ketampanan pria yang masih berstatus sebagai suami nya itu, pria itu telah menguasai segala isi tubuh nya dan bahkan hatinya.
“Mau kabur kemana lagi, hmm?”
Marley perlahan-lahan mendekati Bintang, dengan wajah nya yang tanpa ekspresi tapi ta tatapan matanya penuh kepada Bintang saja.
Bintang tidak perduli, ia harus lari sebelum Marley mendekatinya. Tapi, semua sia-sia. Bahkan tangan Marley sudah menggenggam tangannya erat, sekalipun Bintang berusaha melepas nya.
Karna Bintang terus memberontak, Marley menggendong Bintang bagaikan karung beras. Ia membawa nya pergi menuju mobil nya, dan membicarakan semua nya di Mansion.
Bintang memukul punggung Marley dengan sekuat tenaga, sekalipun itu tidak menyakiti Marley. “Lepasin! Aku benci kepada mu! Jangan sentuh aku!”
Bintang terus berteriak, ia tidak suka diperlakukan seperti ini.
Marley seakan tuli, dan kini sudah sampai di mobil milik Marley. Membawa Bintang masuk, dan Alga langsung menutup pintu.
Bintang tidak mau menyerah, ia berusaha membuka pintu mobil sebelum Marley masuk ke sebelahnya.
“Diam, dan tenanglah.” Suara berat yang penuh mendominasi itu tidak membuat Bintang takut, ia tidak mau hidup dalam kebodohan antara Vanya dan Marley lagi.
Karena Bintang terus berusaha membuka pintu mobil, Marley tidak ada pilihan lain. Marley membuka dasi, dan mengikat tangan Bintang kearah depan. Seperti orang yang ketahuan mencuri, membuat Bintang semakin kesal saja.
“Lepas!”
“jangan marah-marah terus, sayang. Diamlah, ikatan ini akan ku buka kala sudah sampai di Mansion.” Ucap Marley dengan nada yang sangat lembut, Bintang memalingkan wajahnya kearah jendela mobil.
Bintang kesal, ia tidak bisa lari dari pria itu. Hal yang paling ia sesali adalah, Marley selalu bisa membuatnya takluk dan tidak bisa mengatakan apapun lagi.
Karna melihat Bintang yang sudah tenang, Alga melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang. Ia juga sedikit memerhatikan Marley yang sedari tadi sibuk menatap Bintang yang enggan menatap nya, baru kali ini Alga melihat Marley seperti itu.
Marley merapikan rambut Bintang yang berantakan, tidak rapi dan acak-acakan. Bintang mengambil pita yang ada di dashboard mobil, pita milik Sarah dulu.
Dengan telaten Marley mengikat rambut Bintang, rambut hitam legam yang sedikit ikal. Bintang tidak memberontak, ia hanya diam menatap jalanan. Kala rambut itu terikat rapi, leher jenjang Bintang terlihat dengan sangat indah.
Tidak ada yang menghiasi di leher indah itu, Marley belum membelikan kalung indah untuk Bintang. Ia tidak mengingat nya, Marley berniat akan membelikan nya besok.
Tanpa diketahui oleh Marley, Bintang tersenyum tipis dengan perlakuan nya. Karna Marley seperti sangat menyayangi nya, membuat hati mungil Bintang menjadi bahagia. Tapi, Tiba-tiba saja Bintang teringat dengan Vanya.
“Ini hanya tipuan saja, sebuah tindakan untuk membodohi ku. Sadarlah,Marley adalah cassanova.” Gumam Bintang didalam hati.