Ayana Yunita, wanita berusia 32 tahun dan sudah menjadi janda sejak 3 tahun lalu. Dia terpaksa menikahi pria yang 5 tahun lebih muda darinya dan juga dipaksa merahasiakan pernikahan itu. Karena pria yang menjadi suaminya itu malu memiliki istri seorang janda dan sudah berumur.
Namun, pesona Ayana mampu menggetarkan hati Handi sejak awal pertama melihat Ayana. Handi juga sudah menyukai Ayana jauh sebelum Ayana menjanda. Dan setelah tahu Ayana menjada, Handi pun bertekad untuk mendapatkan hati Ayana. Dia bahkan menyediakan waktu 24/7 untuk Ayana.
Mampukah Ayana bertahan dengan suami rahasianya?
Atau, Ayana malah berpaling pada Handi yang begitu baik dan tulus menyukainya?
Saksikan kisahnya dalam serial novel :
((SEBENARNYA AKU ISTRI DIA))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RahmaYesi.614, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
Siang ini Irma mengunjungi Star Resto milik Via Ehsan, Putrinya. Berhubung perut lapar, jadi dia langsung pesan makanan untuk makan siang.
"Selamat menikmati makan siangnya, Nyonya Irma Ehsan." Ucap Via sambil meletakkan sepiring steik ayam hidangan utama di resto miliknya itu.
"Thank you, sayang." Balas Irma.
Setelah meletakkan makan siang di meja tempat Mamanya duduk, bukannya kembali lagi kedapur, Via malah ikut duduk untuk menemani Mamanya.
"Tumben Mama makan siang di luar? Memangnya Papa kemana, Ma?" Tanya Via heran.
Memang tidak biasanya, Irma makan siang diluar sejak Ehsan pensiun dari mengurus perusahaan.
"Papa ke Bandung." Jawabnya yang sudah mulai menyantap makan siangnya.
"Ngapain ke Bandung?"
"Mau reuni sama teman lama katanya."
"Mama nggak diajak?"
"Diajak kok. Cuma Mama malas aja. Tadi, rencananya mama mau ngajakin Ayana makan siang di sini. Sekalian, mau ngajak Ayana shoping mumpung libur kerja." Jelasnya.
"Trus, Ayananya mana?" Via celingukan memperhatikan keberadaan Ayana.
"Dia nggak ada. Farraz mengirimnya ke Singapur, untuk menggantikannya mengurus proyek disana." Tuturnya merasa kesal pada Farraz.
Via menggangguk saja sebagai respon dari penuturan Mamanya.
"Ayana sesempurna itu ya, Ma. Sampai Mama dan Papa sangat menyukainya?" Tanya Via penasaran.
"Menurut Mama dia sangat sempurna. Tapi, dimata Farraz, Ayana tidak sempurna karena dia sudah janda dan usianya yang terpaut jauh lebih tua dari Farraz." Ujarnya.
"Modelan Farraz harus di kasih lihat dengan jelas kesempurnaan Ayana, Ma. Dia modelan pria yang hanya mengincar satu hal dari wanita." Tutur Via mengenai adik bungsunya itu.
"Mengincar apa?" Tanya Irma penasaran.
"Perawan." Ucapnya santai.
"Perawan? Apa dia sama seperti Fikri? Suka menghancurkan wanita, merenggut mahkota wanita?"
Irma merasa khawatir, putra bungsunya malah memiliki sifat yang sama dengan putra sulungnya.
"Tidak, Ma. Bukan seperti itu yang aku maksud."
"Lalu, apa?" Memaksa Via agar cepat menjelaskan padanya.
"Maksudnya, Farraz itu hanya akan menikahi wanita yang masih gadis, Ma. Itu karena, Farraz merasa mati matian menjaga keperjakaannya, agar bisa menikahi wanita yang masih perawan. Gitu loh, Ma." Jelasnya.
"Jadi, dia tidak bisa menerima Ayana, karena Ayana janda dan sudah tidak perawan? Gitu maksud kamu?" Tanya Irma.
"Iya, Ma. Gitu maksudku." Mengacungkan tangannya pada salah satu waiter.
"Butuh apa, mbak?" Tanya Waiter itu ramah.
"Tolong bikinkan jus mangganya dua."
"Baik, mbak."
Waiter itu segera menuju dapur untuk menyiapkan pesanan bosnya itu.
"Kasihan Ayana. Farraz pasti memperlakukannya dengan tidak baik. Apa sebaiknya Mama akhiri saja pernikahan mereka?" Ucapnya mulai mengkhawatirkan Ayana.
"Jangan dulu, Ma. Kita coba saja membuka mata Farraz lebar lebar agar dia melihat betapa beruntungnya dia mendapatkan istri seperti Ayana." Sarannya.
"Bagaimana caranya? Farraz itu sudah tergila gila sama si Elsa." Ucapnya sewot.
"Tenang saja, Ma. Aku akan bantu Mama. Tapi, beri aku waktu sampai Ayana pulang dari Singapur. Aku harus mengenal Ayana dan dekat dengannya terlebih dahulu, Ma. Takutnya, Ayana hanya pura pura menjadi wanita baik dihadapan Mama saja." Ucapnya curiga.
"Kamu itu keseringan dikhianati, makanya kamu curiga sama Ayana." Sindirnya.
Via memang sering dikhianati, itu karena dia dulunya terlalu mudah dan cepat percaya sama orang, lalu berakhir dikhianati.
"Sedia payung sebelum hujan, Ma. Dari pada terulang lagi, lebih baik selidiki lebih dahulu, dong." Ucapnya sambil tersenyum malu pada mamanya.
...🍀🍀🍀...
SINGAPUR.
Ayana baru saja selesai sholat dzuhur. Lalu, dia mulai membuka laptop untuk memeriksa beberapa file tentang proyek besar yang dipercayakan padanya dan Handi.
Drriiitt…
Handphonenya berdering. Dan rupanya, itu panggilan dari Fikri.
"Angkat nggak ya?"
Ayana merasa malas mejawab panggilan dari kakak iparnya yang terlihat aneh dan menakutkan menurutnya.
"Malas, ah." Membiarkan saja handphonenya terus berbunyi.
Sementara dirinya terus fokus menatap layar laptop miliknya. Jari jarinya juga sangat cekatan saat menekan keyboard laptop itu. Dia mencoba melupakan segala permasalahan yang sedang bertebaran didepan matanya. Dia akan mencoba memfokuskan hati dan pikirannya pada proyek ini tanpa memikirkan hal lain yang tidak berkaitan sama sekali dengan proyek ini.
Tok, tok…
"Yana, ini aku Handi!" Seru Handi dari luar kamar Ayana.
Mereka tinggak di hotel yang sama dengan kamar dan lantai yang berbeda. Kamar Ayana terletak di lantai sepuluh, sedangkan kamar Handi di lantai dua belas, dan Fikri ada di lantai dua puluh lima.
"Iya, bentar." Sahut Ayana.
Dia bergegas memakai kerudung instan panjangnya dan berlari menuju pintu.
"Ada apa Han?" Tanya Ayana saat membuka pintu.
Handi terdiam sejenak saat melihat penampilan sederhana Ayana yang tanpa make up sama sekali dan juga dengan hanya memakai kerudung instannya saja malah kelihatan lebih cantik dari biasanya.
"Ada apa, Han?" Tanya Ayana lagi, dia heran melihat Handi terdiam menatapnya.
"Oo… ee.. Aa… Ayo kita makan siang. Fikri sudah menunggu di resto hotel ini." Ajaknya, gagu.
"Tunggu bentar, aku siap siap." Ucap Ayana, sambil menutup kembali pintu kamarnya.
"Sangat cantik. Oh Ayana, hatiku semakin jatuh padamu." Ujar Handi saat Ayana sudah menutup pintu kamarnya.
Begitu Ayana kembali masuk, dia langsung memoleskan bedak ke wajahnya, tidak kupa memakai sedikit pemerah bibir agar tidak kelihatan pucat.
Ting…
Notif dihandphonenya.
"Siapa lagi kali ini?" Meraih handphone dan memeriksa pesan yang masuk barusan.
((Farraz : "Apa sudah tiba di Singapur?"))
Pesan dari Farraz.
'Kenapa bertanya? Aa ah, pasti mau menanyakan tentang proyek.' Pikirnya.
((Ayana : Sudah. Jangan khawatir soal proyek.
Saya dan pak Handi akan melakukan yang
Terbaik dan tidak akan mengecewakan anda.))
Balasnya.
Setelah membalas pesan itu, Ayana pun memasukkan handphonenya kedalam laci nakas samping tempat tidurnya. Lalu, dia meraih Ipad miliknya dan segera bergegas menemui Handi.
"Maaf, lama ya?" Merasa tidak enak karena membuat Handi lama menunggunya.
"Nggak kok, Yana. Selama apapun itu, jika kamu yang aku tunggu, maka aku tidak akan pernah bosan untuk menunggu." Ucapnya jujur.
Hanya senyum manis dibibir Ayana sebagai respon dari ucapan tulus Handi padanya.
"O iya, Han. Mas Fikri sebenarnya ada urusan apa disini?" Ayana penasaran.
"Dia itu novelis, Yana. Jadi, dia disini untuk mencari inspirasi dan juga bahan untuk penulisan novel terbarunya." Tutur Handi menjelaskan.
"Dia seorang penulis novel?" Tanya Ayana yang selama ini tidak tahu apa pekerjaan Fikri.
"Iya. Dia novelis yang terkenal dengan karyanya yang romance." Jelasnya.
'Wajar saja dia dijuluki pemain wanita. Itu pasti untuk membangun image dalam novel yang sedang ditulisnya.' Pikir Ayana mulai merasa penasaran pada kakak iparnya itu.
"Apa mungkin kamu tertarik padanya?" Tanya Handi.
"Nggak lah. Tipe pria idamanku sangat tinggi, gitu loh." Ucapnya bangga.
"Iya deh, aku percaya." Sahut Handi sedikit kecewa.
'Aku masih belum bisa masuk kehatimu, Ayana Yunita. Meski begitu, aku akan terus dan tetap mencintaimu.' Ucapnya dalam hati.
tarik nafas...
sidijah: kabuuuuurrrrrr
pdhal knyataan gak sperti itu thoorrr😭😭😭😭😭
Ganteng itu bonus,yg penting hati,sifat & sikapnya...
Sprti aq memilih suamiku🤭
Alhamdulillah mski tdk bergelimang harta tp aq d hargai & d ratukan sbg seorg istri🤲
janda selalu terdepan
😁😁😁