Aluna mencintai Erik pada pandangan pertama. Pada pria yang berprofesi sebagai asisten pribadi kakak iparnya tanpa peduli pria itu sudah memiliki seorang tunangan. Terlebih tunangan Erik adalah wanita yang telah menjadi orang ketiga dalam hubungannya dengan mantan tunangannya dulu yang bernama, Nick.
Rasa cinta dan dendam yang dirasakan Aluna, membuat wanita itu bertekad untuk merebut Erik.
Dengan kecerdikan dan sifat manipulatifnya ia berhasil merebut Erik, dan menjadikan pria itu sebagai suami sekaligus asisten pribadinya.
Bagaimana kisah rumah tangga Aluna dan Erik? Apakah akan berlangsung selamanya ataukah kandas?
Erik yang masih mencintai tunangannya, akankah bertekuk lutut pada Aluna? Atau sebaliknya, Aluna akan lelah berjuang dan melepaskan Erik?
Follow
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
"Kau serius ingin menikah dengan Erik?" tanya Alana dengan tak percaya.
Karena ia tahu betul Erik sudah memiliki seorang tunangan, jadi Alana tidak akan setuju dengan rencana pernikahan saudara kembarnya tersebut. Terlebih yang disampaikan adiknya itu begitu mendadak, membuat ia curiga jika Aluna telah melakukan sesuatu yang mengerikan pada Erik, sampai pria itu bersedia menikahi Aluna.
"Bukankah Erik, —"
"Kak..." Aluna menatap tajam pada Alana, lalu di detik berikutnya tatapan tajam itu berubah menjadi tatapan memohon.
"Erik kenapa? Memangnya siapa dia?" tanya Daisy dengan penuh keinginan tahuan, karena ia tidak mengenal bahkan baru mendengar nama Erik.
"Erik itu mantan asisten pribadi Kak Sky," jawab Aluna.
Ia menjelaskan jika pria yang akan menjadi suaminya itu akan bekerja sebagai asisten pribadinya, sekaligus mengelola hotel miliknya bersama-sama.
"Ah, syukurlah. Mom pikir calon suami itu sudah memiliki istri dan kau jadi pelakor." Daisy mengusap dada dengan perasaan lega.
"Tentu saja tidak Mom," sahut Aluna dengan tersenyum kaku. "Tapi calon suamiku sudah memiliki tunangan," ucapnya namun hanya dalam hati.
"Tapi sayang, apa kau sudah memikirkan semuanya dengan matang-matang?" Daisy bukannya merasa keberatan memilik calon menantu yang bukan dari kalangan atas. Tapi menjadikan suami sebagai assisten pribadi bukanlah hal yang baik.
Aluna menganggukkan kepalanya dengan penuh keyakinan. "Ayolah kalian harus merestui kami, kalau tidak ingin melihat putrimu yang cantik ini menjadi perawan tua."
Semua orang yang ada di dalam ruangan saling menatap, hingga menghela napas bersamaan.
"Baiklah kami merestui, tapi Daddy harus cari tahu dulu siapa keluarga calon suamimu itu. Katakan siapa nama kedua orangtuanya?"
Aluna yang sempat tersenyum karena Dad Antoni mau merestui pernikahannya, kini menelan saliva dengan susah payah karena tidak bisa menjawab siapa nama kedua orang tua Erik. Jangankan nama, Aluna bahkan tidak tahu apakah Erik masih memiliki orang tua atau tidak, memiliki Kakak atau adik.
Aluna hanya mengetahui Erik sudah memiliki tunangan, dan sebentar lagi akan menikah. Selebihnya ia tidak tahu apa pun tentang Erik, karena bagi Aluna semua itu tidak penting. Bukankah yang akan menikah dengannya adalah Erik, bukan dengan keluarga atau saudara pria itu.
"Jangan katakan kau tidak tahu siapa nama keluarga calon suamimu?" tanya Antoni saat melihat Aluna diam saja.
"Itu.., aku..."
Aluna menggelengkan kepala sembari tersenyum kaku, membuat kedua orang tua dan ketiga saudara kembarnya kembali menghela napas mereka bersamaan.
"Oh my God, Aluna. Bagaimana bisa kau ingin menikah dengan pria yang tidak kau ketahui asal usulnya?"
Anthoni tidak habis pikir dengan kelakuan putri ketiganya, terlebih saat melihat wajah Aluna yang tampak santai tanpa beban.
"Kau itu sebenarnya ingin menikah? Atau hanya ingin main-main?"
"Tentu saja ingin menikah. Sudah Daddy tak perlu khawatir, calon suamiku itu pria yang baik dan pastinya dari keluarga yang baik-baik juga. Dan satu lagi, untuk acara pernikahannya cukup di tempat biasa saja. Tidak perlu mengundang siapa pun."
Setelah mengatakan hal tersebut, Aluna bergegas pergi dari ruangan. Ia bahkan sampai berlari agar tidak diinterogasi lebih dalam oleh kedua orang tuanya tentang Erik.
*
*
Tiga hari kemudian.
Erik tengah duduk di atas sofa sembari menatap tanggal yang tertera pada layar iPad miliknya. Ia tersenyum dengan perasaan lega, karena berhasil melarikan diri dan bersembunyi agar tidak menikahi wanita gila bernama Aluna Ricardo.
Ya, sejak hari dimana Erik dijebak. Pria itu memilih melarikan diri dan bersembunyi di salah satu apartemen milik sahabatnya. Tidak lupa Erik juga mematikan ponselnya agar Aluna tidak dapat melacak keberadaannya.
"Ternyata mudah juga melarikan diri dari Aluna."
Karena tadinya Erik pikir ia tidak akan berhasil melarikan diri, tapi ternyata berhasil. Karena hari ini ia bisa duduk santai menikmati pagi cerahnya, dimana seharusnya ia menikahi wanita gila itu.
"Erik, kau memang cerdas," pujinya pada diri sendiri dengan tersenyum.
Pada hal dlm cerita kamu cantik kaya lagi , ckckckckkck