Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memang Kenapa Nona?
"Mulai sekarang dan seterusnya kemanapun kamu pergi harus ditemani Alex." Sambung Ray.
"Termasuk kuliah bersama?" Tanya Kimberly.
"Tentu saja seperti yang kemarin aku katakan kalau kamu di antar oleh Alex. Intinya kemanapun kamu pergi harus bersama Alex." Jawab Ray dengan tegas.
'Karena jika kita selalu bersama maka tidak ada seorang pria pun yang berani mendekatimu.' Sambung Ray dalam hati.
Ray sangat takut jika Kimberly di dekati pria lain dan lama-lama jatuh cinta dengan pria itu lalu menikah. Karena itulah dirinya selalu menemani Kimberly kemanapun Kimberly pergi dan Ray berencana akan mengajak Kimberly ke perusahaan miliknya jika Kimberly berkeinginan untuk berkerja.
Kimberly yang mendengarkan ucapan Ray langsung terdiam, hingga beberapa saat kemudian Kimberly menatap ke arah Ray dengan bimbang karena takut Ray marah.
"Apakah Kak Ray tidak takut jika seandainya aku dan Kak Alex jatuh cinta?" Tanya Kimberly.
"Kenapa kamu bilang seperti itu?" Tanya Ray tanpa menjawab pertanyaan Kimberly.
'Kamu jatuh cinta dengan Alex, aku tidak masalah karena aku dan Alex adalah pria yang sama.' Sambung Ray dalam hati.
"Setiap aku pergi selalu ditemani dengan Kak Alex dan bisa saja kami jatuh cinta." Jawab Kimberly.
'Maaf, aku tidak mungkin jatuh cinta dengan Kak Alex karena aku tidak mau menyakiti perasaan Kak Ray terlebih aku sudah merasa nyaman dengan Kak Ray.' Sambung Kimberly dalam hati.
Kimberly mengatakan hal itu karena dirinya tidak terbiasa pergi bersama pria lain kecuali bersama kekasihnya. Kimberly menolak permintaan Ray tapi Ray tetap memaksanya karena itulah Kimberly memberikan alasan lain.
"Kalau itu membuatmu bahagia aku akan melepaskan mu." Ucap Ray.
"Sebelum hal itu terjadi lebih baik kemanapun aku pergi tidak bersama Kak Alex karena aku tidak mau menyakiti ataupun mengkhianati Kak Ray." Ucap Kimberly.
'Lebih baik aku pergi sendiri apalagi aku bisa bela diri.' Sambung Kimberly dalam hati.
'Kak Ray tenang saja, apapun yang terjadi aku akan selalu setia dengan Kak Ray.' Sambung Kimberly lagi dalam hati.
Ray tersenyum bahagia dengan perkataan Kimberly untuk tidak menyakiti dirinya ataupun mengkhianatinya.
"Aku percaya dengan calon istriku dan juga Alex kalau kalian berdua tidak mungkin mengkhianati diriku." Ucap Ray.
"Terima kasih Kak Ray percaya padaku tapi jujur aku tidak terbiasa pergi bersama pria lain apalagi ada beberapa orang yang mengenalku termasuk orang tua Kak Ray kalau aku akan menikah dengan Kak Ray. Tanggapan mereka padaku pasti buruk kalau aku pergi bersama Kak Alex." Ucap Kimberly memberikan alasan yang sebenarnya kenapa dirinya tidak mau pergi bersama Alex.
"Itukah alasanmu menolak pergi bersama Alex?" Tanya Ray.
"Ya." Jawab Kimberly singkat.
"Aku tidak perduli dengan tanggapan mereka dan jika ada orang yang berani berkomentar jelek tentangmu maka aku akan menghukum mereka." Ucap Ray dengan tegas.
"Kak Ray, aku mendengar dari orang-orang kalau Kak Ray sangat kejam serta Arogant. Kak Ray tidak peduli siapa yang di siksa laki - laki atau perempuan, yang Kak Ray tahu hanya menindas. Benarkah apa yang dikatakan orang lain?" Tanya Kimberly sambil menatap ke arah Ray dengan wajah kecewa dan tidak takut dengan ucapannya.
"Kimberly!" Bentak Ray untuk pertama kalinya.
Kimberly berlutut di depan Ray kemudian memegang tangan Ray lalu diarahkan ke leher Kimberly.
"Kak Ray ingin menghukum ku? Lakukanlah." Ucap Kimberly sambil menekan tangan Ray agar mencekik leher Kimberly.
Tes
Tes
Kimberly yang tidak bisa menahan air matanya akhirnya keluar juga membuat Ray menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menarik tangannya.
Grep
Bruk
Ray menarik tangan Kimberly agar Kimberly berdiri setelah berdiri barulah Ray menarik tangan Kimberly agar jatuh dipangkuan Ray lalu Ray memeluk tubuh mungilnya.
"Maaf kalau perkataanku menyakiti Kak Ray, Aku hanya ingin perkataan orang-orang itu tidak benar. Kalau pun benar Aku ingin Kak Ray berhenti melakukan hal itu." Mohon Kimberly sambil membalas pelukan Ray.
"Aku tahu karena itu Aku minta maaf kalau tadi Aku membentak mu." Ucap Ray sambil mengusap punggung Kimberly tanpa menjawab permintaan Kimberly.
'Maaf, Aku akan bersikap sangat kejam jika ada yang berani mengusikku ataupun mengusik mu.' Sambung Ray dalam hati.
Kimberly hanya menganggukkan kepalanya dan dalam hatinya berjanji untuk berusaha merubah sifat Ray. Setelah beberapa saat mereka melepaskan pelukannya kemudian Kimberly mendorong kursi roda Ray ke arah lift.
Kini mereka berada di meja makan di mana Ray sedang menunggu dirinya. Mereka makan tanpa bicara sedikitpun hingga lima belas menit kemudian mereka sudah selesai makan dan minum.
"Kimberly, kamu tunggu di sini menunggu Alex." Ucap Ray.
"Baik." Jawab Kimberly dengan singkat.
"Paman, tolong antar Aku ke kamar." Pinta Ray.
"Baik Tuan." Jawab bodyguardnya.
Bodyguard tersebut mendorong kursi roda ke arah lift sedangkan Kimberly hanya menatap kepergiaan Ray.
'Sebenarnya Aku lebih suka pergi sendiri tapi Kak Ray tetap memaksa. Membuat Aku hanya bisa pasrah dan menuruti permintaannya.' Ucap Kimberly dalam hati.
'Aku berjanji untuk bisa merubah sifat Kak Ray agar Kak Ray memiliki kepribadian baik karena sejujurnya Aku tidak suka dengan sifat sangat kejam, Arogant, suka menyiksa laki-laki ataupun perempuan selain itu suka menindas orang yang lemah.' Sambung Kimberly dalam hati.
Setelah beberapa saat terdiam, Kimberly berdiri kemudian mengambil piring - piring dan gelas kotor untuk di cuci. Hingga lima belas menit kemudian Kimberly sudah selesai mencuci bersamaan kedatangan Ray dan bodyguardnya.
"Kita berangkat sekarang?" Tanya Ray yang tidak memakai kursi roda dan melepaskan topengnya.
"Ya." Jawab Kimberly dengan singkat.
'Kenapa suaranya sama seperti suara Kak Ray?' Tanya Kimberly dalam hati sambil menatap ke arah Ray.
"Kenapa Nona menatapku?" Tanya Ray.
"Tidak apa-apa, oh ya aku ingin berpamitan dengan Kak Ray." Ucap Kimberly sambil berjalan ke arah tangga.
"Maaf Nona, Tuan Ray lagi istirahat dan tidak ingin di ganggu." Ucap Ray.
"Termasuk diriku?" Tanya Kimberly.
"Benar Nona." Jawab Ray.
"Mari saya antar ke rumah Nona Kimberly." Ajak bodyguard tersebut berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Lebih baik temani Kak Ray." Ucap Kimberly.
"Maaf Nona, Tuan Ray saat ini ingin sendiri dan tidak mau di ganggu oleh siapapun." Ucap bodyguard tersebut.
"Apa yang dikatakan Paman benar adanya jadi lebih baik kita pergi sekarang." Ucap Ray.
'Bisa gawat kalau Kimberly ke kamarku karena saat ini aku berada di sini sebagai Alex.' Sambung Ray dalam hati.
Kimberly hanya bisa menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menganggukan kepalanya tanda dirinya setuju untuk pergi sekarang, tanpa perlu berpamitan dengan Kimberly.
'Setelah pulang dari sini, Aku akan menanyakan kenapa ingin sendirian di kamarnya.' Ucap Kimberly dalam hati.
"Silakan duduk Nona." Ucap Ray sambil membuka pintu mobil belakang pengemudi.
"Terima kasih." Jawab Kimberly sambil masuk ke dalam mobil.
Ray menutup pintu mobil kemudian Ray dan bodyguardnya memutari mobilnya. Bodyguardnya duduk di kursi pengemudi sedangkan Ray duduk di kursi belakang samping Kimberly.
"Lho Kak Alex, kenapa duduk di sebelahku?" Tanya Kimberly dengan wajah terkejut.
"Memang kenapa Nona? Apakah Saya tidak pantas duduk di samping Nona?" Tanya Ray dengan wajah pura-pura sedih.
pdhl ga harus setiap dialog ada suara hati jadi feel-nya kurang