Sepasang suami istri yang saling mencintai dengan ekonomi kehidupan yang telah mapan harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa sang wanita tak mampu memberi keturunan! Hal itu membuat Beril Destia kecewa atas dirinya sendiri!
Sementara sang suami Bastian Devald juga pihak keluarganya telah begitu mengidamkan sosok malaikat kecil diantara mereka! apakah Beril akan dengan sengaja membagi belahan hatinya pada wanita lain demi seorang keturunan? atau dia justru mengundurkan diri sebagai seorang istri dan merelakan segala kenangan indah bersama sang lelaki pujaan??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bukan Gadis Yang Jahat!!
"Ayah! kenapa ayah meninggalkan Beril!?" Bastian berucap panik dalam sebuah sambungan telepon, pria tampan dengan netra hazel yang menawan itu pun terperanjat dan meninggalkan meja makan.
"Ayah terpaksa pulang karena merasakan kram di lengan sebelah kanan, Bastian! istrimu sangatlah panik!! hingga akhirnya ia menghubungi sopir dan meminta ayah untuk segera beristirahat di rumah!"
"Astaga!!! seharusnya ayah menghubungi ku lebih awal!! baiklah!! ayah jaga diri baik-baik! biar diriku yang ke rumah sakit!!" Bastian memutus sepihak sambungan telepon sebelum akhirnya kembali berdiri di hadapan Nyonya Mina juga Jessica.
"Apa yang terjadi dengan ayah, Tuan?!"
"Ayah mengalami kram pada lengan tangan kanan! dan dia tak bisa menemani Beril jadi-,"
"Kau harus beristirahat Bastian!!!" Nyonya Mina yang tiba-tiba meninggikan suara seketika membuat Jessica menatap sang ibu mertua dengan wajah cemas.
"I-ibu,"
"Diamlah Jessica!!! aku sedang berbicara dengan putraku!!"
"Bastian!!! kau juga memiliki istri yang tengah hamil!! kenapa selalu saja Beril, Beril, dan Beril yang selalu kau pikirkan??? calon buah hatimu juga membutuhkan perhatian mu, Bastian!!!!"
"Ibu, Beril sedang sakit! dan dia sendirian!! sedangkan Jessica, ada ibu disini!!"
"Tuan-, aku! juga ingin menghabiskan malam bersama mu, bayi kita sama sekali tak membiarkan ku terlelap jika Tuan belum berada di kamar!" Jessica akhirnya turut bersuara dengan malu-malu.
"Kau dengar itu, Bastian??? ibu bahkan harus melangkah kesana-kemari untuk memenangkan Jessica!! sedangkan Beril!! di rumah sakit pasti juga banyak perawat bukan???"
Ibu, aku sungguh membenci sikapmu ini!!! apa benar yang dikatakan oleh ayah?? ibu mengancam Beril supaya ia mencari seorang wanita untuk ku nikahi?? astaga, Tuhan!!! ampunilah diriku!!
Bastian mendengus kesal! pria itu berkacak pinggang sebelum akhirnya menggeleng lemah serta melangkah menaiki anak tangga tanpa sepatah katapun!
****
Denting jam dinding di dalam ruangan menunjukkan pukul 09.00, tak adanya pergerakan antara Beril juga Heinrich membuat suasana menjadi sunyi.
Kenapa ia terus membaca majalah itu disini?? bagaimana aku bisa tidur dengan tenang jika ia terus memperhatikan serta mengawasi diriku??
Beril menghela nafas dalam, ia sengaja memejamkan mata demi menghindari beberapa pertanyaan yang agaknya telah siap menghujani dirinya.
"Jangan memaksakan diri untuk memejamkan mata jika dirimu memang belum mengantuk Nona!!"
"Heinrich!!!"
"See-, i know you so well!!!" Heinrich tersenyum simpul sebelum akhirnya beranjak dan menghampiri ranjang pasien.
"Kenapa kau kemari??" Beril berucap lirih sembari menegakkan postur duduk.
"Karena tak ada seorangpun yang menemanimu!"
Bastian-, Jessica pasti mengalami masa sulit karena hormon kehamilan nya! tak apa, aku memahami hal itu,
Beril yang terdiam hening membuat Heinrich memilih untuk menggenggam jemari sang wanita.
"Bisa aku menanyakan sesuatu padamu?"
"Heinrich-,"
"Tak apa! tak ada yang melihat kita!"
"Kau tahu kan-, aku sangat mencintai Bastian!!"
"Dan kau juga tahu bahwa-, aku sangat mencintaimu! perasaan ini sama sekali tak berubah dari dulu! diriku bahkan bisa menemukan mu kembali meski telah sangat terlambat!" perkataan Heinrich tak kalah lembut, ia bahkan mencium tangan Beril dengan seutas senyum.
Kenapa Heinrich jadi seperti ini? bagaimana caraku untuk membuat nya pergi??
"Heinrich!! aku sungguh tak memiliki perasaan apapun padamu! dari dulu-, aku hanya menganggap mu sebagai seorang sahabat!!"
"Sahabat macam apa yang saling bertukar air liur saat kita masih duduk di bangku secondary school??"
"Itu hanya sebuah kesalahpahaman!! karena kita menenggak alkohol!! aku mohon! jangan membahas masa lalu!" Beril menarik paksa tangannya dari genggaman sang dokter.
"Kenapa??"
"Karena-, ada begitu banyak kesakitan disana! aku tak ingin mengingat nya! aku-, bukan gadis yang jahat!! aku juga tak menginginkan apapun dari para orang-orang kaya!" Beril tertunduk-, buliran air mata kembali terjun begitu saja saat relung hatinya terasa perih tersayat.
Meski hidupku tak berjalan baik saat ini! tapi setidaknya-, aku bisa terlepas dari pandangan buruk orang-orang yang membenciku!!
"Beril ...,"
"Pergilah Heinrich!!! aku mohon!! aku ingin sendiri!! aku tak ingin bergantung pada siapapun lagi!"
"Aku minta maaf," telapak tangan lebar itu kembali mengusap pipi Beril dengan lembut, "datanglah padaku jika dirimu membutuhkan seseorang untuk bersandar atau bertukar cerita!"
Langkah kaki Heinrich yang tak lagi terdengar serta pintu ruangan yang tertutup sempurna seketika membuat Beril kembali tenggelam dalam lamunan.
Bastian Devald-, aku hanya memiliki mu! tapi kenapa? kenapa diriku juga harus merelakan mu untuk Jessica?? aku sungguh tak memiliki pendirian bukan?? semua ini karena kesalahan ku! bagaimana caraku memperbaiki semuanya? gadis yatim piatu yang tak memiliki siapapun ini-, dia sungguh membutuhkan mu Bastian!! hanya dirimu lah rumah ternyaman baginya! kemana lagi gadis ini harus pergi jika ia merelakanmu untuk hidup bahagia bersama Jessica juga calon buah hatimu kelak??