Ivana sudah berlari sejauh mungkin untuk menghindari Aston Harold, namun dunia seperti begitu sempit untuk pria itu. Sampai di kehidupan Ivana yang paling terpuruk Aston tetap mampu menemukannya.
"Jadilah simpanan ku, ku pastikan hidupmu akan baik-baik saja," ucap Aston.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SSP Bab 33 - Kamu Bisa Memegang Ucapanku
Keluar dari dalam lift, Aston melangkahkan kakinya lebar menuju unit apartemennya.
Rasanya sejak kemarin dia sudah sangat mengertikan Ivana, dia banyak memberi waktu dan ruang agar ivanna bisa menikmati hidupmu sendiri.
Padahal yang Aston minta hanya satu, agar Ivana tidak berhubungan dengan Gionino. Tapi malam ini Ivana seperti mengabaikan permintaannya tersebut. Sejak acara barbeque dimulai dia tak pernah melihat Ivana sedikitpun berusaha untuk menjauhi sang sahabat.
Ivana bahkan membawa pulang bunga yang diberikan oleh Gio.
Sudah masuk ke dalam apartemen, Aston segera menuju kamar sang wanita. Mengetuk pintu kamar yang tertutup tersebut dengan tidak sabaran.
Ivana sampai dibuatnya terkejut, lalu buru-buru membuka pintu kamarnya.
Dan detik itu juga Aston langsung menerobos masuk. Menatap sekeliling kamar ini dan melihat sebuket bunga di atas ranjang Ivana, dengan kesal Dia mendekati ranjang dan mengambil bunga itu, lantas dilemparnya ke lantai dengan kuat dan dia injak.
Ivana yang terkejut Sampai menutup mulutnya menggunakan satu tangan. Memang yang Aston injak sekarang adalah bunga itu, namun Ivana merasa dirinya ikut terinjak-injak pula.
"Harus berapa kali aku mengatakan padamu agar tidak berhubungan dengan Gio? Hah? harus berapa kali aku mengatakannya agar kamu mengerti!" ucap Aston, suaranya terdengar sekali Jika merasa geram.
Sorot mata tajam dengan rahang yang nampak mengeras.
"Haruskah kita berdebat hanya karena masalah ini?" tanya Ivana pula.
"Harusnya kamu tahu, posisiku di sana tidak bisa menjauh dari Gio. Aku tidak ingin membuat keributan dan merusak suasana, Aylin dan yang lainnya juga meminta aku pulang bersama Gio, aku tidak mungkin menolak. Lagi pula di sana kamu juga hanya diam, padahal seharusnya kita tetap bisa berkomunikasi layaknya teman," timpal Ivana.
"Jangan hanya terus menyalahkan aku, sebenarnya maumu apa? kamu hanya butuh tubuhku kan? jadi Jangan bersikap berlebihan seperti ini, seolah kamu cemburu," ucap Ivana lagi.
Kalimat bertubi-tubi yang dia lontarkan membuat Aston terdiam. Menghela nafas dengan kasar, Rasanya pun tidak mungkin Jika dia merasa cemburu. Yang Aston yakini dia hanya tidak ingin wanitanya berhubungan dengan pria lain apalagi itu adalah sahabatnya sendiri.
"Ayo kita buat batasan yang jelas tentang hubungan kita, As. Aku juga lelah jika kita terus berdebat seperti ini," ucap Ivana kemudian, jadi dia terus yang bicara.
"Apa maksud mu?" tanya Aston kemudian.
"Kamu melunasi semua hutang keluargaku dan sebagai gantinya aku jadi wanita simpananmu. Sampai kapan? Apa 5 tahun cukup?" balas Ivana.
Aston malah kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut.
"Yang kamu butuhkan hanya tubuhku kan? Jadi aku mohon, jangan renggut juga hidupku. Tidak perlu ikut campur terlalu dalam dengan hidupku, yang jelas kapanpun kamu butuh tubuhku aku akan siap," tegas Ivana, benar-benar ingin memperjelas hubungan yang ada di antara mereka berdua.
Ivana tidak ingin memiliki harapan bahwa Aston mencintainya, tidak ingin berpikir bahwa mereka akan bersama selama-lamanya.
Karena hubungan ini hanyalah semu, hanya untuk mendapatkan keuntungan satu sama lain.
Dan Aston tak bisa membantah semua ucapan tersebut, karena dia sendiri juga tidak pernah menginginkan ada komitmen di antara dia dan Ivana.
"Selama aku masih menginginkanmu, Jangan pernah menjalin hubungan dengan pria lain," ucap Aston, akhirnya dia bicara setelah cukup lama terdiam.
Dan kalimat yang pertama kali dia ucapkan lagi-lagi kalimat seperti ini, hanya membahas tentang tubuh Ivana.
"Kamu bisa memegang ucapanku, As. Selama kamu belum bosan tubuhku hanya milikmu." Ivana kemudian mendekat, sampai jarak diantara mereka mungkin hanya satu langkah.
Aston lantas menarik pinggang sang wanita dan mulai mencium bibir Ivananya.
Dari ciuman itu, lantas mulai menjalar ke mana-mana. Gaun yang dikenakan Ivana jatuh ke lantai dan ranjang mulai bergoyyang.
*
*
3 bulan kemudian, Ivana akhirnya keluar dari apartemen Aston. Sudah sepakat untuk tidak mencampuri kehidupan pribadi masing-masing dan hanya bertemu ketika Aston sedang menginginkannya, Ivana putuskan untuk tinggal di sebuah kontrakan. Kecil memang, sebab sesuai dengan kemampuan.
Namun tinggal di sini rasanya lebih nyaman, sebab Ivana tinggal di lingkungan orang-orang kalangan menengah kebawah, orang-orang yang tidak mengetahui tentang masa lalunya.
Tak terasa Ivana pun telah tinggal di rumah sederhana ini selama 1 bulan.
"Ivana! Mau beli sayur tidak?!" pekik salah satu tetangga di pagi hari.
Ivana yang masih berada di dalam rumah langsung buru-buru keluar. "Tidak Bude, hari ini sepertinya lembur," jawab Ivana, yang semakin riang dan menikmati hidupnya.
Dia juga langsung menutup pintu dan menguncinya, siap untuk pergi ke kantor. Menggunakan motor matic pemberian Gionino.
Awalnya Gio ingin membelikan mobil namun Ivana tolak, jadilah dia memberikan motor tersebut.
2 bulan lalu Gio kembali menuntut tentang pernikahan pada Ivana sebab dia pastikan seluruh keluarganya akan setuju.
Namun Ivana kembali berkilah jika dia belum ingin menikah sebelum bertemu dengan kedua kakaknya.
Karena itulah sekarang mereka berteman.
Padahal alasan sebenarnya bukan tentang sang kakak, tapi tentang Aston.
"Aku pergi dulu, Bude, mari," pamit Ivana pada beberapa tetangganya yang mulai menyerbu tukang sayur keliling.
"Duh, Ivana itu cantik banget ya, andai punya anak laki-laki pasti sudah ku nikahkan dengannya," ucap seorang ibu-ibu setelah Ivana pergi cukup jauh.
"Cantik, sopan, pekerja keras lagi, sayangnya yatim piatu. Kedua orang tuanya pasti bangga melihat dia hidup gigih seperti itu," jawab yang lain.
Di tempat ini Ivana benar-benar diterima dengan baik.