Sebenarnya, Aku Istri Dia

Sebenarnya, Aku Istri Dia

Bab 1 Seperti Jelangkung.

Bekerja sebagai seorang Sekretaris di perusahaan besar, sungguh sangat menggiurkan bagi sebagian orang. Karena tentunya gajinya juga besar. Tapi, tidak dengan Ayana. Setiap hari dia berencana untuk mengundurkan diri, andai saja dia tidak memikirkan tentang hutang almarhum ayahnya untuk biaya pendidikannya dulu.

"Sabar Ayana, dua tahun lagi semua hutang itu akan segera lunas." Ujarnya menyemangati dirinya sendiri.

Saat ini wanita berusia 32 tahun itu masih fokus menatap layar komputer didepannya. Tangannya dengan cekatan mengetik tombol tombol keyboard itu. Meski matanya sudah sangat lelah, tetap saja dipaksakan untuk tetap melek. Dia harus segera menyelesaikan jadwal mingguan itu malam ini juga sebelum tengah malam. Jika tidak, dia akan kehilangan gajinya bulan ini.

"Harusnya aku tidak mengacaukan jadwalnya. Kenapa semuanya jadi kacau begini." Rutuknya menyalahkan keteledorannya sendiri.

Sementara Wanita bernama lengkap Ayana Yunita itu sedang fokus pada pekerjaannya. Sayup sayup terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kearahnya.

Tap, tap, tap…

Suara langkah kaki itu semakin dekat. Tapi, Ayana sama sekali tidak menghiraukan itu. Dia terus fokus dan berharap pekerjaannya bisa diselesaikan malam ini juga. Dia sudah sangat lelah dan ingin segera pulang untuk beristirahat.

Tap, tap…

Langkah kaki itu berhenti tepat didepan meja kerja Ayana. Menyadari seseorang berada didepannya, membuat Ayana mendongak untuk melihat siapa orang itu.

"Pak Farraz!"

Ayana langsung berdiri dan sedikit menunduk untuk memberi hormat pada atasannya itu.

"Masih belum selesai juga?"

Farraz bertanya sambil menatap Ayana dengan tatapan tegas dan mengintimidasi.

"Sedikit lagi, pak Farraz." Jawabnya ragu.

"Pulanglah. Lanjutkan besok saja." Ujarnya.

Mendengar itu Ayana merasa sangat bersyukur. "Terimakasih, pak Far… Raz…" Ucapnya terputus putus, karena Bos mudanya itu sudah menghilang dari hadapannya.

"Datang tiba tiba, pergipun tiba tiba. Dasar jelangkung." Rutuk Ayana.

Lalu dia pun segera menyimpan hasil kerjanya dan membawa pulang pekerjaan yang belum selesai.

"Kenapa Farraz Ehsan selalu menyusahkan aku. Kalau memang jadwal ini bisa dikerjakan besok, kenapa tadi siang dia bilang harus diselesaikan malam ini juga. Dasar tukang siksa. Senangnya melihat orang lain menderita." Celotehnya sambil melangkah menuju lift.

Ayana pulang menggunakan mobilnya sendiri. Meski hanya mobil bekas, tapi sudah sangat membantunya untuk pulang pergi bekerja.

"Eeh, tunggu!" Dia mengingat sesuatu.

"Alamak, Handphone aku ketinggalan." Pekiknya khawatir.

Ayana kembali keruangannya untuk mengambil handphone yang tergeletak diatas meja kerjanya.

"Syukurlah, kamu tidak menghilang. Jangan suka ketinggalan lagi..." Ucap Ayana.

Dia bicara pada handphone yang sudah ada dalam genggamannya.

"Sekarang saatnya kita pulang..." Melangkah dengan riang gembira.

Kini Ayana benar benar akan pulang. Dia sudah berada di lift yang terus turun membawanya ke lantai dasar bagian belakang gedung, dimana mobilnya di parkir.

Cuit… cuit…

Suara si hijau kesayangan Ayana.

Klekk…

Ayana membuka pintu mobil dan langsung duduk nyaman disana. Dia menutup rapat pintu mobil. Sebentar dia menyandarkan punggungnya disandaran kursi mobil untuk meluruskan tulang belakang yang terasa kaku karena terlalu lama duduk didepan komputer. Dia juga memejamkan mata sejenak untuk merilekskan mata yang terasa lelah menatap layar komputer seharian.

Disaat mata Ayana mulai terpejam, ingatannya pun membawanya pada awal pertemuannya dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja saat ini.

"Selamat datang diperusahaan, nona Ayana Yunita." Sapa Direktur dengan ramah.

Sapa ramah itulah yang membuat Ayana terus berusaha menjadi karyawan lebih baik lagi setiap harinya.

"Oh, ternyata sudah hampir tujuh tahun aku bekerja disini. Dan aku masih belum bisa melunasi hutang Ayah." Gumamnya dengan mata yang masih terpejam.

Tiga tahun awal Ayana bekerja sebagai Karyawan biasa diperusahaan ini sangatlah menyenangkan. Ayana tidak pernah merasa tertekan dan lelah seperti saat sudah menjadi sekretaris langsung Direktur utama yang garang.

Bukan garang sebenarnya. Lebih tepatnya tegas dan disiplin. Maklum, dia seorang Direktur muda yang diangkat langsung oleh pemilik perusahaan ini disaat usianya masih sangat muda. Dan Ayana adalah saksi pertama keberhasilan direktur muda itu.

Tapi, selama lima tahun bekerja sebagai sekretaris Direktur utama, membuat Ayana kehilangan kebebasannya dan juga waktu liburannya. Dia harus ikut kemanapun saat direktur harus mengadakan jumpa klien di berbagai kota. Sungguh pekerjaan yang melelahkan bagi Ayana.

Sempat berpikir untuk berhenti. Tapi, dimana lagi Ayana akan mendapat pekerjaan dengan gaji yang sangat pantastis ini. Sayang sekali untuk dilewatkan. Sehingga Ayana memutuskan untuk bertahan, dengan segala keadaan yang ada.

...🍀🍀🍀...

Sebuah mobil sport memasuki perkarangan rumah yang sangat mewah dan megah. Mobil itu langsung masuk ke garasi. Sesaat kemudian pemilik mobil itu turun dari mobil kesayangannya.

"Tuan muda sudah pulang!" Seru Kokom yang datang menghampiri majikannya itu.

"Sudah, bik." Jawabnya sambil memberikan tas dan kunci mobil pada wanita separuh baya itu.

"Mobil siapa itu, bik?" Dia bertanya saat menyadari ada mobil lain yang parkir di halaman rumahnya.

"Mobil tuan Timo."

"Om Timo datang lagi?" Ujarnya tidak suka.

Lalu, dia melangkah masuk ke rumah, diikuti oleh Kokom dari belakang.

"Farraz, kamu sudah pulang, nak?" Sambut Irma senang.

"Sudah, Ma." Mencium kening mamanya itu.

"Ada Om Timo sama Putri tuh. Katanya Putri rindu berat sama kamu." Bisik Irma ditelinga putra bungsunya itu.

"Aku capek banget, Ma. Aku keatas dulu." Melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Irma kecewa melihat Farraz tidak mau menemui Putri sebentar saja.

"Putri keatas gih, sayang. Bawain sup ini ke kamar Farraz." Perintah Irma.

Awalnya Putri ragu ragu, tapi setelah mendapat izin dari papanya dan juga papanya Farraz, akhirnya diapun mau mengantarkan sup itu pada Farraz.

Beberapa saat kemudian, Putri tiba di depan pintu kamar Farraz. Dia pun mulai mengetuk pintu itu.

Tok, tok, tok…

"Siapa!" Serunya dari dalam kamar.

"Raz, ini aku Putri. Aku bawakan sup kesukaan kamu." Sahut Putri dengan suara lembutnya.

Ceklek…

Farraz membuka pintu itu, dilihatnya Putri berdiri memegang nampan yang berisi semangkok sup dan segelas air putih.

"Masuklah." Ajak Farraz.

Putripun masuk ke kamar itu dengan perasaan senang. Lalu dia menaruh nampan sup itu diatas nakas samping tempat tidur Farraz yang berukuran king size itu.

"Udah, kan? Keluar sana!" Ujar Farraz cuek.

Putri tidak mau menyia nyiakan kesempatan itu. Ini pertama kalinya dia masuk ke kamar Farraz Ehsan yang terkenal dingin dengan semua wanita itu.

Dia menatap kearah Farraz yang mulai membuka satu persatu kancing kemejanya. Lalu, dia melepas kemeja itu dari tubuhnya.

'Wuaahh, sungguh mempesona. Baru kali ini aku melihat tubuh seindah ini. Sungguh nikmat yang luar biasa.' Ucap Putri didalam hatinya sambil memandangi perut kotak kotak Farraz dan lengan Farraz yang sangat berotot itu.

Menyadari Putri menatap kearahnya, Farraz melangkah mendekati gadis itu.

"Apa kamu menginginkan tubuhku?" Tanya Farraz tiba tiba.

Putri terlonjak kaget. Dia pun langsung menundukkan kepalanya merasa malu. Pipinya sudah bersemu merah.

"Apa kamu menginginkan tubuhku?" Tanya Farraz lagi dengan nada agak membentak.

"Tidak. Aku hanya kagum memandang keindahan tubuhmu. Aku jadi membayangkan dan tidak sabar ingin segera menikah denganmu." Ucapnya sambil menatap wajah Farraz.

"Semua perempuan sama saja. Tidak pernah bisa tahan melihat tubuh pria yang kekar." Celoteh Farraz yang mulai melepas ikat pinggangnya.

Bukannya takut atau malu, Putri malah semakin senang dan terlihat menunggu moment saat saat Farraz melepas reslering celananya.

"Jangan bermimpi bisa menikah denganku. Aku sudah memiliki pacar." Ucap Farraz sambil melepas resleting celananya dihadapan putri tanpa malu.

Mendengar pengakuan Farraz, membuat hati Putri merasa sedih. Rupanya Farraz masih juga belum bisa menerina dirinya. Putri benar benar merasa sedih. Dia pun keluar dari kamar Farraz dan langsung mengajak Papanya untuk segera pulang.

BANTU AUTHOR!!

LIKE, KOMEN DAN JUGA FAV CERITA INI. 😍😄

AGAR THOR LEBIH SEMANGAT LAGI UNTUK RAJIN UP.👌💪

TERIMAKASIH.🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ketawang

Ketawang

Baru mampir d pghujung th 2023...
smoga menariiikkkk

2023-12-20

1

Nurliana Saragih

Nurliana Saragih

Aduh,,,waras sedikit kenapa Faras?!
Baru Bab Pertama dah di suguhin buka resleting celana!!!
🤭🤭🤭

2022-12-06

1

Fay

Fay

mampir baca thor

2022-11-12

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Seperti Jelangkung.
2 Bab 2 Janda Mes um.
3 Bab 3 Black Card.
4 Bab 4 Memilih gaun pesta.
5 Bab 5 Gaun Mama.
6 Bab 6 Jebakan
7 Bab 7 Syarat Menikah.
8 Bab 8 Menikah (Sah)
9 Bab 9 Disangka Pocong
10 Bab 10 Sebenci itukah?
11 Bab 11 Profesionalitas
12 Bab 12 Pertikaian
13 Bab 13 Gombalan Handi
14 Bab 14 Rasa Sakit.
15 Bab 15 Membohongi Mama
16 Bab 16 Harus 'Dara'
17 Bab 17 Hari yang sibuk.
18 Bab 18 Rekan Kerja.
19 Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20 Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21 Bab 21 Tangisan Ayana
22 Bab 22 Benci atau Cemburu
23 Bab 23 'Sorry'
24 Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25 Bab 25 Bunuh diri.
26 Bab 26 Tidak bisa lebih.
27 Bab 27 Malam panas.
28 Bab 28 Rencana masa depan.
29 Bab 29 Liburan
30 Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31 Bab 31 Bukan milikku.
32 Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33 Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34 Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35 Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36 Bab 36 Aku akan bertahan.
37 Bab 37 Bocah tengik.
38 Bab 38 Ternyata...
39 Bab 39 Mulai perhatian.
40 Bab 40 Hanya kamu.
41 Bab 41 Kehilangan Mama.
42 Bab 42 Pemakaman.
43 Bab 43 Membujuk Ayana.
44 Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45 Bab 45 Bantuan teman lama.
46 Bab 46 Maafkan Mama.
47 Bab 47 Resto Favorit.
48 Bab 48 Menguping
49 Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50 Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51 Bab 51 Gejolak Rindu
52 Bab 52 Kamu milikku!
53 Bab 53 Hari yang sibuk.
54 Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55 Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56 Bab 56 Panas dan Nikmat.
57 Bab 57 Lagi dan lagi.
58 Bab 58 Sekretaris baru.
59 Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60 Bab 60 Perpisahan Ayana
61 Bab 61 Pesta Pernikahan
62 Bab 62 PCOS
63 Bab 63 Tidak berani bilang...
64 Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65 Bab 65 Mengubah pola pikir.
66 Bab 66 Handi calon suami Via
67 Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68 Bab 68 Menahan.
69 Bab 69 Curhatan Via
70 Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71 Bab 71 Telat 9 hari
72 Bab 72 Tes kehamilan.
73 Bab 73 Cek kandungan.
74 Bab 74 Bumil bar bar
75 Bab 75 Rayuan Ayana.
76 Bab 76 Danil dan Aria
77 Bab 77 Ikan mas.
78 Bab 78 Ngobrol santai
79 Bab 79 Ayana dan Suci
80 Bab 80 Kematian Suci
81 Bab 81 Happy together
82 Bab 82 Happy Ending.
83 Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84 Bonus (bab) Kehancuran Danil.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Bab 1 Seperti Jelangkung.
2
Bab 2 Janda Mes um.
3
Bab 3 Black Card.
4
Bab 4 Memilih gaun pesta.
5
Bab 5 Gaun Mama.
6
Bab 6 Jebakan
7
Bab 7 Syarat Menikah.
8
Bab 8 Menikah (Sah)
9
Bab 9 Disangka Pocong
10
Bab 10 Sebenci itukah?
11
Bab 11 Profesionalitas
12
Bab 12 Pertikaian
13
Bab 13 Gombalan Handi
14
Bab 14 Rasa Sakit.
15
Bab 15 Membohongi Mama
16
Bab 16 Harus 'Dara'
17
Bab 17 Hari yang sibuk.
18
Bab 18 Rekan Kerja.
19
Bab 19 Sasaran amarah Farraz 1
20
Bab 20 Sasaran amarah Farraz 2
21
Bab 21 Tangisan Ayana
22
Bab 22 Benci atau Cemburu
23
Bab 23 'Sorry'
24
Bab 24 Jadilah Sahabatku.
25
Bab 25 Bunuh diri.
26
Bab 26 Tidak bisa lebih.
27
Bab 27 Malam panas.
28
Bab 28 Rencana masa depan.
29
Bab 29 Liburan
30
Bab 30 Semakin jatuh padamu.
31
Bab 31 Bukan milikku.
32
Bab 32 Apa aku keterlaluan?
33
Bab 33 Takut, Sedih dan Terluka.
34
Bab 34 Maafkan aku, Handi.
35
Bab 35 Aku akan membunuhmu.
36
Bab 36 Aku akan bertahan.
37
Bab 37 Bocah tengik.
38
Bab 38 Ternyata...
39
Bab 39 Mulai perhatian.
40
Bab 40 Hanya kamu.
41
Bab 41 Kehilangan Mama.
42
Bab 42 Pemakaman.
43
Bab 43 Membujuk Ayana.
44
Bab 44 Bisik bisik tetangga.
45
Bab 45 Bantuan teman lama.
46
Bab 46 Maafkan Mama.
47
Bab 47 Resto Favorit.
48
Bab 48 Menguping
49
Bab 49 Ternyata, Suamiku mencintaiku.
50
Bab 50 Sebenarnya, aku istri dia.
51
Bab 51 Gejolak Rindu
52
Bab 52 Kamu milikku!
53
Bab 53 Hari yang sibuk.
54
Bab 54 Laparnya sekarang bukan nanti.
55
Bab 55 Ayam geprek sambal ijo.
56
Bab 56 Panas dan Nikmat.
57
Bab 57 Lagi dan lagi.
58
Bab 58 Sekretaris baru.
59
Bab 59 Ternyata Handi penyebabnya.
60
Bab 60 Perpisahan Ayana
61
Bab 61 Pesta Pernikahan
62
Bab 62 PCOS
63
Bab 63 Tidak berani bilang...
64
Bab 64 Pola hidup sehat (diet)
65
Bab 65 Mengubah pola pikir.
66
Bab 66 Handi calon suami Via
67
Bab 67 Pernikahan Handi & Via.
68
Bab 68 Menahan.
69
Bab 69 Curhatan Via
70
Bab 70 Malam pertama Via dan Handi
71
Bab 71 Telat 9 hari
72
Bab 72 Tes kehamilan.
73
Bab 73 Cek kandungan.
74
Bab 74 Bumil bar bar
75
Bab 75 Rayuan Ayana.
76
Bab 76 Danil dan Aria
77
Bab 77 Ikan mas.
78
Bab 78 Ngobrol santai
79
Bab 79 Ayana dan Suci
80
Bab 80 Kematian Suci
81
Bab 81 Happy together
82
Bab 82 Happy Ending.
83
Bonus (bab) Kisah Suci dan bayinya.
84
Bonus (bab) Kehancuran Danil.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!