Berkali-kali Dania memberikan pemahaman pada suaminya Alex agar hidup mandiri dan tinggal berpisah dari sang mertua,namun Alex tak pernah menghiraukannya. Sang suami enggan untuk meninggalkan kedua orang tuanya yang selalu memanjakannya dalam hal keuangan. Meskipun Alex telah bekerja,namun sang ibu masih sering memberinya uang apabila Alex membutuhkan. Hal inilah yang membuat Alex enggan tinggal berjauhan dari sang ibu tanpa memperdulikan nasib Dania yang mendapat perlakuan tak adil dari ibunya.
Hingga pada akhirnya Dania berontak karena sudah benar-benar merasa muak dengan semua hal tak adil yang diterimanya selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kinly Secret, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dania Tak Mudah Ditaklukkan
"ku ucapkan selamat datang di rumah ini ya Sania,semoga betah dengan semua keseruan yang ada di sini." Ujar Dania sambil tersenyum licik.
Mendengar perkataan kakak madunya,Sania yang paham jika disindir tentu saja langsung membalasnya.
"Tentu saja Mbak,apalagi aku juga adalah istri Mas Alex. Dan ada Bela yang harus mendapatkan kasih sayang yang lebih,jadi aku pasti sangat betah di sini. Rumah ini sangat cocok untuk tumbuh kembang Bela." Sania dengan sengaja membahas tentang Bela agar kakak madunya itu merasa sakit hati karena belum melahirkan anak sama seperti dirinya.
"Benar. kamu harus fokus mengurus Bela karena masih sangat membutuhkan kasih sayang. Tidak seperti diri ku yang masih bebas untuk melakukan apapun yang aku mau." Balas Dania tak mau kalah. Dengan sengaja,ia pun menjelaskan betapa senangnya belum memiliki anak karena tak ada yang bisa mengekangnya.
Sania begitu geram mendapat balasan tak terduga dari kakak madunya itu. Tanpa sadar ia pun membenarkan perkataan Dania. Selama ini waktunya banyak tersita mengurus Bela sang anak,sehingga terkadang harus merasakan kurang tidur dan tak banyak waktu untuk mengurus diri. Apalagi ketika Bela sakit,bisa semalaman Sania tak bisa tidur. Begitu pula dengan uang yang didapatkannya dari sang suami,sering ia harus mengalah demi membeli kebutuhan Bela dari pada kebutuhannya.
Melihat menantu kesayangannya terdiam dan tampak marah,Bu Linda tak tinggal diam. Ia pun berkata sambil memandang remeh pada Dania,dengan niat membela menantu barunya.
"Tak memiliki anak memang mengasikkan dan banyak waktu untuk bersenang-senang. Tapi apa gunanya semua itu kalau suami menginginkan anak tapi tak mampu diwujudkan. Wanita akan sempurna setelah mendapatkan gelar ibu." Kata-kata Bu Linda sontak membuat Sania tersenyum penuh kemenangan. Ia merasa menjadi menantu pilihan dan memiliki banyak kelebihan dari Dania.
Dania menyesap coklat yang ia buat sambil tersenyum tenang. Kemudian barulah ia menjawab perkataan sang ibu mertua.
"Benar Mah. Wanita akan dikatakan sempurna ketika sudah berhasil melahirkan seorang anak. Tapi ada satu hal yang harus kita sadari. Wanita sempurna tersebut berhasil mewujudkan kesempurnaannya karena memiliki seorang suami yang juga sempurna. Jadi,jika seorang wanita tak berhasil menjadi sempurna,belum tentu karena dirinya yang tak bisa mewujudkan itu,mungkin saja semuanya itu terjadi karena ia memiliki suami yang tak sempurna."
"Banyak ngomong kamu. Ribet banget. Sania,istirahat saja dulu di kamarmu. Kasihan kamu capek banget kan baru pindahan."Bu Linda yang tak bisa lagi mencerna perkataan Dania menjadi marah dan menyuruh menantu barunya untuk istirahat. Ia tak ingin perdebatan mereka semakin panjang. Diakuinya Dania sangat cerdas sehingga dirinya tak bisa mengimbangi kemampuan menantu yang sangat dibencinya itu.
"Baik Mah. Mbak,aku pamit istirahat dulu." Pamit Sania pada kakak madunya. Dania hanya tersenyum dan menganggukkan kepala. Akhirnya ketiga wanita itu bubar dan tak lagi berdebat. Dalam hati Dania tertawa senang,tanpa sengaja akhirnya ia bisa mengetahui karakter dan kemampuan adik madunya.
"Hah,aku pikir dia wanita berotak. Ternyata tidak. Dirinya hanya bermodalkan ambisi. Wajahnya juga tak cantik-cantik amat. Entah apa yang dilihat Mas Alex dan keluarganya dari wanita itu." Cibir Dania dalam hati. Bukan maksud dirinya merendahkan sesama wanita. Namun kenyataannya seperti itu. Dari sisi mana pun ia jauh memiliki banyak kelebihan dari Sania.
Tak ingin banyak membuang waktu dan pikirannya pada penghuni baru di rumah itu,Dania kembali melanjutkan rutinitasnya untuk membaca Novel. Kali ini ia tidak menulis karena selain ingin bersantai,dirinya pun ingin menambah kosakata yang dimiliki.
Saat sedang bersantai,tiba-tiba pintu kamar dibuka. Alex masuk dengan tubuh dipenuhi keringat. Terlihat sekali sangat kelelahan. Pria itu kemudian bergegas masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Dania yang melihat itu hanya diam dan terus melanjutkan aktivitas membacanya.
Sedangkan Alex,sambil mengguyur tubuhnya dengan air dingin,merasa takjub dengan sikap yang ditunjukkan oleh sang istri.
"Memang benar,ia tak perduli dengan apapun yang terjadi saat ini. Bahkan Sania dan Bela pun tak mampu membuatnya cemburu ataupun sakit hati. Wanita yang unik. Aku jadi tertantang untuk membuatnya kembali perhatian seperti dulu lagi." Gumam Alex dalam hati.
"Astaga,ada apa dengan diriku ini ? Kenapa tiba-tiba jadi bersemangat jika memikirkan Dania ? Bukankah aku tak pernah mencintainya ?" Alex tiba-tiba tersadar dari pikirannya yang tak biasa. Ia merasa malu dengan apa yang telah dipikirkannya.
Beberapa menit kemudian,Alex telah selesai dengan aktivitas mandinya. Ia pun segera berganti pakaian. Ia berniat mengajak Sania dan Bela beserta ibunya makan malam. Sebelum keluar dari kamar,ia sempat mewanti-wanti sang istri pertama.
"Dania,aku ingin keluar bersama Sania dan Bela serta ibu untuk makan malam. Ingat,kamu tak boleh ke mana-mana."
"Kenapa tak boleh keluar ? Aku butuh makan. Sedangkan kamu boleh keluar ke mana saja yang kamu mau." Jawab Dania terlihat kesal.
"Maksud ku ke tempat yang jauh dan tak penting. Kalau ingin membeli makanan silahkan. Gitu aja kamu sewot." Gerutu Alex tak kalah kesal. Dirinya begitu dongkol dengan sikap Dania yang semakin hari,semakin berani padanya.
"Ya udah sana,kamu tak perlu kuatir. Aku bukan wanita yang suka menggoda pria beristri. Apalagi menjadi istri kedua pria tersebut." Balas Dania sambil berpura-pura sedang membaca. Dirinya memang sengaja menyindir sang suami.
"Ada apa dengan mu ? Kenapa perkataan mu ngelantur ke mana-mana?"
"Lupakan saja. Sana berangkat. Nanti dipanggil sama ibu." Usir Dania. Dalam hati ia sangat kesal pada Alex yang menurutnya tak juga memikirkan dirinya. Padahal sebenarnya dirinyalah sang istri sah yang paling berhak atas semua apa yang ia miliki. Namun kenyataannya saat ini Dania yang harus dikorbankan.
Alex keluar dari kamar tanpa mau bicara lagi. Saat ini pikiran pria itu telah dipenuhi oleh anak dan istri mudanya.
"Luar biasa memang suami ku itu. Tanpa basa-basi membawa wanita lain dihadapan ku. Dia pikir aku patung tak berperasaan ? Sedikitpun ia tak menghargai keberadaan ku." Gerutu Dania dan kembali lagi fokus pada Novel yang dibacanya.
Sementara itu Alex bersama anak dan istri mudanya beserta sang ibu,makan disebuah restoran tanpa ada seorang pun yang memperdulikan Dania di rumah. Sania begitu senang karena kebahagiaannya tak terusik oleh keberadaan kakak madunya. Ia pun larut dalam kesenangan semu yang entah sampai kapan akan bertahan pada dirinya yang dengan kejam merampas dari seorang wanita yang selama ini sudah sangat berbakti pada suami dan keluarganya.