Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Jaga ucapan Lo, jangan menilai kehidupan pribadi seseorang kalo Lo gak tahu apa apa." Ucap Eve tegas, matanya menatap Joe tajam.
Joe terdiam, anak anak lain juga terdiam melihat amarah yang tertahan di dalam diri Eve. Ia sangat kecewa, entah apa yang terjadi tapi, dia sangat merasa kecewa mendengar Joe yang mengucapkan kata kata kasar itu.
Agar tidak terjadi keributan, Eve pun memilih untuk pergi.
"Gak perlu di lihat, tapi hidup Lo itu beneran berantakan!"
Deg.
Ucapan Joe mampu menghentikan Eve.
"Mulut Lo tajam banget sih!" Sela Hana dengan nada kesal pada kakaknya.
Joe tidak peduli, kali ini dia ingin membuat keributan dengan gadis yang akhir akhir ini membuat dirinya sedikit kesulitan.
Eve berbalik, dengan keras melempar buku bacaannya kearah Joe sampai mengenai dada pria itu.
Bug!
"Lo yang minta yah, pria pengecut yang berlindung di balik status kepemimpinan, padahal nol besar!" Ucap Eve.
Joe tersenyum miring, ia merasa senang melihat Eve meresponnya penuh amarah.
"Kenapa, emang gue salah bicara? emang beneran, hidup Lo berantakan?"
"Stop!" Teriak Eve marah. Belum sempat dia mengeluarkan semua amarah nya tiba-tiba seseorang lebih dulu mendaratkan sebuah pukulan ke wajah Joe.
Bug!
Semua orang terkejut melihat aksi itu, tapi tidak ada yang berani bersuara.
"Jaga omongan Lo Joe, sebenci apapun Lo sama Eve, tapi gue gak suka Lo ngomong kasar gini sama cewek!" Ucap Leo setelah meninju wajah Joe.
"Ayo pergi!" Ucap Leo menarik tangan Eve keluar dari perpustakaan.
Joe terdiam, tangannya mengusap pipi nya yang sedikit membiru. Pukulan Leo lumayan kuat.
Mendengar keributan di perpustakaan, penjaga perpustakaan pun mendekati mereka. Tapi, sikap siswa siswi yang sigap langsung bertingkah seperti biasa. Sehingga penjaga itu tidak menemukan apapun.
Joe masih diam, ia masih tidak menyangka Leo akan melakukan hal ini kepadanya.
Nadia dan Tiara berbisik bisik menceritakan bahwa Leo menyukai sahabat mereka. Sedangkan Hana, ia hanya diam memikirkan bencana besar baru saja akan di mulai.
Eve menarik tangannya dari genggaman tangan Leo ketika mereka sudah berada di taman belakang sekolah.
"Lepas kak!" ucap Eve menarik tangannya.
Leo menurut, ia melepaskan tangan Eve kemudian berbalik menghadap pada gadis pujaannya.
Sebenarnya Leo akan menyembunyikan perasaan nya pada Eve. Tapi, lama kelamaan dia tidak bisa menahannya lagi. Ia tidak suka bila Eve di ejek seperti itu oleh siapapun termasuk sahabat nya sendiri.
"Maaf, gue udah kasar di depan Lo!" lirih Leo.
"Tidak apa, tapi lain kali, kakak jangan lakukan itu lagi demi gue!" peringat Eve
Leo sedikit terkejut mendengar ucapan Eve, ia memberanikan diri untuk memegang tangan Eve. Leo berniat akan menyatakan perasaannya pada Eve. Tapi, gadis itu malah cepat cepat pamit dan pergi tanpa menunggu jawaban darinya.
"Gue pergi dulu!" ucap Eve pamit dan buru buru pergi.
Eve dapat menangkap sinyal aneh dari Leo. Tapi, ia tidak mau memberinya kesempatan. Eve takut, jika ia memberi kesempatan pada Leo dan seakan memberi Leo sebuah harapan.
"Eve, gue suka sama Lo!"
Deg.
Langkah Eve seketika terhenti. Ia tidak berani berbalik, dan kemudian melanjutkan langkahnya.
"Meskipun sekarang belum, gue akan tetap menunggu sampai Lo menerima gue!"
Eve tetap melanjutkan langkahnya tanpa peduli dengan ucapan Leo yang terdengar jelas di telinganya.
Leo tersenyum tipis, setidaknya ia mulai lega setelah mengungkapkan isi hatinya pada Eve. Soal Eve menerimanya atau tidak itu urusan belakangan. Mulai sekarang ia akan berusaha mendapatkan hati Eve.
"Ternyata Lo beneran suka sama Eve!"
Deg.
Leo berbalik, ia memang terkejut tapi tidak memperlihatkan respon apapun.
Joe yang menyaksikan semuanya berjalan mendekati Leo dan berdiri tepat di hadapan Leo. Mereka hanya berjarak 2 langkah saja.
"Bagus kalo Lo udah tahu. Jadi, gue gak perlu lagi memperingati Lo untuk tidak menggangu Eve lagi. Karena, jika itu terjadi, Lo akan berhadapan sama gue!" Ucap Leo.
"Karena cewe?" tanya Joe tak habis pikir
Leo tersenyum tipis, memang sedikit lebai dan egois. Tapi, semua orang pasti akan melakukan hal yang sama jika ada di posisinya.
"Jika Lo menyukai seseorang, maka Lo bisa merasakan hal ini." balasnya lirih.
Leo melangkah dua langkah ke depan, berdiri di samping Joe dengan posisi yang sama, kemudian berbisik ke telinga Joe.
"Hubungan kita akan tetap sama, asal Lo tidak mengusik Eve. Dia akan menjadi ipar Lo!" bisik Leo.
Joe menghabiskan nafas gusar.
"Lo serius milih dia huh? pikirkan baik baik, jangan sampai karena cewe Lo jadi kek gini." balas Joe.
"Udah lah, ayo ke kantin. Gue akan tetap sama seperti biasanya asal Lo jangan menyukai Eve." ucap Leo merangkul bahu Joe.
Deg.
Suasana hangat kembali tercipta di antara mereka, tapi tetap saja ada ketegangan di hati Joe.
"Oh ayolah, jangan menyukai wanita yang gue benci Leo!" rengek Joe. Ia tetap mengikuti sahabat nya menuju ke kantin.
Selama perjalanan menuju ke kantin, Leo menceritakan pada Joe mengapa dia selama ini sering diam dan seakan menjauh.
Ternyata Leo sengaja menyembunyikan cintanya pada eve dan juga teman temannya. Ia tidak mau Eve menjadi kelemahannya nanti.
Tapi, semakin ia diam semakin tidak tenang hatinya. Karena itulah Leo memutuskan untuk mengungkapkan saja perasaannya pada Eve dan juga menceritakan pada Joe.
Sekarang barulah Leo lega, dia juga meminta agar Joe tidak macam macam pada calon iparnya.
"Oh astaga, bagaimana jika Leo tahu Eve adalah tunangan gue? bisa mati ni gue di remuk ni bocah!" pikir Joe was was. Bukan takut di pukuli, tapi Joe takut hubungan mereka bisa hancur.
Tanpa Joe dan Leo ketahui, ada seseorang yang terdiam di balik tiang. Dia mendengar semua pembicaraan mereka. Tangannya gemetaran menahan sesuatu yang mendadak terasa ngilu di dadanya.
"Kenapa harus Eve?"
Jia yah yg datengin Leo ,mau ajak sekongkol 😏😏😏
Joe juga ,udah tau Eve cwe yg dia tunggu dan cinta ,ko masih mentingin ego sih ,gga bisa lembut halus ggt sikapnya ,malah marah marah mulu 😒😒😒
Joe ,semangat yah 👍👍👍